Merdeka.com - Sembilan tahun kurang empat hari lalu, Patrick Vieira menjadi algojo terakhir dalam drama adu penalti saat menghadapi Manchester United di final Piala FA musim 2004/05 di Millennium Stadium, Cardiff, sekaligus memastikan gelar Piala FA jadi milik Arsenal.

Akan tetapi, tendangan keras yang menghujam gawang Roy Carroll tersebut menjadi kebahagiaan terakhir Arsenal, sebabnya semenjak saat itu Arsenal tak lagi meraih gelar apapun hingga saat ini.

Namun kini semua mata akan tertuju pada Sabtu besok saat Stadion Wembley menggelar pertandingan final Piala FA antara Arsenal melawan Hull City. Ini akan menjadi kesempatan bagi Arsenal untuk sedikit mengobati rindu akan gelar yang sudah lama tak mereka raih.

"Ini akan menjadi hari yang menyibukkan, tetapi hal utama bagi kita akan adalah menjaga stabilitas. Karena kita merasa sudah dekat (juara). Kami ingin menambah sesuatu yang membuat kita lebih kuat," ujar Arsene Wenger.

Soal kualitas tentu Arsenal jauh di atas Hull. Terbukti dalam lima pertemuan terakhir dengan Hull, semuanya berhasil disapu bersih oleh anak asuh Arsene Wenger.

Di ajang Piala FA The Gooners juga punya catatan manis. Dari empat kali final, Arsenal hanya kalah satu kali saat berhadapan dengan Liverpool di musim 2000/01.

Arsenal bukan tanpa noda, jauh melihat ke belakang, tim yang pernah bermarkas di Highbury ini juga punya noda kotor dalam sejarahnya.

Mereka selain pernah dikalahkan Liverpool di final Piala FA, Arsenal juga pernah kalah oleh Cardiff City (1927), Newcastle United (1932), Leeds United (1972), Ipswich Town (1978), dan West Ham United (1980).

Melalui catatan tersebut, The Tigers, julukan Hull City, mungkin saja bisa meniru dan bahkan menambah luka bagi Mesut Oezil cs di Wembley Stadium, Sabtu besok.