Canggih, Petani Milenial Ini Ciptakan Sistem Pertanian Berbasis Teknologi
Merdeka.com - Di zaman seperti saat ini, profesi petani banyak dipandang sebelah mata oleh generasi milenial. Mungkin tak banyak anak muda yang bercita-cita ingin menjadi petani.
Namun, hal itu tak berlaku bagi seorang pemuda asal Kabupaten Sikka, Nusa Tenggara Timur (NTT) yang bernama Yance Maring (30). Pemuda ini memiliki kisah inspiratif karena memilih menjadi petani.
Maring, sapaan akrabnya, justru terjun dan menekuni dunia pertanian holtikultura. Ia menimba ilmu hingga ke luar negeri untuk mempelajari ilmu pertanian yang kemudian diterapkan di kampung halamannya.
Salah satunya sistem irigasi tetes dan sistem penyiraman serta pemupukan tanaman menggunakan menggunakan teknologi Short Message Service dan Wifi pada tahun 2020 lalu.
Saat ini, Ia kembali menggagas pengembangan sistem irigasi tetes menggunakan teknologi yang dinamakan Smart Farming Irrigation system. Melansir dari Liputan6.com, berikut kisah inspiratif Maring:
Sistem Irigasi dengan SMS dan Wifi
liputan6.com ©2021 Merdeka.com
Maring memiliki kebun seluas 1 hektare yang ditanami tomat dan lombok. Ia bercerita, untuk sistem irigasi, awalnya menggunakan selang irigasi sederhana tetapi kekuatan airnya tidak bisa stabil meskipun dirinya menggunakan beberapa mesin pompa.
"Akhirnya saya membeli alat rakitan alumni ITB yang dinamakan modul SMS dan solenoid valve yang merupakan keran otomatis untuk bisa dihubungkan ke timer dan internet menggunakan data handphone," jelasnya pada Senin (8/3).
Ia kemudian menggunakan kontrol Short Messages System (SMS) atau melalui WiFi dan berhasil. Tanaman tomat dan lombok di kebunnya dapat berbuah dengan hasil yang lebih baik.
Keberhasilan ini mendorongnya untuk mengembangkan metode SMS ke Smart Farming Irrigation System menggunakan Android.
Smart Farming Irrigation System
Saat ini, Maring telah menggunakan metode baru yang Ia beri nama Smart Farming Maring Drip Irrigation System. Sistem irigasi ini dioperasikan melalui smartphone."Saat ini, saya menggunakan Smart Farming Drip Irrigation System. Sistem ini jauh lebih efektif dan efisien agar mampu mendapatkan hasil panen yang maksimal," katanya.Metode ini bisa mengendalikan sistem pengairan, sensor NPK tanah, sensor pH tanah, sensor kelembapan tanah, sensor suhu, sensor water level, dan sensor flow water. Di mana semuanya dikendalikan dalam satu aplikasi Android.
Kelebihan Sistem Irigasi Baru
Maring menyebutkan, sistem irigasi dengan metode terbaru miliknya ini memiliki kelebihan. Dengan Smart Farming Maring Drip Irrigation System ini, volume penggunaan air lebih terukur. Selain itu, unsur hara NPK tanah bisa terdeteksi, begitu juga dengan PH tanah, kelembapan tanah dan suhu tanah setiap saat.“Sistem ini dioperasikan menggunakan smart phone, kapan dan di mana saja. Jauh lebih efektif dan efisien,” ujarnya.
(mdk/far)Cobain For You Page (FYP) Yang kamu suka ada di sini,
lihat isinya
Sebanyak 1000 petani berdialog dengan Ganjar Pranowo di Desa Cangkrep Lor, Kabupaten Purworejo.
Baca SelengkapnyaBerpenampilan sederhana, nenek ini rupanya merupakan seorang sultan di wilayahnya.
Baca SelengkapnyaSejumlah barang bukti diamankan dari pelaku yang diduga melakukan penganiayaan terhadap keponakannya
Baca Selengkapnyavideo untuk kamu.
Menurut Mentan, pertanian semakin maju karena dapat memenuhi kebutuhan dalam negeri.
Baca SelengkapnyaPelaksanaan pemilu memiliki langkah-langkah yang terstruktur dan diatur secara ketat.
Baca SelengkapnyaSelain sebagai hiburan, menyaksikan keseruan kerbau beradu kecepatan, kultur ini juga sebagai simbol rasa syukur dan doa para petani,
Baca SelengkapnyaPesantren ini terkenal dengan program pemberdayaan masyarakat sekitar.
Baca SelengkapnyaTerungkap, berkebun menjadi salah satu kegiatan yang digemari.
Baca SelengkapnyaKapak persegi dibuat dari batu yang dikikis hingga membentuk persegi dengan bagian tepi yang lebih tipis. Umumnya kapak ini dibuat untuk berburu.
Baca Selengkapnya