Vaksin COVID-19 Butuh Disuntikkan Dua Kali, Jangan Lengah Usai Vaksinasi Pertama
Merdeka.com - Hampir semua vaksin COVID-19 yang ada dan tengah dikembangkan saat ini membuatuhkan dua kali penyuntukkan dalam jangka waktu tertentu. Hal ini penting diketahui banyak orang agar tidak lengah menerapkan 3M usai selesai mendapat vaksinasi pertama.
Oleh karena itu, Ketua Perhimpunan Alergi Imunologi Indonesia Iris Rengganis, dalam konferensi pers dari BPOM pada Senin awal pekan ini, meminta agar orang yang telah mendapatkan suntikan pertama vaksinasi COVID-19 tetap harus menerapkan protokol kesehatan.
"Jangan sampai orang sudah sekali vaksin terus dia berpikir ini aman, lalu 3M tidak dilakukan lagi," kata Iris.
Iris menjelaskan, ada alasan mengapa vaksin COVID-19 diberikan dalam dua kali penyuntikkan. Menurutnya, sistem imun seseorang tidak bisa langsung dipaksa menerima dua dosis vaksin dalam satu waktu.
"Waktu pembentukan pertama, karena ini vaksin (virus) mati, dia butuh dua kali suntik supaya antibodinya bisa sekaligus. Karena sistem imun tidak bisa langsung dua dosis disatukan saja, sekaligus," kata Iris.
Tetap Taati 3M Usai Vaksinasi Pertama
Iris mengatakan, apabila dua dosis vaksin dijadikan satu kali penyuntikkan di waktu yang sama, yang dikhawatirkan adalah timbulnya efek samping.
"Kalau misalnya 0,5 cc kita bikin 1 cc, itu berbeda. Jadi kalau dari imunologi, sistem imun tidak bisa kita paksa menerima 1 cc. Malah efek samping yang bisa muncul," kata Iris.
Maka dari itu, setelah menerima suntikan pertama, dibutuhkan penyuntikkan vaksin COVID-19 kedua kalinya dalam dua pekan berikutnya.
"Sementara dia tunggu dua minggu, 3M itu harus tetap kita pakai. Sama 3T. Jadi jangan sampai ada miskomunikasi. Antibodi itu akan full setelah dua kali suntik jadi full dose, baru dia perlindungannya sesuai dengan penelitian."
Tetap Disiplin Prokes Usai Vaksinasi Kedua
Sri Rezeki Hadinegoro, Ketua Indonesia Technical Advisory Group on Immunization (ITAGI) dalam kesempatan yang sama mengatakan, meski telah mendapatkan dua kali suntik vaksin, penerapan protokol kesehatan demi mencegah terinfeksi virus corona tetap harus dilakukan.
"Setelah kita disuntik dua kali, itu kita tidak langsung tinggi antibodinya. Kita perlu waktu untuk meningkatkan antibodi," kata Sri Rezeki.
Setelah dua kali penyuntikkan, dibutuhkan waktu hingga 14 hari sampai satu bulan agar antibodi yang timbul benar-benar maksimal. Di antara waktu-waktu tersebut seseorang masih tetap rentan terinfeksi virus corona.
"Maka masker tidak boleh lepas. Apalagi kalau belum seluruhnya (mau divaksin), ada yang menolak segala. Itu yang kemudian jadi semuanya tidak aman. Maka di sini kita harus bersama-sama diimunisasi," tandas Sri Rezeki.
Reporter: Giovani Dio PrasastiSumber: Liputan6.com
(mdk/RWP)Cobain For You Page (FYP) Yang kamu suka ada di sini,
lihat isinya
Menkes Budi: Kasus Covid-19 di Indonesia Jelang Natal dan Tahun Baru 2024 Tak Mengkhawatirkan
Budi juga menganjurkan masyarakat untuk kembali menggunakan masker saat mengakses tempat-tempat yang rawan.
Baca SelengkapnyaKasus Covid-19 Meningkat, Penumpang Kereta Api Wajib Pakai Masker
Imbauan ini seiring meningkatnya angka kasus Covid-19 di Indonesia dalam beberapa waktu terakhir.
Baca SelengkapnyaKomnas KIPI Pastikan Vaksin nOPV2 Aman Digunakan untuk Cegah Polio
Komnas KIPI menyebut vaksin nOPV2 telah dikembangkan sejak tahun 2011 dan mulai diberikan sejak tahun 2021.
Baca Selengkapnyavideo untuk kamu.
Kemenkes Temukan Kasus Covid-19 Varian JN.1 di Jakarta dan Batam
Covid-19 varian JN.1 dilaporkan berkaitan erat dengan varian BA.2.86 dan dikhawatirkan dapat mempengaruhi pola penularan dan tingkat keparahan penyakit.
Baca SelengkapnyaJokowi ke Menkes soal Kasus Covid-19: Amati Betul Secara Detail Perkembangannya Seperti Apa
Informasi Jokowi terima dari Menkes, kasus Covid-19 masih dalam kondisi yang baik meski memang ada kenaikan.
Baca SelengkapnyaDeklarasi Dukungan, Para Dokter Indonesia Titipkan Ini Kepada Prabowo-Gibran
Batara menilai Prabowo-Gibran merupakan sosok yang tepat untuk memimpin bangsa Indonesia dan melanjutkan program-program Presiden Joko Widodo (Jokowi).
Baca SelengkapnyaSejarah 2 Maret: Kasus Pertama Virus Covid-19 di Indonesia
Pada tanggal 2 Maret 2020, Indonesia melaporkan kasus pertama virus Covid-19, menandai awal dari pandemi yang memengaruhi seluruh masyarakat.
Baca SelengkapnyaKombes Pol Yade Setiawan Sukses raih Doktor dan Pertahankan Disertasi Penanganan Covid 19.
Kombes Pol Yade Setiawan Sukses raih Doktor dan Pertahankan Disertasi Penanganan Covid 19.
Baca SelengkapnyaBegini Cara Agar Anak Tak Gampang Sakit di Musim Hujan, Orangtua Wajib Tahu
Di musim hujan, anak-anak rentan sakit. Karenanya sebagai orangtua, Anda wajib mengantisipasi dan melakukan pencegahan.
Baca Selengkapnya