Merdeka.com - Sebuah penelitian terbaru menyebutkan ayah yang merokok menurunkan DNA rusak pada anak mereka, yang kemudian meningkatkan risiko serangan kanker pada anak.

Studi dari University of Bradford ini pun menduga kasus kanker yang menyerang anak, khususnya leukimia, bisa jadi disebabkan karena DNA rusak yang diturunkan dari ayah mereka yang merokok.

Secara khusus, sperma yang sehat membutuhkan waktu tiga bulan lamanya untuk berkembang. Apabila ayah tidak mau menurunkan DNA yang rusak pada anaknya, maka sebaiknya mereka menghentikan kebiasaan merokok untuk sementara selama 12 minggu untuk menghindari risiko. Namun tentu akan lebih baik jika kebiasaan merokok berhenti sepenuhnya.

"Ayah merokok di masa pembuahan akan memicu perubahan gen pada anak. Perubahan itu bisa meningkatkan risiko serangan kanker," tutur salah satu peneliti, Dr. Diana Anderson, seperti yang dikutip dari Daily Mail (26/06).

Sementara itu, para ahli dari University of Glasgow sebelumnya pernah menyatakan pria yang terlalu banyak minum teh pun berisiko terkena kanker.