Better experience in portrait mode.
Iklan - Geser ke atas untuk melanjutkan

Ketahui Kapan Harus ke Dokter Saat Anak Masih Mengompol Walau Sudah 5 Tahun

Ketahui Kapan Harus ke Dokter Saat Anak Masih Mengompol Walau Sudah 5 Tahun Ilustrasi Anak Mengompol. ©appliancesolutions.ca

Merdeka.com - Kebiasaan mengompol pada anak perlu diwaspadai oleh orangtua, terutama ketika dia sudah berusia lebih dari lima tahun. Hal ini bisa jadi tanda adanya nokturnal enuresis pada anak.

Nokturnal enuresis sendiri adalah ketidakmampuan mengontrol pengeluaran urin selama tidur yang terjadi pada anak dengan usia lebih dari 5 tahun atau perkembangan yang setara, setidaknya selama 3 bulan.

Irfan Wahyudi, Kepala Departemen Urologi FKUI-RSCM mengatakan, perlu waktu bagi anak selama 4 tahun untuk bisa mengontrol proses berkemihnya ketika ia bangun atau saat tidur.

Dalam sebuah temu media beberapa waktu lalu, Irfan mengatakan bahwa enuresis sendiri terjadi di malam hari ketika anak sedang tertidur.

"Kalau anaknya masih (bisa) bangun kemudian kencing pada malam hari itu bisa didefinisikan ke nokturia, tapi kalau misalnya mengompol pada saat tidur, masuknya ke enuresis," kata Irfan.

Sehingga enuresis bisa mulai diwaspadai apabila kondisi itu terjadi pada malam hari saat anak tidur, setelah dia berusia 5 tahun, serta tidak ada kelainan secara fisik baik anatomi atau saraf.

Irfan mengungkapkan, faktor penyebab nokturnal enuresis sendiri bersifat multifaktorial, misalnya kondisi genetik, konstipasi, infeksi saluran kemih, kapasitas kandung kemih yang kecil, kecemasan, gangguan tidur, serta diabetes.

Kapan Harus ke Dokter?

Dia menjelaskan, orangtua harus mulai memeriksakan anaknya ke dokter apabila ia masih mengompol walau usianya lebih dari 5 tahun. Dokter nantinya akan memeriksa beberapa hal seperti keluhan, perkembangan anak, riwayat keluarga dan penyakit penyerta, serta tinggi dan berat badan.

"Karena ada korelasi antara berat badan yang berlebih dengan gangguan mengorok, dan mengorok ini akan berkaitan dengan mengompol juga," katanya.

Irfan mengatakan, terapi yang perlu dilakukan perlu disesuaikan dengan penyebab yang mendasari pasien. Perbaikan gaya hidup pun juga menjadi salah satu terapi yang mungkin dianjurkan.

"Perbaikan gaya hidup yang dapat dilakukan yakni menghindari konsumsi cairan berlebih pada malam hari, menghindari minuman atau makanan mengandung kafein, memastikan konsumsi cairan yang cukup sepanjang hari, menghindari diet tinggi protein atau garam pada malam hari (menginduksi diuresis), mengingatkan untuk berkemih sebelum tidur, serta memberi penghargaan jika anak tidak mengompol."

Terapi lain yang juga mungkin dianjurkan adalah terapi menggunakan obat yakni desmopresin serta terapi alarm.

"Terapi alarm memiliki tingkat keberhasilan yang hampir sama dengan pemberian obat, dimana saat celana anak basah akibat mengompol, maka alarm akan berbunyi yang menyebabkan anak akan terbagun dan harus pergi ke kamar mandi." kata Irfan.

Dia menyebut bahwa terapi alarm bisa dianggap berhasil jika anak sudah tidak mengompol selama satu bulan tanpa penggunaan alarm. Biasanya hasil terapi ini mulai tampak setelah tiga atau empat bulan dilakukan.

