Better experience in portrait mode.
Iklan - Geser ke atas untuk melanjutkan

Pentingnya Peran Keluarga dalam Pencegahan Munculnya Perokok Usia Dini

Pentingnya Peran Keluarga dalam Pencegahan Munculnya Perokok Usia Dini Ilustrasi Anak Merokok. ©2014 Merdeka.com

Merdeka.com - Munculnya perokok baru setiap tahun terutama perokok usia dini merupakan sebuah tantangan yang kita alami. Pencegahan munculnya perokok usia dini ini membutuhkan andil dari berbagai pihak agar bisa terjadi secara sukses.

Pemerintah sendiri kini tengah berupaya untuk menurunkan angka prevalensi perokok anak melalui berbagai upaya. Target capaian turunnya prevalensi perokok anak membutuhkan peran dan dukungan semua pihak agar dapat terealisasi, tidak terkecuali pabrikan atau pengusaha rokok.

Ketua Gabungan Produsen Rokok Putih Indonesia (GAPRINDO) Benny Wachjudi, mengatakan bahwa Industri Hasil Tembakau (IHT) secara konsisten mengkampanyekan tentang bahaya merokok pada anak usia 18 tahun ke bawah. Sayangnya, hal yang telah diupayakan sejak tahun 1999 ini belum mendapat dukungan dari seluruh pihak. Salah satu buktinya adalah masih terjadinya penjualan rokok pada anak di bawah umur.

"Hal ini memperlihatkan bahwa upaya satu atau dua elemen saja tidak cukup untuk mencegah anak untuk tidak merokok,masih sulit dilakukan secara efektif," terang Benny.

Inisiatif ini perlu mendapat dukungan Pemerintah sehingga lebih banyak pihak yang terinspirasi dan termotivasi untuk mendukung gerakan cegah perokok anak,” sambungnya.

Menurut Benny, untuk menekan angka perokok usia dini, diperlukan intensifikasi langkah preventif dari keluarga, khususnya para orang tua. Orang tua memiliki peran penting dalam langkah pencegahan anak untuk tidak merokok, seperti aktif menjalin komunikasi dengan anak, memberikan contoh yang baik, memperhatikan pergaulannya, serta memberikan edukasi tentang bahaya merokok.

Munculnya Rasa Penasaran Anak

Seperti yang diketahui, pada usia remaja anak-anak cenderung ingin mencoba segala sesuatu yang baru dikenalnya dari lingkungan pergaulannya. Hubungan orang tua dan anak juga menjadi lebih intensif selama dua tahun terakhir, karena pandemi yang membatasi mobilisasi dan aktivitas yang dilakukan oleh masyarakat.

Seiring berjalannya perkembangan usia, anak akan banyak sekali bersinggungan dengan faktor-faktor eksternal yang berisiko membuat mereka berada di dalam pergaulan kurang positif, salah mengambil keputusan, mencoba hal baru yang secara norma tidak dibenarkan, misalnya seperti membolos sekolah, berbohong, sampai mengkonsumsi produk khusus konsumen dewasa, dan tentunya kecenderungan untuk mencoba rokok.

“Orang tua tidak hanya sekadar menegur sebagai tindakan awal dalam mencegah anak merokok, tetapi juga harus memiliki waktu bersama, berdiskusi, memberikan edukasi, dorongan dan motivasi untuk membangun kepercayaan diri agar anak tidak merokok,” kata Benny.

Vitalnya Peran Orangtua

Sebelumnya Ketua Yayasan Lentera Anak Lisda, Sundari sepakat jika peran orang tua cukup vital untuk menurunkan angka prevalensi perokok anak.

“Ini akan menjadi tantangan tersendiri bagi semua orang tua. Tapi tugas ini harus dilaksanakan dengan berkomunikasi dan memberi contoh buruknya merokok secara terus menerus kepada anak,” kata Lisda.

Selain itu, Lisda berharap semua pihak juga terus bahu membahu mengurangi prevalensi perokok anak dengan meningkatkan pengawasan penjualan rokok. Dilansi dari cegahperokokanak.id, peran orang tua dalam preventif perokok anak bisa terbagi menjadi dua hal.

Yang pertama, jika anak masih dalam tahap mencoba-coba, para orang tua hendaknya melakukan upaya untuk meningkatkan kepercayaan diri si anak agar mampu menyikapi dengan tepat tekanan dan ajakan teman sebayanya. Orang tua hendaknya memberi pemahaman pada anak mengenai hal yang benar dan bukan mengenai yang salah. Anak yang merasa terhubung dengan orangtuanya akan lebih terbuka berbicara tentang masalah yang dihadapinya.

