Hindari Terlalu Sering Melarang Anak Kecuali pada Berbagai Kondisi Ini
Merdeka.com - Pada tahap anak-anak, seseorang memiliki rasa penasaran yang sangat tinggi dan memcoba melakukan berbagai macam hal. Pada usia 1-5 tahun biasanya meraka banyak bereksplorasi dan menjadi lebih kreatif.
“Di masa Toddler 1-3 tahun, anak mulai belajar untuk mandiri, dimulai dengan belajar melakukan hal-hal yang sederhana sendiri. Memasuki usia Prasekolah anak mulai belajar untuk memiliki rasa tanggung jawab dan memiliki ambisi," ujar Psikolog klinis, Dra. Ratih Ibrahim, M.M., dalam Webinar bersama Nestle Dancow beberapa waktu lalu.
Tak jarang orangtua pun melarang anak ketika melakukan hal yang berbahaya dan mengucapkan kata jangan. Walaupun terlalu banyak memberikan larangan atau berkata jangan pada anak akan membuatnya menjadi seseorang yang ragu-ragu nantinya.
Namun, kata larangan tersebut boleh tetap dilontarkan orangtua ketika anak benar-benar dalam bahaya. Semisal, ketika tangan anak ingin dimasukan ke soket atau colokan listrik.
"Tetap boleh menggunakan kata jangan untuk melarang si kecil namun ketika anak benar-benar dalam bahaya. Orangtua memang harus membuka ruang eksplorasi pada anak seluas-luasnya. Tetapi jika pada hal-hal berbahaya dan sangat prinsip, tetap boleh menggunakan kata 'jangan' demi keselamatannya," ujarnya.
Mengamati Gerak-Gerik Anak
Psikolog Ratih juga mengatakan, jika sudah terlalu banyak mengatakan kata "jangan". Orangtua bisa menunjukannya bahaya tersebut dengan memengang tangan anak, sambil berkata dengan perlahan jika itu berbahaya," ujarnya.
Orangtua juga perlu mengamati gerak-gerik anak untuk memastikan dia tidak melakukan hal berbahaya. Cara lainnya, semua benda-benda yang berpotensi membahayakan buah hati sebisa mungkin jauhkan dari anak seperti ujung benda yang tajam.
"Jadi anak bisa bereksplorasi seluas-luasnya tetapi dalam ruang lingkup yang aman dan didampingi oleh kita. Kalau makan makanan yang kotor atau benda yang kotor, pegang tangannya dan berkata secara halus," tandas Ratih.
Reporter: Anisha Saktian PutriSumber: Fimela.com
(mdk/RWP)Cobain For You Page (FYP) Yang kamu suka ada di sini,
lihat isinya
Mengenal Gejala Selesma pada Anak, Begini Cara Mencegahnya
Gejala selesma pada anak biasanya meliputi bersin, hidung tersumbat, sakit tenggorokan, hingga demam ringan. Namun kondisi ini bisa membaik dengan sendirinya.
Baca SelengkapnyaDampak Anak Sering Tidur Larut Malam, Bisa Ganggu Perkembangan si Kecil
Anak yang sering tidur larut malam bisa mengalami berbagai masalah, mulai dari fisik, emosional, hingga akademik. Dampaknya pun bisa memengaruhi perkembangannya
Baca SelengkapnyaKenali 4 Hal yang Harus Diperhatikan Orangtua saat Anak Sakit
Pada saat anak sedang sakit, orangtua biasanya akan mengalami sejumlah kebingungan. Penting bagi orangtua untuk memerhatikan sejumlah hal.
Baca Selengkapnyavideo untuk kamu.
Ciri-Ciri ADHD pada Anak dan Orang Dewasa yang Mudah Dikenali, Jangan Anggap Sepele
Gangguan ini dapat memengaruhi kemampuan anak dalam belajar dan berinteraksi dengan lingkungan sekitarnya.
Baca SelengkapnyaApakah Anak Bayi Kita Tidur Terlalu Lama? Ini Cara Mengetahuinya
Bayi yang baru lahir cenderung tidur dalam waktu yang cukup lama.
Baca SelengkapnyaSejak Usia Berapa dan Bagaimana Karakter Anak Terbentuk dan Muncul
Munculnya karakter anak perlu dikenali oleh orangtua untuk menentukan cara parenting yang tepat bagi perkembangan buah hati.
Baca SelengkapnyaKetahui Berbagai Kecerdasan yang Terdapat pada Anak, Penting untuk Terus Dikembangkan
Kecerdasan pada anak memiliki bentuk yang berbeda-beda satu sama lain. Ketahui sejumlah jenis kecerdasan pada anak.
Baca SelengkapnyaPenyebab Anak Hiperaktif dan Cara Mengatasinya, Orang Tua Wajib Tahu
Melihat perilaku anak yang tidak bisa diam, membuat orang tua kerap menduga anak hiperaktif. Apa penyebabnya?
Baca SelengkapnyaKapan Anak Perlu Mulai Dibiasakan Tidur Sendiri dan Bagaimana Memulainya?
Membiasakan bayi tidur sendiri bisa dilakukan mulai usia 3 bulan dengan berbagai cara.
Baca Selengkapnya