Kisah Polisi Sukses Usaha Pupuk Organik, Gagal Raih Sarjana Pertanian Saat Kuliah
Merdeka.com - Kisah perjuangan seorang polisi di Tapanuli Utara (Taput), Sumatra Utara dimulai saat Ia ingin mewujudkan impiannya yang telah lama tertunda. Ajun Inspektur Polisi Satu, Manahasa Sihombing adalah seorang personel aktif di unit Tipikor Polres Tapanuli Utara yang sukses menerapkan terobosan pembuatan pupuk organik cair dari fermentasi kotoran kambing gembel di sela kesibukannya sebagai aparatur negara.
Ia membuat pupuk organik cair di atas area dengan luas 2 hektare lahan pertaniannya, di Desa Siborongborong II, Kecamatan Siborongborong, Taput.
"Ada saat di mana mimpi tertundamu mendapatkan kesempatan kedua untuk diwujudkan. Setidaknya, itulah yang saya alami setelah gagal menjadi sarjana pertanian dengan penguasaan ilmu pengetahuan dalam membantu petani," ujar Manahasa, dilansir dari ANTARA Minggu (5/7).
Gagal Menyelesaikan Kuliah Akibat Kendala Ekonomi
Meski gagal menyelesaikan perkuliahannya di Fakultas Pertanian Universitas Sumatra Utara pada tahun kedua di 1999 akibat keterbatasan pembiayaan orangtua, Manahasa mencoba peruntungannya dengan mengikuti pendaftaran anggota Bintara Polri yang ternyata lolos dan diterima sebagai aparatur hukum di tahun yang sama.
"Itu sepenggal kisah hingga saya menjadi seorang Bhayangkara," tuturnya.
Ingin Mewujudkan Impiannya yang Tertunda
Menekuni profesi sebagai abdi hukum ternyata mempertemukan dirinya dengan seorang akademisi Universitas Gajah Mada Yogyakarta yang mengingatkan kembali tentang impian terpendamnya untuk menggeluti bidang pertanian, serta menerapkan terobosan dalam membantu kehidupan petani pada 2016."Beliau memaparkan soal terobosan untuk pemenuhan pupuk organik bagi petani melalui fermentasi kotoran lembu. Namun karena habitat hewan tersebut tidak cocok di wilayah Tapanuli, jenis kambing gembel sebagai hasil perkawinan silang domba dan kambing, justru menjadi pilihan tepat untuk dataran tinggi Tapanuli," ujarnya.
Berhasil Membuat Pupuk Organik Cair Pada 2018
Proses fermentasi cairan urine dan feses padat kambing gembel yang dicampur sulfur, urea, dan sejumlah bahan lainnya untuk menghasilkan pupuk organik cair pun akhirnya sukses dilakukan pada 2018."Saat ini pupuk organik cair 'Bhayangkara Jaya' ini dalam proses pengurusan ijin merek, dan sudah mampu membantu ketersediaan pupuk organik bagi petani di luar Taput, seperti Tanah Karo, Dairi, Humbanghas, serta petani Taput di Kecamatan Garoga, Sipahutar, Siatasbarita, Parmonangan, dan Garoga," terangnya.
Menghasilkan 9.000 Liter Pupuk Organik Setiap Bulan
Proses fermentasi dilakukan dengan mengumpulkan cairan urien dan feses padat kambing yang dicampur sejumlah bahan dibiarkan tercampur sempurna dalam selama 30 hari.Dalam tiga wadah fermentasi yang dibangunnya, setiap wadah mampu menghasilkan 3.000 liter pupuk organik cair dalam satu bulan."Setiap bulannya, sembilan ribu liter pupuk organik cair dihasilkan dari proses fermentasi ini," jelasnya.
Dijual untuk Membantu Petani
Sementara, untuk penggunaannya, setiap satu liter pupuk organik cair hasil fermentasi akan dicampur dengan 20 liter air, dan siap untuk digunakan."Tentunya, ini akan sangat membantu petani. Setiap sepuluh liter pupuk seharga Rp50 ribu. Soal, khasiatnya untuk tanaman, bisa dibuktikan," sebutnya.
Mampu Meningkatkan Unsur Hara dalam Tanah dan Baik untuk Tanaman
Pupuk organik cair buatan Manahasa dinilai mampu meningkatkan kandungan unsur hara yang diperlukan tanaman, meningkatkan produktivitas tanaman, merangsang pertumbuhan daun, batang, dan akar, serta menyuburkan dan menggemburkan tanah, hingga tanaman jeruk di areal pertaniannya mampu berbuah tanpa terputus."Semangat saya untuk membantu para petani melalui ketersediaan pupuk organik. Mari bertani kembali ke alam, dari alam, untuk alam, oleh alam," tukasnya.
(mdk/far)Cobain For You Page (FYP) Yang kamu suka ada di sini,
lihat isinya
Dulu Jualan di Kaki Lima, Kini Eks Pegawai BUMN Ini Sukses Punya Pabrik Kerupuk Kulit, Omzet Rp700 Juta Perbulan
Kisah pengusaha kerupuk kulit yang memulai bisnis dengan berjualan di pinggir jalan hingga dapat omzet ratusan juta.
Baca SelengkapnyaBanyak Warga Buang Sampah di Pinggir Sungai, Pria Rembang Ciptakan Alat Pemusnah Sampah Ini
Hasil pembakaran sampah itu bisa dimanfaatkan sebagai pupuk, sementara asapnya bisa disuling menjadi pupuk cair.
Baca SelengkapnyaProses Pembuatan Tapai Singkong yang Sederhana, Ketahui Manfaatnya
Tapai adalah penganan dan makanan tradisional yang dibuat dari proses fermentasi. Proses pembuatannya pun tidak terlalu sulit dan bisa Anda coba di rumah.
Baca Selengkapnyavideo untuk kamu.
Polisi Baku Tembak dengan Pencuri Sawit di OKI, 1 Orang Tewas dan 2 Luka-Luka
Baku tembak terjadi antara polisi dan pencuri sawit di Ogan Komering Ilir (OKI).
Baca SelengkapnyaDijanjikan Upah Rp135 Juta, Kurir Sabu 15 Kilogram Ditangkap Polisi saat Nunggu Jemputan Rekan
Pelaku terancam hukuman penjara seumur hidup atau mati akibat perbuatannya.
Baca SelengkapnyaJual Ikan Cupang Sering Diremehkan, Berkat Kerja Keras Pria Ini Jadi Anggota Polri dan Kawal RI 42
Sering mendapat cemoohan, penjual ikan cupang ini akhirnya berhasil menjadi anggota polisi.
Baca SelengkapnyaPemprov Kaltim Pacu Produksi Pisang untuk Pasar Internasional
Pemprov Kaltim terus berupaya memacu peningkatan dan pengembangan produksi komoditas pisang di daerah.
Baca SelengkapnyaMelawan, Bandar Coba Tabrak Polisi Pakai Mobil Berujung Didor & Ditangkap, 10 kg Sabu Disita
Dari kasus ini polisi juga mendalami informasi peredaran sabu di salah satu lapas di Sumatera Utara.
Baca SelengkapnyaTak Selalu Menarik, Inilah Ancaman Menggunakan Kuku Palsu
Bahan kimia yang digunakan dalam pembuatan kuku palsu dapat menyebabkan beberapa masalah kesehatan, seperti kuku menjadi rusak, risiko infeksi, & reaksi alergi.
Baca Selengkapnya