Adapun jika anak sudah dalam tahap kecanduan, orang tua diharapkan tidak bereaksi berlebihan, tapi siapkan komunikasi yang lebih intens dan lebih fokus. Mintalah anak berbicara jujur untuk mengungkapkan apa yang membuatnya tertarik dengan rokok.

Ajak anak untuk memikirkan masalah ke depan, seperti kesehatan dan keuangan. Tunjukan bahwa anak bisa membeli sesuatu barang yang lebih berarti dengan uangnya, dibandingkan membeli rokok.

(mdk/RWP)
ATAU
Geser ke atas Berita Selanjutnya

Cobain For You Page (FYP) Yang kamu suka ada di sini,
lihat isinya

Buka FYP
Diremehkan Mantan Suami & Diganggu Preman, Janda Cantik 2 Anak Nekat Jualan Bakso Gerobak Kini Omzetnya Rp100 Juta
Diremehkan Mantan Suami & Diganggu Preman, Janda Cantik 2 Anak Nekat Jualan Bakso Gerobak Kini Omzetnya Rp100 Juta

Sempat kerja di Bandara Soekarno-Hatta selama dua tahun, Opi memutuskan buat banting setir berjualan bakso ikan dengan gerobak.

Baca Selengkapnya
Jual Rokok Ketengan Bakal Dilarang, Apindo: Timbulkan Kegelisahan di Industri Tembakau
Jual Rokok Ketengan Bakal Dilarang, Apindo: Timbulkan Kegelisahan di Industri Tembakau

Sejumlah pedagang sembako juga menolak rencana pelarangan penjualan rokok eceran atau ketengan.

Baca Selengkapnya
Geger Puluhan Ekor Ternak Babi di Sikka Mati Mendadak, Ternyata Ini Penyebabnya
Geger Puluhan Ekor Ternak Babi di Sikka Mati Mendadak, Ternyata Ini Penyebabnya

situasi penyakit hewan terkini mengindikasikan peningkatan jumlah ternak babi yang sakit dan mati di Kecamatan tersebut.

Baca Selengkapnya
Kamu sudah membaca beberapa halaman,Berikut rekomendasi
video untuk kamu.
SWIPE UP
Untuk melanjutkan membaca.
Kapolri Sebut Angkat Kejahatan Sepanjang 2023 Meningkat Dibanding 2022
Kapolri Sebut Angkat Kejahatan Sepanjang 2023 Meningkat Dibanding 2022

Listyo secara terpisah memaparkan, ada kurang lebih 8.008 perkara kejahatan terhadap perempuan dan anak yang diselesaiListyo secara terpisahkan pada tahun 2023.

Baca Selengkapnya
Menkes Minta Anggaran Kesehatan Diprioritaskan: Sehat Mesti Duluan daripada Pintar
Menkes Minta Anggaran Kesehatan Diprioritaskan: Sehat Mesti Duluan daripada Pintar

Menurut Budi, syarat untuk mencapai generasi emas 2045 ialah harus sehat dan pintar.

Baca Selengkapnya
Menteri Bahlil Kaget Pajak Hiburan Naik Hingga 75 Persen: Ini Mengganggu Iklim Investasi
Menteri Bahlil Kaget Pajak Hiburan Naik Hingga 75 Persen: Ini Mengganggu Iklim Investasi

Bahlil menilai kenaikan tarif pajak hiburan ini bisa berdampak terhadap perkembangan bisnis di Indonesia.

Baca Selengkapnya
Cara Ibu Hamil Cegah Janin Idap Penyakit Jantung Bawaan
Cara Ibu Hamil Cegah Janin Idap Penyakit Jantung Bawaan

Penyakit Jantung Bawaan ada yang sembuh dengan sendirinya, namun ada juga yang harus menjalani tindakan intervensi.

Baca Selengkapnya
Produksi Kelapa Sawit Indonesia Diprediksi Turun di 2024, Ini Faktor Penyebabnya
Produksi Kelapa Sawit Indonesia Diprediksi Turun di 2024, Ini Faktor Penyebabnya

Tantangan kedua, yaitu tidak jelasnya kepastian hukum dan kepastian berusaha.

Baca Selengkapnya
Perlu Dihindari! Ketahui Bahaya Konsumsi Gula Berlebih pada Bayi
Perlu Dihindari! Ketahui Bahaya Konsumsi Gula Berlebih pada Bayi

Konsumsi gula berlebih dan makanan manis perlu dihindari terutama pada bayi karena sejumlah dampak yang berisiko terjadi.

Baca Selengkapnya