Dipotong Gaji 100% karena Pandemi, Karyawan Ini Beranikan Resign & Buka Usaha Dimsum
Merdeka.com - Pandemi Covid-19 yang merebak ke Indonesia dari bulan Februari lalu, memaksa banyak perubahan di berbagai lini kehidupan masyarakat Indonesia. Dampak pandemi ini dirasakan oleh berbagai lapisan masyarakat dan profesi.
Pelbagai peraturan baru juga diberlakukan untuk meminimalisir penularan virus. Salah satunya yaitu melakukan social distancing sehingga tempat-tempat umum, acara, bahkan transportasi umum terdampak kebijakan tersebut.
Kendati demikian, setiap orang tetap mencari penghasilan untuk bertahan hidup dan membayar kebutuhan sehari-hari keluarga. Padahal di tengah pandemi, banyak karyawan yang di-PHK maupun dirumahkan.
Hal ini juga turut dirasakan oleh seorang pegawai kontrak di salah satu anak perusahaan BUMN yaitu Dewa (24 tahun). Ia memutuskan untuk resign setelah tiga tahun bekerja, karena terdampak pandemi dan mengalami pemotongan gaji yang tidak bisa menutupi kebutuhan hidupnya beserta keluarga.
Ia pun tak kehabisan akal untuk mencari pengganti pemasukan. Keadaan memaksanya untuk berpikir kreatif dan akhirnya ia menggagas usaha kuliner dimsum.
Sebagai Tulang Punggung Keluarga
Di usianya yang sangat muda, Dewa harus membantu ayahnya untuk terus menghidupi ketiga adiknya yang masih menempuh jenjang Sekolah Dasar dan Menengah Pertama.
Sebelumnya, ia merantau ke kota Blitar dan bekerja selama tiga tahun di salah satu anak perusahaan BUMN sebagai karyawan kontrak. Namun, akibat perusahaan yang terdampak pandemi, kebijakan baru pun diberlakukan di sejumlah lini termasuk di divisi Dewa ditempatkan.
“Pada bulan Juni ada perjanjian baru pemotongan gaji dari 50% hingga 100%, dan saya kena pemotongan 100%, sehingga saat itu saya memutuskan untuk resign dan membuka usaha dimsum,” ungkap Dewa saat dihubungi merdeka.com, Selasa (24/11/2020).
Sebenarnya, Dewa sudah terpikirkan ingin resign sejak Mei karena kondisi pekerjaan mulai tidak menentu. Akan tetapi membuka usaha di bidang kuliner adalah sesuatu yang ia sendiri tidak menduga.
“Waktu itu belum boleh pulang kampung ke Kediri dan tidak ada kerjaan di kos, kemudian saya browsing dan buka youtube lalu menemukan resep dimsum. Lalu saya pun akhirnya coba-coba sekitar dua kali hingga akhirnya saya beranikan langsung jualan, meski masih ke teman sendiri,” jelasnya.
Merintis Usaha Dimsum dari untuk Gantikan Sumber Pendapatan
©2020 Merdeka.com/ Diwow Dimsum
Awalnya Dewa memang menyukai dimsum, dan ketika membuatnya sendiri ia merasakan rasa dimsum buatannya yang cukup enak. Ia membagikan ke tetangga kos dan teman-temannya untuk dicoba, yang ternyata mendapatkan respon yang bagus.
Sebelum resign, Dewa sebenarnya sempat berjualan dimsum di Blitar. Namun, karena kondisi yang cukup sepi di bulan puasa dan masih harus membayar uang kos, ia pun memutuskan untuk pulang ke Kediri tepat setelah ia mengundurkan diri dari pekerjaannya.
Bersama tujuh orang temannya, Dewa menggagas untuk mendirikan oulet dimsum yang saat itu dirasa masih jarang di Kota Kediri. “Di Kediri, dimsum yang biasanya harga Rp3000 maupun Rp4000, saya bisa menjualnya dengan harga Rp2500 dengan porsi yang lebih besar,” katanya.
