Better experience in portrait mode.
Iklan - Geser ke atas untuk melanjutkan

Rentan Terjadi, Orangtua Perlu Tahu Tanda Dehidrasi pada Anak

Rentan Terjadi, Orangtua Perlu Tahu Tanda Dehidrasi pada Anak Ilustrasi anak sakit. ©2018 Merdeka.com/Pixabay

Merdeka.com - Dibanding pada orang dewasa, dehidrasi pada anak merupakan hal yang lebih rentan terjadi. Perhatian dari orangtua dan pengasuh sangat penting dalam mengenali gejala dan menanganinya.

“Pengasuh harus mengenali tanda-tanda dehidrasi supaya bisa mencegahnya, jangan sampai dehidrasi terjadi,” ujar dokter spesialis anak dr. Himawan Aulia Rahman, Sp.A dilansir dari Antara.

Dr. Himawan mencontohkan kehilangan cairan dapat terjadi ketika anak mengalami demam. Pada kenaikan 1 derajat celcius saat demam, anak membutuhkan tambahan cairan sebesar 12,5 persen dari kondisi normal. Demam menyebabkan air keluar dari tubuhnya melalui kulit dan menimbulkan risiko dehidrasi.

Pada saat itu, anak cenderung tidak mau makan ataupun minum. Hal ini akan menyulitkan penanganan yang dilakukan orangtua saat di rumah. Oleh sebab itu, orangtua perlu mengantisipasi kondisi terburuk dengan cara menilai dan mengetahui derajat dehidrasi secara umum pada anak.

“Derajat dehidrasi itu ada tiga. Ada yang ringan, sedang, dan berat,” tutur Himawan.

Pada dehidrasi ringan, cairan berkurang sebesar 3-5 persen dari kondisi semula. Himawan mengatakan biasanya dehidrasi ringan belum mengganggu sirkulasi peredaran darah, namun tanda-tanda awalnya sudah mulai terlihat.

“Pertama, permukaan mukosa atau permukaan lapisan mulut bagian dalam agak kering. Kedua, anak biasanya mulai haus dan minta banyak minum, itu merupakan kompensasi dari tubuh si anak,” jelas dokter yang berpraktik di Rumah Sakit Umum Pusat Nasional Dr. Cipto Mangunkusumo (RSCM) itu.

Jenis Dehidrasi dan Penanganan untuk Dilakukan

Sementara pada dehidrasi sedang, kekurangan cairan sebesar 6-9 persen dan sudah ada gangguan sirkulasi atau peredaran darah ditandai dengan peningkatan denyut nadi.

“Saat dehidrasi sedang, anak lebih rewel. Selain itu, matanya mulai terlihat cekung. Kalau dehidrasi yang ringan, mungkin matanya tidak terlihat cekung,” jelasnya.

Pada dehidrasi berat, cairan berkurang 10 persen atau lebih. Kondisi ini umumnya sudah mengganggu sirkulasi. Tangan dan kaki terasa dingin, denyut nadi lebih cepat, dan bisa saja kesadaran akan menurun.

“Kemudian, kalau ubun-ubun kepalanya masih terbuka akan terlihat sangat cekung, matanya sangat cekung, serta kencingnya bahkan tidak keluar,” terangnya.

Himawan mengatakan orangtua juga patut curiga jika frekuensi buang air kecil pada anak tidak seperti biasanya. Pada bayi, setidaknya 3 jam sekali sudah harus mengganti popok. Sementara pada anak yang lebih besar, sekurang-kurangnya 6 jam sekali. Ia juga mengungkapkan prinsip utama dalam penanganan dehidrasi adalah harus mengganti cairan yang sudah hilang.

Himawan menyarankan agar orangtua atau pengasuh berkonsultasi dengan dokter anak terdekat apabila anak mengalami dehidrasi.

“Penggantian cairan itu bisa beberapa macam. Pada anak yang masih mau minum, kita bisa mengganti cairan lewat mulut dengan cairan oralit. Tapi pada kasus anak-anak yang tidak mau minum dan muntahnya sangat banyak, tentu perlu perawatan di rumah sakit dan mengganti cairan yang hilang lewat cairan infus,” tandasnya.

