Perokok harus rutin jalani tes kanker paru-paru?
Merdeka.com - Pemerintah Amerika menyarankan bahwa perokok harus melakukan tes kanker paru-paru secara teratur, yaitu satu tahun sekali. Hal ini paling disarankan untuk perokok berat atau mantan perokok berat.
Memeriksakan diri dengan melakukan CT Scan setiap tahun diharapkan bisa menurunkan risiko perokok untuk terkena kanker paru-paru dan mencegah kematian akibat penyakit tersebut.
US preventive Service Task Force mengeluarkan arsip rekomendasi berkaitan dengan hal ini, seperti dilansir oleh US News (29/07). Anggota panel menyarankan pemeriksaan dilakukan oleh orang berusia 55 - 79 tahun yang merokok satu pak sehari selama 30 tahun atau dua pak sehari selama 15 tahun.
Hingga kini belum diketahui apakah rekomendasi ini juga perlu untuk perokok yang masih muda atau perokok yang lebih ringan. Tes kanker paru-paru juga tidak direkomendasikan bagi orang yang sudah berhenti merokok selama 15 tahun.
Bagaimana pendapat Anda dengan rekomendasi ini? Haruskah perokok di Indonesia juga menjalani tes kanker paru-paru per tahun?
(mdk/kun)Cobain For You Page (FYP) Yang kamu suka ada di sini,
lihat isinya
Pertolongan Pertama yang Bisa Dilakukan Saat Perut Tiba-Tiba Kram, Wajib Tahu!
Beberapa tindakan yang bisa dilakukan sebagai pertolongan pertama kram perut.
Baca SelengkapnyaMengenal Berbagai Gejala Kanker Serviks dan Langkah Pertama yang Penting Dilakukan Jika Mendeteksinya
Semakin dini mengetahui dan menangani berbagai gejala kanker serviks, maka tingkat kesembuhannya pun juga bisa lebih meningkat.
Baca Selengkapnya7 Hal Sehari-Hari yang Tak Disangka Bisa Jadi Penyebab Kanker
Kesalahan gaya hidup yang kita miliki bisa menjadi penyebab sejumlah masalah kesehatan termasuk munculnya kanker.
Baca Selengkapnyavideo untuk kamu.
Kasus Dokter Ortopedi Dituduh Cabuli Istri Pasien, Korban Serahkan Rekaman CCTV dan Hasil Visum
Kasus Dokter Ortopedi Dituduh Cabuli Istri Pasien, Korban Serahkan Rekaman CCTV dan Hasil Visum
Baca SelengkapnyaBisa Berujung Kanker Pankreas di Usia Muda, Hindari Gaya Hidup Kurang Gerak
Gaya hidup kurang gerak atau sedentari bisa berujung berbagai masalah kesehatan termasuk munculnya kanker pankreas di usia muda.
Baca SelengkapnyaDikabarkan Meninggal, Ini Kondisi Dokter Lo Sebenarnya
Ia membenarkan jika dokter Lo Siauw Ging MARS saat ini sedang mendapat perawatan di Rumah Sakit Kasih Ibu (RSKI) Solo.
Baca SelengkapnyaEfek Samping Kayu Bajakah dan Manfaatnya, Penting Diketahui
Diteliti sebagai obat anti-kanker, kayu bajakah juga menyimpan beberapa efek samping yang patut diperhatikan.
Baca SelengkapnyaCara Penularan Polio yang Wajib Diwaspadai Orang Tua, Kenali Faktor Risikonya
Polio bisa menginfeksi anak lewat berbagai cara. Dengan mengetahui cara penularan polio ini, orang tua bisa mewaspadai apa saja yang berisiko untuk anaknya.
Baca SelengkapnyaApakah Perbedaan Ciri-ciri Anak Laki-laki dan Perempuan pada Masa Kanak-kanak? Begini Penjelasannya
Dengan mengenal ciri-ciri anak perempuan dan anak laki-laki, Anda bisa menyesuaikan pola pengasuhan yang mendukung tumbuh kembangnya.
Baca Selengkapnya