Merdeka.com - Lengketnya predikat pengkhianat yang ditujukan kepada Diego Costa, pemain yang kini membela Atletico Madrid, menjadi sebuah tanda tanya besar. Sebab Diego Costa bukanlah pemain pertama yang pindah bela negara.

Costa yang semasa mudanya pernah membela Brasil pada awal tahun 2013 yang kemudian saat ini memutuskan untuk membela Spanyol. Ketika itu Costa memperkuat Brasil dalam laga persahabatan melawan Italia dan Russia. Costa beralasan bahwa Spanyol lah yang menjadikan permainan sepak bolanya berkembang.

Sejak alasan itulah predikat pengkhianat mendarat kepada dirinya. Walaupun demikian, sebenarnya hal serupa telah terjadi puluhan tahun yang lalu.

Bagi penggila Real Madrid tentu kenal dengan sosok Alfredo Di Stefano. Legenda hidup Real Madrid ini bahkan pernah membela tiga negara. Pertama, ia membela tanah kelahirannya Argentina pada tahun 1947. Dua tahun kemudian ia pindah membela Kolombia. Terakhir ia membela Spanyol pada tahun 1957 sampai 1961.

Lalu ada seorang mesin gol asal Budapest, Hungaria, Ferenc Puskas. Puskas yang begitu dipuja karena berhasil membawa Hungaria mencapai final Piala Dunia 1954 bersama kompatriotnya, Sander Korcis, juga melakukan hal yang sama. Ketika itu Puskas juga berlabuh membela timnas Spanyol pada tahun 1961. Namun sayang, karirnya berjalan kurang mulus.

Di sepak bola modern juga hal ini sering terjadi. Sebagai contoh adalah gelandang timnas Italia, Thiago Motta. Motta bahkan sudah pernah menjadi anggota timnas Brasil U-23.

Lalu apakah benar hanya Diego Costa yang benar-benar sebagai pengkhianat?