Hindia Belanda di Masa Flu Spanyol, Pandemi 1918 yang Membunuh Jutaan Jiwa
Merdeka.com - Pandemi influenza tahun 1918 atau biasa dikenal sebagai flu Spanyol merupakan salah satu pandemi paling mematikan dalam sejarah manusia. Diperkirakan terdapat 500 orang yang terinfeksi penyakit ini dengan total kematian 50 juta jiwa.
Indonesia atau Hindia Belanda pada masa itu juga tidak luput dari penyakit mematikan tersebut. Setidaknya terdapat 1,5 juta nyawa melayang akibat pandemi ini.
Walau begitu temuan dari Siddharth Chandra, direktur Asian Studies dari University of Michigan pada tahun 2013 memperkirakan jumlah yang berbeda. Di Jawa dan Madura saja, dia memperkirakan angka kematian ini berkisar antara 4,26 hingga 4,37 juta jiwa.
Penyakit flu Spanyol ini diperkirakan mulai masuk ke Indonesia pada sekitar Juni hingga Juli 1918 melalui Sumatera Utara. Penyakit ini masuk ke Sumatera melalui semenanjung Malaya serta masuk ke Jawa melalui Singapura. Selain ke Jawa, persebaran virus ini juga terjadi dari Singapura ke Kalimantan Barat pada pertengahan Juli.
Dua Gelombang Masuknya Penyakit
Chandra menyebut bahwa terjadi dua gelombang terjadinya pandemi ini di Indonesia. Gelombang pertama terjadi di wilayah barat Indonesia dan tak menyebar ke bagian timur.
Sedangkan gelombang kedua terjadi pada Oktober hingga Desember 1918. Dibanding gelombang pertama, gelombang kedua ini memiliki cakupan lebih luas dengan kasus yang lebih parah.
Pada sejumlah kasus yang terjadi di Indonesia, tidak banyak bukti yang menyebut bahwa kasus ini menyebabkan kematian. Namun jika dibandingkan pada data kematian tahun sebelumnya, terjadi peningkatan kematian yang cukup signifikan di sejumlah daerah. Hal ini diperkirakan disebabkan karena persebaran flu Spanyol ini.
Pemerintah Hindia Belanda Kurang Persiapan
Sebuah penelitian yang dilakukan oleh Colin Brown pada tahun 1987 mengenai kasus flu Spanyol di Indonesia memperkirakan bahwa terjadi 1,5 juta kematian akibat penyakit ini. Perkiraan jumlah tersebut diperoleh dari kalkulasi peningkatan kematian pada tahun 1918 dan 1919.
Walau jumlah tersebut masih perkiraan, tingginya kematian ini juga disebabkan karena perhatian yang kurang tepat dalam penanganan flu Spanyol. Priyanto Wibowo Priyanto Wibowo dan kawan-kawan dalam buku Yang Terlupakan: Pandemi Influenza 1918 di Hindia Belanda (2009) menyatakan bahwa banyak pejabat Belanda di Hindia tidak begitu mempedulikan adanya informasi tentang perkembangan penyakit itu.
Pada November 1918, telah ada telegram dari Banjarmasin yang menjelaskan bahwa daerah mereka tengah darurat menghadapi wabah Influenza. Hal ini kemudian disusul laporan dari Buleleng dan Banyuwangi yang juga menyampaikannya.
Penyakit ini menyebar dengan cepat di Jawa Timur terutama melalui Surabaya yang ramai pelabuhannya. Pada akhir November 1918, Pemerintah Hindia Belanda telah menerima laporan bahwa penyakit itu telah melanda Jawa Tengah dan memasuki wilayah Jawa Barat.
Gunakan Obat Malaria
Pemerintah Hindia Belanda mulai melakukan riset untuk pengobatan bagi wabah ini. Cara pertama adalah dengan menggunakan pil kina yang manjur untuk malaria. Selanjutnya mereka juga membuat tablet penyembuh influenza.
Berbagai cara tetap dilakukan pemerintah untuk menekan angka influenza ini. Karena udara disebut menjadi penyebab persebaran dari penyakit ini, mereka membagikan masker pada warga yang tinggal di daerah terjangkit wabah influenza.
Pemerintah Hindia Belanda cukup alot dalam melakukan perundingan penerbitan peraturan dan tata laksana penanggulangan Flu Spanyol ini. Akhirnya pada 20 Oktober 1920 peraturan yang terkait masalah ini yaitu Influenza Ordonantie diterbitkan. Namun sayangnya pada saat itu, kasus influenza ini sudah menurun dan memakan banyak korban jiwa.
(mdk/RWP)Cobain For You Page (FYP) Yang kamu suka ada di sini,
lihat isinya
Sejarah 2 Maret: Kasus Pertama Virus Covid-19 di Indonesia
Pada tanggal 2 Maret 2020, Indonesia melaporkan kasus pertama virus Covid-19, menandai awal dari pandemi yang memengaruhi seluruh masyarakat.
Baca SelengkapnyaMenkes Blak-blakan soal Flu Singapura: Daya Tahan Tubuh Jangan Lemah
Kasus flu singapura atau Hand, Foot, and Mouth Disease (HFMD) di Indonesia meningkat.
Baca SelengkapnyaCara Mencegah Penularan Flu Singapura, Kenali Gejala dan Penyebabnya
Flu Singapura, yang juga dikenal sebagai penyakit tangan, kaki, dan mulut (HFMD), adalah penyakit infeksi virus yang umumnya menyerang anak-anak.
Baca Selengkapnyavideo untuk kamu.
WNI Bawa Istri Bule Amerika Pulang Kampung ke Ponorogo, Kumpul Sama Keluarga Suami Dengar Bahasa Jawa Senyum-senyum
Saat di kediaman orangtua, sang istri seketika jadi pusat perhatian.
Baca Selengkapnya6 Penyebab Flu Tulang yang Perlu Diwaspadai, Begini Cara Mengatasinya
Flu tulang, atau dikenal juga sebagai flu muskuloskeletal, merupakan suatu kondisi di mana seseorang mengalami gejala seperti nyeri otot, sendi, dan tulang.
Baca Selengkapnya35 Ucapan Tahun Baru Bahasa Inggris 2024 Keren, Sambut Awal Tahun dengan Senyum Bahagia
Ucapan selamat tahun baru bahasa Inggris menjadi pilihan paling tepat untuk diutarakan saat menyambut datangnya tahun 2024.
Baca SelengkapnyaRagam Bahasa Gaul Singkatan yang Kekinian Banget dan Keren, Jangan Mau Ketinggalan Zaman
Tak semua singkatan bahasa gaul bisa dipahami dengan mudah. Beberapa singkatan yang sulit dipahami. Berikut penjelasannya.
Baca SelengkapnyaMenkes Budi: Kasus Covid-19 di Indonesia Jelang Natal dan Tahun Baru 2024 Tak Mengkhawatirkan
Budi juga menganjurkan masyarakat untuk kembali menggunakan masker saat mengakses tempat-tempat yang rawan.
Baca SelengkapnyaSampah Sisa Perayaan Tahun Baru di Jakarta Capai 130 Ton, Terbesar setelah Pandemi Covid
jumlah sampah yang terkumpul selama malam perayaan tahun baru 2024 di Jakarta mencapai 130 ton.
Baca Selengkapnya