Better experience in portrait mode.
Iklan - Geser ke atas untuk melanjutkan

Bertambahnya Ragam Penyakit Paru Diharap Membuat Masyarakat Waspada

Bertambahnya Ragam Penyakit Paru Diharap Membuat Masyarakat Waspada ilustrasi cek kesehatan paru-paru. ©2015 Merdeka.com/shutterstock/Photographee.eu

Merdeka.com - Beberapa waktu lalu, tepatnya tanggal 17 November diperingati sebagai Hari Penyakit Paru Obstruktif Kronis (PPOK) Sedunia. Peringatan yang dilakukan tiap tahun ini memiliki tujuan untuk meningkatkan kewaspadaan masyarakat pada ragam penyakit paru yang kian meningkat.

Menurut Badan Kesehatan Dunia (WHO), Penyakit Paru Obstruktif Kronis menempati urutan ke enam sebagai penyebab kematian di dunia pada tahun 1990. Angka tersebut kemudian meningkat dan menjadi penyebab kematian nomor tiga di dunia pada 2019.

"Pada tahun 2019, pada saat kita pandemi itu sudah sesuai dengan prediksi bahwa akan menjadi penyebab kematian nomor tiga. Bahkan sebetulnya (prediksi) penyebab kematian ini bukan pada 2019, tapi 2020," ujar Dr. dr. Susanthy Djajalaksana, Sp.P(K) beberapa waktu lalu.

"Tapi ternyata dia lebih cepat datangnya. Ternyata jadi penyebab kematian nomor tiga di era pandemi dan ini diprediksi akan terus meningkat," Susanthy menambahkan.

Menurut Susanthy, di Indonesia sendiri terdapat sekitar 4.8 juta orang yang memiliki Penyakit Paru Obstruktif Kronis. Terutama terjadi pada usia tua dan mereka yang terpapar polusi udara serta asap rokok.

"Jadi apa sih sebenarnya tujuannya ada day day gini? Supaya meningkatkan kesadaran dan pengetahuan masyarakat luas akan pentingnya kesehatan paru," kata Susanthy.

Apalagi, selama pandemi COVID-19 berlangsung, pasien Penyakit Paru Obstruktif Kronis dianggap lebih rentan terinfeksi virus SARS-COV-2 tersebut. Infeksi virus sendiri menjadi pencetus terjadinya PPOK akut.

"Ini salah satu penyebabnya adalah infeksi, salah satunya adalah COVID-19. Data yang ada menunjukkan dua hingga 13 persen penderita COVID-19 memiliki komorbid PPOK dan data ini bervariasi karena deteksi PPOK yang memang masih kurang," ujar dia.

Terlebih, pasien Penyakit Paru Obstruktif Kronis yang terkena COVID-19 seringkali tidak bisa isolasi mandiri. Melainkan harus mendapatkan perawatan intensif di rumah sakit.

Cara Mengatasinya

Dalam kesempatan yang sama, Susanthy pun membagikan beberapa cara yang bisa dilakukan para pasien PPOK. Berikut delapan diantaranya.

1. Aktif bergerak

2. Patuh berobat

3. Konsumsi makanan bergizi

4. Rajin kontrol

5. Vaksinasi

6. Terapi rehabilitasi

7. Menghindari pajanan (zat-zat beracun)

8. Berhenti merokok

"Dengan aktif bergerak itu pasien PPOK bisa meningkatkan kualitas hidupnya. Banyak sekali penelitian soal ini dan kalau kita bicara tentang bukti-bukti penelitiannya, bahwa memang harus aktif bergerak pada mereka yang PPOK maupun yang sehat," pesan Susanthy.

Reporter: Diviya AgathaSumber: Liputan6.com

(mdk/RWP)
ATAU
Geser ke atas Berita Selanjutnya

Cobain For You Page (FYP) Yang kamu suka ada di sini,
lihat isinya

Buka FYP
Jenis Semut Ini Mampu Menyembuhkan Diri dari Kematian dengan Liurnya

Jenis Semut Ini Mampu Menyembuhkan Diri dari Kematian dengan Liurnya

Penelitian terbaru mengungkapkan kehebatan alamiah semut ini dalam menangani risiko kematian yang diakibatkan oleh infeksi luka. Simak selengkapnya disini!.

Baca Selengkapnya
28 Januari: Peringati Hari Kusta Sedunia, Ini Tujuan dan Tema Tahun 2024

28 Januari: Peringati Hari Kusta Sedunia, Ini Tujuan dan Tema Tahun 2024

Kusta atau lepra masih menjadi salah satu penyakit ropis yang terabaikan.

Baca Selengkapnya
Organ Dalam Anak Tamara Diperiksa untuk Memastikan Penyebab Kematian

Organ Dalam Anak Tamara Diperiksa untuk Memastikan Penyebab Kematian

Kondisi jasad D telah membusuk, tim dokter membutuhkan waktu untuk memastikan penyebab kematian

Baca Selengkapnya
Kamu sudah membaca beberapa halaman,Berikut rekomendasi
video untuk kamu.
SWIPE UP
Untuk melanjutkan membaca.
Empat Strategi Menkes Hadapi Potensi Pandemi Selanjutnya

Empat Strategi Menkes Hadapi Potensi Pandemi Selanjutnya

Dari semua perang yang dihadapi manusia, melawan patogen mencatatkan kematian yang paling banyak.

Baca Selengkapnya
Detik-Detik Rambut Pelaku Mutilasi Keponakan Dijambak Warga, Suasana Gaduh Polisi Langsung Bereaksi

Detik-Detik Rambut Pelaku Mutilasi Keponakan Dijambak Warga, Suasana Gaduh Polisi Langsung Bereaksi

Motif pelaku menghabisi keponakannya karena tergiur mencuri perhiasan emas yang dikenakan korban.

Baca Selengkapnya
10 Penyakit Keturunan yang Perlu Diwaspadai, Cari Tahu Sejak Dini

10 Penyakit Keturunan yang Perlu Diwaspadai, Cari Tahu Sejak Dini

Ada banyak jenis penyakit keturunan yang diwariskan secara genetik dan menjadi tantangan dalam dunia medis.

Baca Selengkapnya
Geger Puluhan Ekor Ternak Babi di Sikka Mati Mendadak, Ternyata Ini Penyebabnya

Geger Puluhan Ekor Ternak Babi di Sikka Mati Mendadak, Ternyata Ini Penyebabnya

situasi penyakit hewan terkini mengindikasikan peningkatan jumlah ternak babi yang sakit dan mati di Kecamatan tersebut.

Baca Selengkapnya
Penyebab Selesma dan Gejalanya yang Perlu Diwaspadai, Kenali Cara Mencegahnya

Penyebab Selesma dan Gejalanya yang Perlu Diwaspadai, Kenali Cara Mencegahnya

Selesma adalah infeksi virus yang menyerang saluran pernapasan bagian atas, seperti hidung dan tenggorokan.

Baca Selengkapnya
Sakit Hati, Pria di Makassar Berkali-kali Tikam Tetangganya hingga Tewas

Sakit Hati, Pria di Makassar Berkali-kali Tikam Tetangganya hingga Tewas

Kasus penganiayaan berujung kematian ini dipicu karena pelaku sakit hati

Baca Selengkapnya