Pneumonia asal Wuhan, Dokter Paru Minta Masyarakat Tetap Waspada pada Penularannya
Merdeka.com - Kemunculan virus baru penyebab pneumonia asal Wuhan menyebabkan ketakutan masyarakat. Walau begitu, dokter paru meminta agar masyarakat tak takut namun tetap waspada pada penularannya.
Perhimpunan Dokter Paru Indonesia (PDPI) menyatakan bahwa hingga saat ini, Badan Kesehatan Dunia (World Health Organization/WHO) masih dalam penyelidikan terkait virus yang dikategorikan sebagai koronavirus ini.
Dokter spesialis Erlina Burhan dari Pokja Infeksi Pengurus Pusat PDPI mengatakan, kasus pneumonia berat ini dimulai dari sebuah pasar ikan yang juga menjual unggas di Wuhan, Tiongkok.
"Sampai saat ini belum ada bukti yang mengindikasikan penularan (virus) dari manusia ke manusia," kata Erlina dalam konferensi pers di Kantor PDPI.
Edaran Kemenkes
Erlina mengatakan, meski tak perlu panik, masyarakat juga harus tetap waspada melihat mobilisasi orang dari Tiongkok ke berbagai negara, termasuk Indonesia cukup besar.
Selain itu, meski sudah ditemukan beberapa kasus di negara luar Tiongkok seperti Singapura, Thailand, dan Hongkong, WHO belum merekomendasikan peringatan secara spesifik untuk pelancong atau perdagangan dengan negeri tirai bambu.
Erlina mengatakan, di Indonesia sendiri, Kementerian Kesehatan juga telah memberikan edaran untuk mewaspadai masuknya virus tersebut ke Indonesia.
"Kita tahu beberapa hari yang lalu, Kemenkes mengeluarkan edaran untuk scan skrining demam di bandara dan pelabuhan. Saya kira ini suatu hal yang baik," Erlina menambahkan.
Kenali Gejalanya
Masyarakat juga diminta untuk mengenali gejala dari pneumonia secara umum yaitu demam, batuk, dan kesulitan bernapas atau sesak.
"Kalau begitu apakah orang yang batuk, demam, sesak itu langsung kita akan panik? Tidak boleh juga. Karena ini kan kasusnya masih terbatas," kata Erlina.
Apabila merasakan tiga gejala di atas, Ketua PDPI Agus Dwi Susanto meminta agar masyarakat segera mendatangi fasilitas kesehatan terdekat. Khususnya, jika baru saja bepergian dari daerah yang terdampak penyakit.
"Mungkin bukan berarti terkena pneumonia Wuhan, bisa jadi kena pneumonia yang lain. Karena gejala-gejala pneumonia seperti itu," kata Agus dalam kesempatan yang sama.
Masyarakat juga diminta untuk menjaga kebersihan dengan cara cuci tangan rutin, terutama sebelum memegang mulut, hidung, dan mata, serta seusai menyentuh instalasi publik. Selain itu, disarankan untuk menjaga gaya hidup sehat serta hindari merokok.
Reporter: Giovani Dio PrasastiSumber: Liputan6.com
(mdk/RWP)Cobain For You Page (FYP) Yang kamu suka ada di sini,
lihat isinya
Antisipasi Covid-19 dan Pneumonia, 5 Pendeteksi Suhu Tubuh Dipasang di Bandara I Gusti Ngurah Rai
Kantor Kesehatan Pelabuhan (KKP) Bandara Internasional I Gusti Ngurah Rai mengantisipasi lonjakan Covid-19 dan temuan mycoplasma pneumonia di luar negeri.
Baca SelengkapnyaSejarah 2 Maret: Kasus Pertama Virus Covid-19 di Indonesia
Pada tanggal 2 Maret 2020, Indonesia melaporkan kasus pertama virus Covid-19, menandai awal dari pandemi yang memengaruhi seluruh masyarakat.
Baca SelengkapnyaDinkes DKI Akhirnya Mengungkap Jumlah Kasus Covid-19 JN.1 di Jakarta Selama Tahun 2023
Ani menjelaskan, JN.1 memiliki gejala yang sama seperti Covid-19 lainnya.
Baca Selengkapnyavideo untuk kamu.
Pakai Masker, Hasto PDIP Cerita Kena Flu Karena Polusi: Maklum Jakarta Lama Enggak Diurus
Hasto PDIP menyindir kalau polusi udara di DKI Jakarta.
Baca SelengkapnyaJokowi ke Menkes soal Kasus Covid-19: Amati Betul Secara Detail Perkembangannya Seperti Apa
Informasi Jokowi terima dari Menkes, kasus Covid-19 masih dalam kondisi yang baik meski memang ada kenaikan.
Baca SelengkapnyaKasus Covid-19 Meningkat di 21 Provinsi
Tren kenaikan kasus mingguan Covid-19 nasional per 9 Desember 2023 dilaporkan menyentuh angka 554 kasus positif.
Baca SelengkapnyaPeristiwa 3 Januari: Hari Kesehatan Pikiran dan Tubuh Internasional
Tanggal 3 Januari diperingati sebagai Hari Kesehatan Pikiran dan Tubuh Internasional.
Baca SelengkapnyaKemenkes Temukan Kasus Covid-19 Varian JN.1 di Jakarta dan Batam
Covid-19 varian JN.1 dilaporkan berkaitan erat dengan varian BA.2.86 dan dikhawatirkan dapat mempengaruhi pola penularan dan tingkat keparahan penyakit.
Baca SelengkapnyaKasus Covid-19 Naik Lagi, Penumpang Pesawat di Bandara Diimbau untuk Pakai Masker
Bandara sebagai pintu masuk pertama perlu melakukan persiapan terkait mitigasi Covid-19.
Baca Selengkapnya