(mdk/RWP)
ATAU
Geser ke atas Berita Selanjutnya

Cobain For You Page (FYP) Yang kamu suka ada di sini,
lihat isinya

Buka FYP
10 Tanda Buah Hati Tumbuh Jadi Anak Manja, Perlu Diwaspadai Orangtua

10 Tanda Buah Hati Tumbuh Jadi Anak Manja, Perlu Diwaspadai Orangtua

Munculnya perilaku anak manja bisa disebabkan dari kesalahan pengasuhan yang dilakukan orangtua.

Baca Selengkapnya
Kenali 4 Hal yang Harus Diperhatikan Orangtua saat Anak Sakit

Kenali 4 Hal yang Harus Diperhatikan Orangtua saat Anak Sakit

Pada saat anak sedang sakit, orangtua biasanya akan mengalami sejumlah kebingungan. Penting bagi orangtua untuk memerhatikan sejumlah hal.

Baca Selengkapnya
Mengenal Gejala Selesma pada Anak, Begini Cara Mencegahnya

Mengenal Gejala Selesma pada Anak, Begini Cara Mencegahnya

Gejala selesma pada anak biasanya meliputi bersin, hidung tersumbat, sakit tenggorokan, hingga demam ringan. Namun kondisi ini bisa membaik dengan sendirinya.

Baca Selengkapnya
Kamu sudah membaca beberapa halaman,Berikut rekomendasi
video untuk kamu.
SWIPE UP
Untuk melanjutkan membaca.
Dampak Anak Sering Tidur Larut Malam, Bisa Ganggu Perkembangan si Kecil

Dampak Anak Sering Tidur Larut Malam, Bisa Ganggu Perkembangan si Kecil

Anak yang sering tidur larut malam bisa mengalami berbagai masalah, mulai dari fisik, emosional, hingga akademik. Dampaknya pun bisa memengaruhi perkembangannya

Baca Selengkapnya
Cara Mencegah dan Mengatasi Anak Rewel pada Perjalanan Darat dan Udara

Cara Mencegah dan Mengatasi Anak Rewel pada Perjalanan Darat dan Udara

Pada musim liburan, banyak orangtua mengajak anak mereka untuk berlibur. Dalam perjalanan, tak jarang anak mengalami rewel. Begini cara menenangkannya.

Baca Selengkapnya
7 Penyebab Bintitan pada Anak, Begini Cara Mengatasinya

7 Penyebab Bintitan pada Anak, Begini Cara Mengatasinya

Bintitan pada anak adalah kondisi di mana terjadi peradangan pada salah satu kelenjar minyak di kelopak mata.

Baca Selengkapnya
5 Kesalahan Orangtua yang Rentan Terjadi saat Melakukan Parenting pada Anak Remaja

5 Kesalahan Orangtua yang Rentan Terjadi saat Melakukan Parenting pada Anak Remaja

Dalam mengasuh dan menerapkan parenting pada anak remaja, penting bagi orangtua untuk mengetahui kesalahan yang rentan terjadi agar tidak terulang.

Baca Selengkapnya
Bayi Nangis Tak Henti-Henti? Bisa Jadi Mengalami Kolik

Bayi Nangis Tak Henti-Henti? Bisa Jadi Mengalami Kolik

Kolik adalah kondisi ketika bayi yang sehat menangis dan disertai dengan rewel yang cukup intens dan berkepanjangan tanpa alasan yang jelas.

Baca Selengkapnya
Cara Mengatasi Anak yang Sering Tidur Larut Malam, Ketahui Penyebabnya

Cara Mengatasi Anak yang Sering Tidur Larut Malam, Ketahui Penyebabnya

Tidur larut malam bukanlah hal yang baik bagi setiap orang, termasuk anak-anak. Kebiasaan ini dapat berdampak buruk bagi kesehatan dan perkembangan mereka.

Baca Selengkapnya