Merdeka.com - Tak dipungkiri, Liverpool adalah salah satu tim kuat yang ada di Premier League. Keberadaannya di kompetisi tersebut sangat vital dengan seringnya masuk dalam papan atas klasemen untuk memperebutkan juara.

Musim 2013/14 lalu, Liverpool tancap gas dan mampu menggilas lawan-lawannya di EPL. Duet 'SaS' (Suarez and Sturridge), menjadi momok tersendiri bagi tim lawan. Performa The Reds luar biasa hampir di sepanjang musim. Persaingan menjadi juara cukup ketat dan Liverpool bersanding dengan Chelsea dan Manchester City.

Hanya saja di beberapa laga terakhir musim 2013/14, Liverpool membuat blunder dengan menurunnya performa hingga mereka gagal meraih poin penuh dari tim papan bawah dan papan tengah. The Reds akhirnya harus gagal meraih trofi juara.

Di musim 2014/15 nanti, Liverpool diprediksi bakal kesulitan menjuarai EPL. Hal tersebut disebabkan oleh banyaknya masalah yang harus dipecahkan oleh Sang Pelatih - Brendan Rodgers. Lantas apa saja yang bakal menghambat Liverpool untuk menjuarai Premier League musim 2014/15? Simak ulasan lengkapnya di bawah ini.

Perginya Luis Suarez

Tak dipungkiri, kepergian Luis Suarez dari Anfield ke Barcelona membuat lini depan Liverpool bakal pincang. Mengandalkan Sturridge berduet dengan Rickie Lambert masih terlalu dini untuk disebut 'duet mematikan'.

Kepergian Suarez menjadi kendala utama di sini. Pemain asal Uruguay tersebut memuncaki daftar top skorer dan assists di Premier League musim lalu, dengan masing-masing mengkoleksi 31 dan 13. Tak heran jika kemudian Suarez mendapatkan penghargaan Player of The Year begitu musim kompetisi berakhir.

Bagaimanapun juga, Liverpool bakal tampil ngotot untuk tetap berada pada performa bagus, utamanya di lini depan. Setidaknya, Rodgers harus menemukan karakter yang mampu tampil garang sebagai juru gedor.

Gaya transfer a la Tottenham

Liverpool telah resmi mendatang sejumlah pemain anyar di bursa transfer kali ini, seperti: Emre Can, Rickie Lambert, Lazar Markovic, Adam Lallana, Divock Origi, dan Dejan Lovren. Akan tetapi ini sangat mirip dengan gaya transfer yang dilakukan oleh Tottenham Hotspur.

Dulu, saat Spurs menjual Gareth Bale dengan harga yang sangat tinggi mereka mendatangkan banyak pemain anyar yang justru membanjiri skuad. Seharusnya dengan dana besar dari penjualan Suarez, Liverpool harus mencari sosok striker yang memiliki kemampuan yang mirip dengan dia. Membeli banyak pemain baru bukan solusi.

Menumpuknya pemain baru bukan jaminan mereka bakal terus bermain di starting lune up. Tetap perlu adaptasi untuk menyamakan gaya permainan mereka dengan apa yang diinginkan Rodgers. Dari sekian banyak pemain anyar Liverpool, kemungkinan hanya Lazar yang akan mengisi line-up The Reds.

Pilihan line up dan Liga Champions

Rodgers memiliki kebiasaan unik, yakni menurunkan formasi, strategi, serta line-up pemain yang nyaris sama dari pekan satu ke pekan berikutnya. Tentu saja ini merupakan line up pilihan Rodgers, sehingga mereka adalah orang-orang terpilih yang bisa bersaing dan beradaptasi dengan baik.

Nilai plusnya adalah Liverpool bisa tampil garang di hampir setiap kompetisi karena memiliki pemain yang cukup mumpuni tanpa harus coba-coba menurunkan pemain yang kurang impresif.

Akan tetapi, stamina pemain juga harus diperhatikan. Terlebih lagi di musim depan the Reds harus tampil pula di Liga Champions Eropa. Rotasi pemain harus lebih diperhatikan, sebab di musim ini pun Liverpool juga sudah membeli sejumlah pemain baru yang memiliki kemampuan apik. Tak ada salahnya untuk merotasi pemain demi konsistensi performa di tiap laganya.

Lini pertahanan

Ini yang harus menjadi tugas penting seorang Brendan Rodgers. Lini pertahanan The Reds kurang stabil di musim lalu. Tercatat, Liverpool kebobolan sebanyak 50 gol di musim 2013/14. Jelas angka yang terlalu tinggi untuk ukuran tim yang menargetkan gelar juara domestik.

Salah satu yang menjadi kendala ada Glen Johnson, bek Liverpool yang kerap melakukan kesalahan dalam mengawal lawan di sisi kanan sehingga musuh lebih mudah menjebol gawang. Di posisi penjaga gawang, Mignolet ternyata masih diragukan oleh sejumlah pihak untuk mengawal pertahanan terakhir Liverpool.

Ditambah lagi, Liverpool hingga saat ini tak kunjung mendaratkan bek kiri anyar. Rodgers juga masih harus menentukan siapa yang akan berduet dengan Dejan Lovren di jajaran bek tengah Liverpool untuk musim depan.

Pemain prematur

Skuad muda memang bagus untuk membuat tim semakin variatif. Stamina jelas masih dapat diandalkan. Liverpool memiliki itu, skuad muda yang cukup menjanjikan. Namun, para pemain itu terhitung masih sangat muda.

Raheem Sterling tercatat baru berusia 19 tahun, sementara Coutinho 22. Rekrutan anyar Lazar Markovic masih baru memasuki usia 20. Sementara meski sudah berusia 26 tahun, Adam Lallana belum pernah satu kali pun bermain di kompetisi Eropa.

Inilah tugas Rodgers, harus ada penyetaraan pemain. Dalam arti, sebuah tim yang berlaga di lapangan sebaiknya memiliki satu orang yang dijadikan panutan, baik itu dari segi usia, skill, ataupun kepemimpinan. Jika semua skuad muda, sedikit sulit rasanya jika harus bersaing dengan sejumlah pemain profesional di Premier League.

Memang, usia muda bukan jaminan permainan mereka buruk. Namun usia muda jelas akan mempengaruhi mereka soal konsistensi. Tentu kini banyak timbul pertanyaan, apakah barisan pemain 'prematur' tersebut bakal mampu terus memberikan kemenangan untuk Liverpool di setiap pekan?

Apa pendapat Anda?