Politik masa kini cenderung tak lahirkan pemimpin istiqomah
Merdeka.com - Assalamu alaikum warahmatullahi wabarakatuh.
Saudaraku, politik harfiahnya adalah siasat atau strategi untuk meraih kekuasaan demi suatu tujuan. Karena itu, hitam putih politik tergantung siapa aktornya. Cenderung pragmatis dan inkonsistensi. "Tiada lawan kawan yang abadi kecuali kepentingan abadi."
Kemarin kawan, hari ini lawan, demikian sebaliknya. Dulu niatnya untuk tegaknya syariat Allah, tetapi kemudian terjungkal karena godaan dunia. Dulu sangat rendah hati dan sederhana pada sahabat-sahabatnya, tetapi setelah berkuasa yang ada keangkuhan.
Bukan lagi kemuliaan yang diperjuangkan tetapi kekuasaan. Partai pun jadi mesin fulus, "Siapapun kan didukung yang penting bayar". Bendera Islam pun jadi jualan, sogokan dibahasakan "hadiah bahkan infak".
Nasihat dan ulama didekati dan didengar hanya saat ada maunya tetapi setelah terpilih watak aslinya yang tampak. Kalau ada kemuliaan itu hanya ada di kamera untuk pencitraan. Diperintahkan bawahannya untuk memperhatikan tugas dan rakyatnya, malah dirinya terjun turun mengurus partainya.
Sahabat sholehku, sungguh semakin berat keadaan negeri ini. Tidak heran bencana demi bencana terjadi sebagai teguran, namun tetap tidak diindahkan.
Simaklah Kalam Allah, "Dan apabila Kami hendak membinasakan penduduk suatu negeri, Kami perintahkan para penguasa untuk amanah taat namun mereka memperkaya diri dan berbuat maksiat, maka berhaklah negeri itu dibinasakan, lalu kami menghancurkannya sehancur-hancurnya." (QS Al Isra: 16).
"Dan tidaklah mereka memperhatikan bahwa mereka ditegur dengan musibah sekali atau dua kali setiap tahun, dan mereka tidak juga bertaubat dan tidak pula mau mengambil pelajaran?" (QS At Taubah 126).
Allahu akbar. Semoga suatu saat Allah hadirkan di negeri tercinta ini pemimpin teladan, istiqomah dalam ketakwaan kepadaMu, Ya Allah dan mengajak kami takut kepadaMu. Aamiin.
(mdk/bai)Cobain For You Page (FYP) Yang kamu suka ada di sini,
lihat isinya
Menag Minta Khatib Salat Jumat Sampaikan Pesan Pemilu Damai dan Hargai Perbedaan Pilihan Politik
Yaqut mengatakan, pemilu sebagai pesta demokrasi yang diselenggarakan lima tahun sekali sehingga dijalankan dengan penuh riang gembira.
Baca SelengkapnyaMasa Tenang Pemilu 2024, Jangan Ada Saling Serang dan Fitnah
Dua hari lagi, rakyat Indonesia akan memilih pemimpin baru
Baca Selengkapnya7 Hari Jelang Pencoblosan, Semua Pihak Diminta Bijak Jaga Stabilitas Politik
Indonesia akan memilih pemimpin baru pada 14 Februari 2024
Baca Selengkapnyavideo untuk kamu.
4 Partai Pemenang Pemilu 1955, Lengkap dengan Sejarah dan Kiprahnya
Merdeka.com merangkum informasi tentang 4 partai pemenang pemilu 1955, sejarah, kiprahnya di dalam dunia perpolitikan.
Baca SelengkapnyaCak Imin Samakan Praktik Dinasti dengan Nepotisme: Itu Perilaku Politik Prasejarah
Cak Imin juga menyinggung kaum muda, yang muda bukan soal usia namun kelakuan
Baca SelengkapnyaKetua DPP NasDem Ingatkan Masyarakat Pilih Pemimpin Bukan karena Penampilan Lucu
Taufik mengingatkan kepada masyarakat untuk memilih presiden dan wakil presiden berdasarkan kemampuan mengatasi permasalahan bangsa.
Baca SelengkapnyaDinasti Politik Merupakan Suatu Anomali di Era Indonesia Modern
Apakah partai politik saat ini benar-benar mewakili aspirasi rakyat dan sungguh-sungguh menjalankan aspirasi tersebut.
Baca SelengkapnyaKaesang: Politik Menjadi Satu Bagian yang Seru dan Indah
Dengan politik seseorang bisa menerapkan kebijakan baik untuk kepentingan rakyat banyak.
Baca SelengkapnyaMemasuki Tahun Politik, Plt Ketum PPP Ajak Kader Ketuk Pintu Langit Jemput Kemenangan
Dia mengajak semua pengurus dan kader bergandengan tangan dan bergerak menyapa masyarakat, raih elektoral secara maksimal, seraya terus mengetuk pintu langit.
Baca Selengkapnya