Kisah Pilu Lockdown di India, Jutaan Warga Terlantar dan Kelaparan
Merdeka.com - Salah satu negara dengan kepadatan penduduk tertinggi di dunia, India, mengumumkan lockdownselama 21 hari. Lockdowndi India berguna untuk menekan penyebaran virus Corona yang semakin meluas.
Kebijakan ini ditetapkan oleh Perdana Menteri India, Narendra Modi terhitung pada 24 Maret 2020 lalu. Namun, kebijakan ini menimbulkan kontroversi bagi 74 juta lebih penduduknya. Mengapa? Berikut ulasannya yang telah merdeka.com rangkum dari berbagai sumber, Rabu (1/4/2020).
Menyusahkan Rakyat Kecil
sciencemag.org
Seperenam penduduk di India berada di tingkat ekonomi yang rendah. Mereka hidup di pemukiman sempit dan kumuh, sehingga tidak memungkinkan mengikuti anjuran Modi untuk saling menjaga jarak.
Dilansir dari sciencemag.org, negara terpadat penduduk kedua di dunia ini memiliki sejumlah besar orang miskin yang hidup dalam kondisi padat, pola hidup tidak bersih dan infrastruktur kesehatan yang kurang memadai. Rumah Sakit di India hanya memiliki rataan 0,7 tempat tidur per 1000 orang.
Jauh dibanding Italia yang menyentuh angka 3,4 dan 2,9 untuk Amerika Serikat. Selain itu, rumah sakit di India juga memiliki kurang dari 50.000 ventilator.
Menyusahkan Pekerja Migran
Kebijakan lockdown India berimbas kepada negara-negara tetangga. Ketika Modi mengumumkan lockdown, perbatasan negara langsung ditutup. Pekerja migran yang menggunakan moda transportasi bus dan kereta api setiap harinya, berpotensi membawa virus ke pedesaan. Ketika transportasi tidak beroperasi, banyak keluarga di New Delhi dan kota besar lainnya yang harus berjalan kaki untuk mudik. Bahkan satu orang tewas karena kelelahan berjalan kaki sejauh 200 km untuk pulang ke kampung halaman.
Organisasi Buruh Internasioinal (ILO) mengungkapkan bahwa dalam sehari pekerja migran di India rata-rata menghasilkan 138 hingga 149 rupee (atau sekitar Rp 30 ribu hingga Rp 90 ribu). Kebijakan lockdown ini membuat para buruh tidak mendapat hak mereka karena bisnis dan usaha tutup.
Kebijakan Paket Ekonomi
Pemerintah India mengumumkan adanya paket ekonomi hampir 23 miliar dollar pada tanggal 26 Maret kemarin untuk membantu warga miskin. Jumlah tersebut dengan rincian tabung gas gratis, biji-bijian, pulsa, transfer uang tunai 6,65 dolar per bulan kepada sekitar 200 juta wanita selama 3 bulan ke depan. Namun, hal ini dinilai oleh beberapa pengamat terlalu sedikit dan tidak sebanding dengan jumlah warga miskin di India.
Selain kebijakan tersebut, pemerintah India juga mengumumkan langkah lain menghadapi pandemi virus Corona. Paket senilai 2 miliar dollar dikeluarkan untuk membeli peralatan pelindung bagi tenaga medis, memperluas fasilitas pengujian dan melatih pekerja perawat di pelosok negeri.
Pemerintah juga mengimpor 10.000 ventilator dari China dan tambahan 30.000 lagi dari perusahaan domestik. Bahkan, rumah sakit swasta juga menyisihkan bangsal dan pihak berwenang telah memberikan tenaga darurat kepada tentara untuk mendirikan fasilitas karantina.
Jumlah pasien positif Covid-19 di India sebanyak 1.024 korban, 27 di antaranya meninggal dunia. Bahkan, satu orang warga di perkampungan kumuh India positif terkena virus Corona.
(mdk/dim)Cobain For You Page (FYP) Yang kamu suka ada di sini,
lihat isinya
Sejarah 2 Maret: Kasus Pertama Virus Covid-19 di Indonesia
Pada tanggal 2 Maret 2020, Indonesia melaporkan kasus pertama virus Covid-19, menandai awal dari pandemi yang memengaruhi seluruh masyarakat.
Baca SelengkapnyaPenyebab Selesma dan Gejalanya yang Perlu Diwaspadai, Kenali Cara Mencegahnya
Selesma adalah infeksi virus yang menyerang saluran pernapasan bagian atas, seperti hidung dan tenggorokan.
Baca SelengkapnyaIndia Lepaskan Merpati yang Dituding Jadi Mata-Mata China, Di Sayapnya Ada Tulisan
India Lepaskan Merpati yang Dituding Jadi Mata-Mata China, Di Sayapnya Ada Tulisan
Baca Selengkapnyavideo untuk kamu.
Cara Mencegah Penularan Virus Nipah, Kenali Gejalanya
Infeksi virus Nipah dapat dicegah dengan menghindari paparan terhadap babi dan kelelawar serta menerapkan kebiasaan bersih.
Baca SelengkapnyaJokowi ke Menkes soal Kasus Covid-19: Amati Betul Secara Detail Perkembangannya Seperti Apa
Informasi Jokowi terima dari Menkes, kasus Covid-19 masih dalam kondisi yang baik meski memang ada kenaikan.
Baca SelengkapnyaMenkes Budi: Kasus Covid-19 di Indonesia Jelang Natal dan Tahun Baru 2024 Tak Mengkhawatirkan
Budi juga menganjurkan masyarakat untuk kembali menggunakan masker saat mengakses tempat-tempat yang rawan.
Baca SelengkapnyaWNI di Jepang Meninggal Dunia Akibat Covid-19
Warga negara Indonesia (WNI) berinisial SAP yang melewati izin tinggal (overstay) meninggal dunia di Rumah Sakit Sano Ishikai, Tochigi, Kamis (25/1).
Baca SelengkapnyaKasus Covid-19 Muncul lagi, Sekda Jateng Sebut yang Terpapar Karena Belum Booster
Terkait mobilisasi orang yang banyak berpotensi terjadi pada liburan Natal dan Tahun Baru, pemerintah belum mengeluarkan kebijakan pembatasan perjalanan.
Baca SelengkapnyaPasca Pandemi Covid-19, Penempatan Pekerja Migran Terus Meningkat
Pemerintah akui penempatan pekerja migran masih memiliki berbagai tantangan.
Baca Selengkapnya