Tips bagi Pasien GERD untuk Berpuasa Tanpa Cegah Kambuhnya Masalah
Merdeka.com - Bagi pasien Gastroesophageal Reflux Disease (GERD), sering muncul kebingungan pada saat memasuki bulan Ramadan. Banyak yang ingin menjalankan ibadah puasa, namun khawatir masalah kesehatan mereka bisa kambuh.
Terutama bagi mereka yang baru saja mengalami GERD dan bingung soal keamanan untuk tetap berpuasa. Mengingat jam makan akan mengalami perubahan selama sebulan penuh.
Berkaitan dengan hal tersebut, Spesialis Penyakit Dalam Konsultan Gastro Entero Hepatologi, dr Rabbinu Rangga Pribadi pun mengonfirmasi bahwa bahwa puasa tetap aman dan bisa dilakukan meski Anda memiliki GERD.
"Tapi memang mesti diperhatikan, enggak lagi akut --- karena kalau GERD itu kan variatif gejalanya, kalau lagi nyeri dada, heartburn hebat, baiknya atasi dulu," ujar Abi dalam live streaming bersama Liputan6.com dan EMC Healthcare beberapa waktu lalu.
"Jadi saya suka bilang ke pasien sebelum puasa, yuk kita kontrol dulu gejalanya. Jadi pada saat puasa siap. Tapi kalau ditanya boleh atau enggak, boleh, boleh banget puasa yang penting sudah terkontrol," tambahnya.
Hal tersebut dikarenakan bila GERD tidak terkontrol, maka kondisi tubuh pasien tidaklah nyaman. Bisa diikuti nyeri sekaligus heartburn atau rasa panas di dada.
"Banyak kok pasien-pasien saya bisa. Jadi tidak perlu khawatir, pasien GERD boleh banget puasa. Jadi semangat saja, kebetulan saya juga GERD jadi saya tahu perasaannya," kata Abi.
Tips Puasa Pasien GERD
Abi menjelaskan, pasien GERD bisa melakukan modifikasi gaya hidup untuk dapat mengontrol gejala yang muncul yakni lewat obat, makanan yang dikonsumsi, aktivitas, dan pengelolaan stres.
"Ada beberapa jenis makanan yang enggak bisa dikonsumsi sebetulnya. Justru makanan yang enak-enak --- pada pasien GERD itu, kalau kopi, kafein lebih tepatnya, itu memicu," ujar Abi.
"Jadi penanganan GERD menjadi sulit dalam hal gaya hidupnya karena terkait makanan minuman enak. Kopi, makanan asam, pedas. Pedas ini juga memicu, makanan Padang, Manado. Susah-susah gampang ngelarangnya, tapi saya bilang terus terang kalau ini perlu dihindari," katanya.
Selanjutnya, Abi menuturkan bahwa biasanya seseorang akan kembali ngantuk. Namun ia menyarankan untuk tidak langsung tidur kembali.
"Kalau pasien GERD itu enggak boleh langsung tidur (sehabis makan), meskipun ngantuk banget. Harusnya dijarak dua sampai tiga jam,"
"Karena kalau habis makan lagi diolah terus posisi kita tidur, asam lambung yang lagi mengolah naik itu ke kerongkongan," ujar Abi.
Jika memang terpaksa harus tidur, disarankan agar pasien GERD tidur dalam posisi lebih tegak. Selain itu, pastikan untuk minum obat dengan rutin dan kelola stres dengan baik.
Reporter: Diviya AgathaSumber: Liputan6.com
(mdk/RWP)Cobain For You Page (FYP) Yang kamu suka ada di sini,
lihat isinya
Untuk menyambut Ramadan dan Hari Raya, menjaga kebersihan kulkas agar makanan tetap segar menjadi sangat penting. Berikut adalah tips untuk membersihkannya.
Baca SelengkapnyaPada saat bulan Ramadan, seseorang biasa mengalami kurang tidur sehingga menimbulkan rasa mengantuk di siang hari.
Baca SelengkapnyaKendati banyak penderita maag yang takut berpuasa, namun puasa justru bisa bermanfaat bagi mereka dengan kondisi maag dan GERD.
Baca Selengkapnyavideo untuk kamu.
Jaga kualitas tidur sangat penting biar tubuh tetap fit selama puasa, gimana caranya?
Baca SelengkapnyaMengatur pola makan yang tepat saat menjalani puasa Ramadan bisa menjadi langkah tepat dalam menurunkan berat badan.
Baca SelengkapnyaGastroparesis adalah kondisi medis yang ditandai oleh penundaan pengosongan lambung yang terjadi tanpa sebab yang jelas.
Baca SelengkapnyaPada bulan Ramadan ketika mana umat Muslim menjalankan ibadah puasa, penting bagi penderita diabetes untuk memperhatikan kadar gula darah dalam tubuh mereka.
Baca SelengkapnyaPenyakit lambung tak hanya sebatas maag atau GERD.
Baca SelengkapnyaSahur merupakan waktu paling penting pada saat menjalani puasa Ramadan. Bangun sahur dengan lebih nyaman bisa membantu menjaga puasa berjalan lancar.
Baca Selengkapnya