Better experience in portrait mode.
Iklan - Geser ke atas untuk melanjutkan

Peneliti Ungkap Obat COVID-19 Bakal Muncul Lebih Dahulu Dibanding Vaksin

Peneliti Ungkap Obat COVID-19 Bakal Muncul Lebih Dahulu Dibanding Vaksin Ilustrasi vaksin. ©Shutterstock.com/baitong333

Merdeka.com - Saat ini berbagai lembaga kesehatan berlomba mencari cara mengobati COVID-19. Peneliti mengungkap bahwa pengobatan terhadap penyakit ini disebut bakal tersedia lebih dahulu dibanding vaksinnya.

Peneliti dan Kepala Lembaga Biologi Molekuler Eijkman Prof. Amin Soebandrio mengatakan bahwa kemungkinan, obat untuk perawatan pasien COVID-19 akan ditemukan lebih dahulu sebelum vaksin.

"Obat mungkin ya. Karena kan sekarang dikembangkan dari obat yang sudah ada jadi bukan pengembangan obat baru. Kalau pengembangan obat baru pasti lama sekali," kata Amin ketika dihubungi Health Liputan6.com.

Amin mengatakan, pengobatan yang sudah ada sebelumnya terus diteliti untuk mencari tahu mana yang paling baik dalam perawatan pasien COVID-19.

Sementara itu terkait vaksin, Amin mengatakan kemungkinan waktu untuk penemuannya akan lebih lama dibandingkan obat. Dia mengatakan tidak mungkin vaksin untuk SARS-CoV-2 akan selesai hanya dalam enam bulan saja.

Pengobatan Bantu Kurangi Beban RS

Meski tak mengurangi jumlah kasus secara keseluruhan, Amin mengatakan bahwa apabila obat ditemukan, kemungkinan pasien yang dirawat di rumah sakit akan berkurang sehingga beban pada pelayanan kesehatan bisa berkurang.

"Kita harapkan ke depannya obat-obat sudah lebih banyak yang ditemukan, sistem pengobatannya sudah lebih baik di rumah sakit, fasilitasnya sudah tersedia dengan baik, mungkin ada vaksin atau pendekatan lain yang sudah dikembangkan, sehingga jumlah orang sakit yang dirawat di rumah sakit akan menurun," ujarnya.

Indonesia sendiri dikabarkan melakukan beberapa studi untuk terus mencari obat yang tepat bagi pasien COVID-19. Salah satu yang terbaru adalah penggunaan transfusi plasma darah dari penyintas virus corona kepada mereka yang mengalami gejala berat dari SARS-CoV-2.

Kerja sama tersebut dilakukan oleh LBM Eijkman dengan Palang Merah Indonesia. Terapi serupa juga telah diuji coba di beberapa negara lain seperti Tiongkok dan Amerika Serikat. Amin mengatakan bahwa dengan cara ini, diharapkan plasma darah penyintas akan membantu memerangi virus corona dalam tubuh pasien COVID-19 yang belum dinyatakan sembuh dan dalam kondisi berat.

Reporter: Giovani Dio PrasastiSumber: Liputan6.com

(mdk/RWP)
ATAU
Geser ke atas Berita Selanjutnya

Cobain For You Page (FYP) Yang kamu suka ada di sini,
lihat isinya

Buka FYP
Kemenkes Temukan Kasus Covid-19 Varian JN.1 di Jakarta dan Batam

Kemenkes Temukan Kasus Covid-19 Varian JN.1 di Jakarta dan Batam

Covid-19 varian JN.1 dilaporkan berkaitan erat dengan varian BA.2.86 dan dikhawatirkan dapat mempengaruhi pola penularan dan tingkat keparahan penyakit.

Baca Selengkapnya
Kombes Pol Yade Setiawan Sukses raih Doktor dan Pertahankan Disertasi Penanganan Covid 19.

Kombes Pol Yade Setiawan Sukses raih Doktor dan Pertahankan Disertasi Penanganan Covid 19.

Kombes Pol Yade Setiawan Sukses raih Doktor dan Pertahankan Disertasi Penanganan Covid 19.

Baca Selengkapnya
Kasus Covid-19 Muncul lagi, Sekda Jateng Sebut yang Terpapar Karena Belum Booster

Kasus Covid-19 Muncul lagi, Sekda Jateng Sebut yang Terpapar Karena Belum Booster

Terkait mobilisasi orang yang banyak berpotensi terjadi pada liburan Natal dan Tahun Baru, pemerintah belum mengeluarkan kebijakan pembatasan perjalanan.

Baca Selengkapnya
Kamu sudah membaca beberapa halaman,Berikut rekomendasi
video untuk kamu.
SWIPE UP
Untuk melanjutkan membaca.
Kasus Covid-19 Meningkat, Penumpang Kereta Api Wajib Pakai Masker

Kasus Covid-19 Meningkat, Penumpang Kereta Api Wajib Pakai Masker

Imbauan ini seiring meningkatnya angka kasus Covid-19 di Indonesia dalam beberapa waktu terakhir.

Baca Selengkapnya
Sejarah 2 Maret: Kasus Pertama Virus Covid-19 di Indonesia

Sejarah 2 Maret: Kasus Pertama Virus Covid-19 di Indonesia

Pada tanggal 2 Maret 2020, Indonesia melaporkan kasus pertama virus Covid-19, menandai awal dari pandemi yang memengaruhi seluruh masyarakat.

Baca Selengkapnya
Kasus Covid-19 Meningkat di 21 Provinsi

Kasus Covid-19 Meningkat di 21 Provinsi

Tren kenaikan kasus mingguan Covid-19 nasional per 9 Desember 2023 dilaporkan menyentuh angka 554 kasus positif.

Baca Selengkapnya
Menkes Budi: Kasus Covid-19 di Indonesia Jelang Natal dan Tahun Baru 2024 Tak Mengkhawatirkan

Menkes Budi: Kasus Covid-19 di Indonesia Jelang Natal dan Tahun Baru 2024 Tak Mengkhawatirkan

Budi juga menganjurkan masyarakat untuk kembali menggunakan masker saat mengakses tempat-tempat yang rawan.

Baca Selengkapnya
Blak-blakan Menkes soal Kenaikan Kasus Covid-19 JN.1

Blak-blakan Menkes soal Kenaikan Kasus Covid-19 JN.1

Hingga 19 Desember 2023, jumlah kasus Covid-19 JN.1 mencapai 41 kasus.

Baca Selengkapnya
Komnas KIPI Pastikan Vaksin nOPV2 Aman Digunakan untuk Cegah Polio

Komnas KIPI Pastikan Vaksin nOPV2 Aman Digunakan untuk Cegah Polio

Komnas KIPI menyebut vaksin nOPV2 telah dikembangkan sejak tahun 2011 dan mulai diberikan sejak tahun 2021.

Baca Selengkapnya