Sebagai founder brand Diwow Dimsu, dengan mengajak beberapa orang temannya, ia bisa mengembangkan dimsum ini lebih mapan dari saat menjualnya sendiri di Blitar.
Beri Peluang Pemasukan bagi Teman-Teman
©2020 Merdeka.com/ Diwow Dimsum
Tujuh teman yang ikut ini memiliki andil yang sama dalam mengurus usaha dimsum ini alih-alih hanya sekadar karyawan. Ada yang sudah bekerja pun ada yang masih menganggur.
“Ada yang bagian masak, administrasi termasuk keuangan, menjaga outlet,” ungkap Dewa.
Meski omsetnya naik turun, namun setidaknya Dewa dan teman-temannya bisa terus menyambung hidup dari penghasilan menjual dimsum ini.
“Awalnya sih masih sepi, terus satu bulan setelah dikenal mulai ramai,” lanjutnya.
Nasi Goreng Rp5000 sebagai Sikap Peduli Sesama
©2020 Merdeka.com/ Diwow Dimsum
Setelah sukses dengan produk dimsum, Dewa memperluas menu dengan menjual mie ayam dan nasi goreng. Meski kedengarannya sangat umum, namun Dewa memberikan ciri yang unik di masing-masing menu baru tersebut.
“Mie ayam dijual Rp9.000, mie ayam di Kediri kebanyakan pakai kecap dan manis. Kali mie ayam kita rasanya gurih.”
Sedangkan menu nasi goreng, Dewa menjualnya dengan harga yang sangat murah yakni hanya Rp5.000. Bukan tanpa alasan, ia memilih harga yang sedemikian terjangkau, karena ingin turut membantu para tukang becak, tukang ojek, dan lainnya untuk tetap bisa membeli makan dengan harga yang ramah di kantong.
“Konsepnya saya ingin membuat nasi goreng yang murah, enak, dan bisa bikin kenyang. Kalo target pasarnya terutama orang yang tidak mampu, dan pekerja seperti ojek online atau tukang becak.”
Meski tidak menutup kemungkinan karyawan kantor juga kerap membeli dengan tambahan lauk.
“Apalagi ini sedang pandemi, semua lagi turun ya kondisi keuangannya, jadi pengennya bisa membantu, bisa hemat, untuk makan kenyang,” ujar Dewa.
(mdk/amd)Cobain For You Page (FYP) Yang kamu suka ada di sini,
lihat isinya
Jokowi menjelaskan, bahwa setiap keputusan pemerintah selalu memperhatikan kondisi ekonomi dan situasi keuangan negara.
Baca SelengkapnyaDia memilih usaha bisnis penggergajian kayu di Majenang, Jawa Tengah bersama dengan salah satu rekannya.
Baca SelengkapnyaPada tanggal 2 Maret 2020, Indonesia melaporkan kasus pertama virus Covid-19, menandai awal dari pandemi yang memengaruhi seluruh masyarakat.
Baca Selengkapnyavideo untuk kamu.
Cerita bermula ketiga Ega lulus sekolah. Dia memutuskan untuk bekerja di ritel di salah satu Mal di Bekasi selama 1,5 tahun.
Baca SelengkapnyaKecintaannya terhadap buah lokal terganggu saat mengetahui banyak buah impor justru mendominasi pasar Indonesia.
Baca SelengkapnyaPemerintah akui penempatan pekerja migran masih memiliki berbagai tantangan.
Baca SelengkapnyaFatin (23),warga Lombok Tengah, Nusa Tenggara Barat mengaku masih bersedih dan belum menerima kenyataan bahwa dirinya gagal berangkat kerja ke Dubai di 2024.
Baca SelengkapnyaKombes Pol Yade Setiawan Sukses raih Doktor dan Pertahankan Disertasi Penanganan Covid 19.
Baca SelengkapnyaIa memilih resign dari pekerjaan mentereng di sebuah bank swasta terkenal Indonesia untuk berbisnis.
Baca Selengkapnya