Lewat seks, orang divaksin cacar rentan tularkan virus
Merdeka.com - Seorang pria di San Diego terinfeksi virus vaccinia - virus dalam vaksin cacar - pada bulan Juni tahun lalu, setelah melakukan kontak seksual dengan seseorang yang baru-baru ini divaksin cacar.
Terlebih lagi, orang yang terinfeksi juga menularkan virus tersebut kepada individu lain yang tidak divaksinasi saat melakukan aktivitas seksual. Fenomena ini biasanya dikenal sebagai transmisi tersier.
Vaksin cacar mengandung virus vaccinia hidup, yang mirip dengan cacar tetapi tidak benar-benar menyebabkan penyakit. Pada tahun 1972, Amerika Serikat berhenti melakukan vaksinasi kepada masyarakatnya karena penyakit tersebut telah dibasmi. Namun, pada tahun 2002, Departemen Pertahanan Amerika kembali melakukan vaksinasi cacar untuk personel militer dan pegawai sipil.
Karena vaksin mengandung virus hidup, itu dapat menyebabkan gejala tertentu pada orang divaksin, dan virus dapat berpindah ke orang lain. Orang dapat terinfeksi virus vaccinia jika mereka menyentuh bagian tubuh orang yang telah divaksinasi, atau jika mereka melakukan kontak dengan pakaian yang telah terkontaminasi virus. Gejala dari infeksi virus vaccinia termasuk ruam, demam, sakit kepala dan nyeri tubuh, menurut CDC (Centers for Disease Control and Prevention) - lembaga federal Amerika Serikat di bawah Departemen Kesehatan dan Layanan Masyarakat
Sejak tahun 2002, sudah ada 115 laporan tentang penularan virus vaccinia antara orang-orang divaksinasi dan yang tidak divaksinasi, menurut review yang diterbitkan pada tahun 2011. Kebanyakan transmisi terjadi melalui kontak intim, seperti hubungan seksual, atau kontak antara ibu dan anak. Ada juga laporan penularan yang terjadi di pusat kebugaran.
Sebagaimana dilansir MyHealthNewsDaily, kasus baru ini adalah yang pertama melaporkan penularan virus melalui seks tersier. Orang pertama akan terinfeksi ketika ia melakukan hubungan seks dengan seseorang yang baru saja divaksinasi - yang tidak menjaga bagian tubuh yang telah divaksinasi tertutup dengan benar.
Orang yang terinfeksi kemudian mengembangkan ruam di daerah anal dan di bibirnya, demam, kelelahan dan mual. Ketika orang yang terinfeksi kemudian berhubungan seks dengan pasangan yang berbeda, individu ketiga juga tertular penyakit yang sama, dan mengembangkan ruam pada kelamin dan lengan bawah.
Penelitian ini menyoroti potensi virus vaccinia yang dapat menyebar ke luar melalui kontak langsung dari orang yang telah divaksinasi. Hal ini juga menggarisbawahi pentingnya menutup bagian tubuh yang telah divaksinasi secara benar. Studi ini dipublikasikan minggu ini dalam Morbidity and Mortality Weekly Report.
(mdk/des)Cobain For You Page (FYP) Yang kamu suka ada di sini,
lihat isinya
Infeksi virus Nipah dapat dicegah dengan menghindari paparan terhadap babi dan kelelawar serta menerapkan kebiasaan bersih.
Baca SelengkapnyaSeniman ukir daun ini buat lukisan tokoh-tokoh terkenal dari daun kering, hasil tangannya menakjubkan dan viral.
Baca SelengkapnyaVirus DBD di Jepara menyebar cepat. Lima belas warga sudah jadi korban. Sebelas di antaranya anak-anak
Baca Selengkapnyavideo untuk kamu.
Warga sekitar sebenarnya sudah mencoba menangkap kucing tersebut, namun gagal.
Baca SelengkapnyaTerdapat berbagai macam virus yang dapat membawa penyakit serius.
Baca SelengkapnyaViral pengantin baru gagal adakan resepsi karena suami meninggal 4 hari setelah akad, bikin sedih.
Baca SelengkapnyaSeorang remaja perempuan berinisial N (12), warga Ciputat, Tangsel, viral mengalami tindak penganiayaan yang diduga pelaku anak-anak yang tidak dikenali.
Baca SelengkapnyaBanyak orang berharap bisa menemukan pasangan hidup sehidup semati saat menjalin asmara.
Baca SelengkapnyaViral wanita naik kora-kora bareng temannya. Malah berakhir masuk rumah sakit.
Baca Selengkapnya