Reporter: Giovani Dio PrasastiSumber: Liputan6.com

(mdk/RWP)
ATAU
Geser ke atas Berita Selanjutnya

Cobain For You Page (FYP) Yang kamu suka ada di sini,
lihat isinya

Buka FYP
Dipatuk Ular, Ini Pertolongan Pertama yang Wajib Dilakukan
Dipatuk Ular, Ini Pertolongan Pertama yang Wajib Dilakukan

Untuk proses pemulihan, orang dewasa dibutuhkan waktu sekitar 3 minggu dan anak-anak selama 2 minggu.

Baca Selengkapnya
5 Langkah Menghentikan Kebiasaan Mengompol di Kasur pada Anak
5 Langkah Menghentikan Kebiasaan Mengompol di Kasur pada Anak

Mengompol merupakan salah satu hal yang bisa terjadi pada anak walau usai melakukan potty training.

Baca Selengkapnya
Tak Perlu Terlalu Lama, Menyusui Bayi Cukup Dilakukan 15-30 Menit Saja
Tak Perlu Terlalu Lama, Menyusui Bayi Cukup Dilakukan 15-30 Menit Saja

Pemberian ASI merupakan hal penting pada bayi. Dalam pemberiannya, dokter anak menyebut cukup dilakukan selama 15-30 menit.

Baca Selengkapnya
Kamu sudah membaca beberapa halaman,Berikut rekomendasi
video untuk kamu.
SWIPE UP
Untuk melanjutkan membaca.
Ini Usia Paling Aman bagi Ibu Hamil yang Hendak Mudik Lebaran
Ini Usia Paling Aman bagi Ibu Hamil yang Hendak Mudik Lebaran

Bagi ibu hamil yang hendak melakukan mudik lebaran, trimester kedua merupakan waktu paling aman untuk menjalaninya.

Baca Selengkapnya
Dampak Anak Sering Tidur Larut Malam, Bisa Ganggu Perkembangan si Kecil
Dampak Anak Sering Tidur Larut Malam, Bisa Ganggu Perkembangan si Kecil

Anak yang sering tidur larut malam bisa mengalami berbagai masalah, mulai dari fisik, emosional, hingga akademik. Dampaknya pun bisa memengaruhi perkembangannya

Baca Selengkapnya
Bukan Hanya Kehamilan, 7 Kondisi Ini Juga Bisa Jadi Penyebab Menstruasi Terlambat
Bukan Hanya Kehamilan, 7 Kondisi Ini Juga Bisa Jadi Penyebab Menstruasi Terlambat

Waspadai gejalanya jika sering mengalami menstruasi terlambat.

Baca Selengkapnya
Dituduh Cabuli Istri Pasien yang Tengah Hamil, Ini Penjelasan Dokter Spesialis Ortopedi saat Disidang
Dituduh Cabuli Istri Pasien yang Tengah Hamil, Ini Penjelasan Dokter Spesialis Ortopedi saat Disidang

Dokter spesialis ortopedi inisial MY membantah telah mencabuli istri pasiennya, wanita hamil berinisial TA (22). Dia siap dihukum jika tuduhan itu terbukti.

Baca Selengkapnya
Gejala Bayi Tersedak dan Cara Menanganinya, Wajib Tahu
Gejala Bayi Tersedak dan Cara Menanganinya, Wajib Tahu

Mengenali gejala tersedak pada bayi sangat penting untuk memberikan tindakan cepat dan tepat guna.

Baca Selengkapnya
Bahaya Kista Ovarium yang Perlu Diwaspadai, Kenali Tanda-tandanya
Bahaya Kista Ovarium yang Perlu Diwaspadai, Kenali Tanda-tandanya

Kista ovarium adalah kantung berisi cairan yang terdapat di dalam ovarium atau di permukaannya. Kondisi ini tidak berbahaya kecuali jika kista itu pecah.

Baca Selengkapnya