Miliki Peran Besar Bagi Kesehatan, Kompetensi Lakukan Sunat Terus Didorong Lebih Baik
Merdeka.com - Salah satu hal yang menjadi kewajiban bagi pria muslim adalah disunat atau khitan. Pada saat ini, terdapat berbagai metode sunat yang bisa dipilih oleh seseorang.
Ketua Umum Pengurus Besar Ikatan Dokter Indonesia (PB IDI), dr. Daeng Faqih, S.H., M.H mendorong dokter meningkatkan kompetensi melakukan tindakan sirkumsisi atau sunat.
"Sunat bagian pelayanan kesehatan kompetensi dokter. Kami senang kalau kompetensi ini terus didorong menjadi baik," kata dia beberapa waktu lalu dilansir dari Antara.
Menurut Daeng, sunat dianjurkan baik itu dari sisi budaya maupun kesehatan. Dari sisi budaya, masyarakat sudah sejak lama menerapkan tindakan ini pada anak laki-laki, sementara dari segi kesehatan sunat diketahui memiliki manfaat seperti mencegah berbagai penyakit termasuk infeksi saluran kemih (ISK).
"Dari segi kesehatan, potensi tempat tertumpuknya kesehatan dan memicu berbagai penyakit (bila tidak disunat). Oleh karena itu sunat sangat baik bagi kesehatan, kehidupan dan budaya," kata dia.
Saat ini, tersedia berbagai metode sunat mulai dari konvensional hingga klem dan di antaranya sudah melewati proses asesmen Kementerian Kesehatan yang berarti penilaian tentang efikasi dan keamanan sudah direkomendasikan.
Penggunaan Metode Klem untuk Sunat
Daeng berharap, metode sunat yang direkomendasikan Kementerian Kesehatan salah satunya diperkenalkan dokter spesialis bedah saraf dari Universitas Indonesia, dr. Mahdian Nur Nasution, Sp.BS bisa diperkenalkan kepada masyarakat dan dokter.
Metode yang diperkenalkan ini yakni modern klem diklaim menjadi solusi sunat dan direkomendasikan Organisasi Kesehatan Dunia (WHO). Mahdian mengatakan, metode ini membuat tindakan sunat menjadi lebih mudah, praktis dan nyaman.
Metode klem menggunakan sistem penguncian dengan cara diputar untuk menjamin klem hanya dapat digunakan satu kali.
"Klem didesain oleh putra bangsa, untuk mempermudah dokter dalam melakukan sunat, namun juga memperhatikan keamanan dan kenyamanan anak," kata dia.
Sunat, seperti dikutip dari Mayo Clinic merupakan operasi pengangkatan kulit yang menutupi ujung penis. Prosedur ini cukup umum untuk anak laki-laki yang baru lahir di beberapa bagian dunia. Sunat setelah periode bayi baru lahir dimungkinkan.
(mdk/RWP)Cobain For You Page (FYP) Yang kamu suka ada di sini,
lihat isinya
IDI: Perlu Kerja Sama Strategis Mewujudkan Pemerataan Dokter di Indonesia
IDI mengungkapkan tidak seimbangnya rasio dokter umum dan spesialis di Indonesia sangat berdampak terhadap kualitas kesehatan di setiap daerah.
Baca SelengkapnyaIndonesia Darurat Pemenuhan Dokter Spesialis, Apa Penyebabnya?
Ikatan Dokter Indonesia (IDI) menyebutkan bahwa Indonesia membutuhkan 78.400 dokter spesialis.
Baca SelengkapnyaKasus Dugaan Pencabulan Istri Pasien Dinaikkan Penyidikan, Dokter MY Bakal Jadi Tersangka?
Cukup banyak alat bukti yang telah dikantongi penyidik, baik didapat dari TKP maupun serahan dari pelapor.
Baca Selengkapnyavideo untuk kamu.
Mengenang Endang Witarsa, Pelatih di Balik Kesuksesan Sepak Bola Nasional Bergelar Dokter Gigi
Sosok di balik suksesnya perkembangan sepak bola di Indonesia ini dulunya merupakan seorang pemain dan sudah memiliki ijazah dokter gigi.
Baca SelengkapnyaDokter MY yang Diduga Cabuli Istri Pasien Mangkir dari Panggilan Polisi, Pengacara: Masalah Pekerjaan
Pekerjaan itu diklaim sudah terjadwal sebelumnya sehingga tidak bisa ditinggalkan.
Baca SelengkapnyaSeorang Dokter Hilang di Perairan Lombok, 4 Hari Belum Ditemukan
Dokter tersebut hilang setelah perahu yang digunakan untuk memancing ikan terbalik dihantam gelombang
Baca SelengkapnyaPerjuangan Dokter Kandungan Diungkap Istri, Tetap Layani Pasien di Bandara Padahal Mau Liburan
Diungkap sang istri, dokter tersebut kedapatan tetap melayani kendati tengah berlibur.
Baca SelengkapnyaIni Profil Dokter MY yang Dilaporkan Cabuli Istri Pasien, Kerap Jadi Pembicara Seminar Kesehatan
Dokter MY memberi obat bius kepada suami korban. Selanjutnya, ia juga menyuntikkan bius kepada korban.
Baca SelengkapnyaIDI Ingatkan Dokter Influencer Dilarang Jualan Produknya di Media Sosial
Dokter yang menggunakan media sosial juga diwanti-wanti untuk menjaga kerahasiaan informasi kesehatan pasien.
Baca Selengkapnya