Mencari peninggalan & sejarah otentik Sunan Kudus sampai ke Belanda
Merdeka.com - Jejak sejarah Sunan Kudus ternyata diakui pengurus Yayasan Masjid, Makam dan Menara Sunan Kudus (YM3SK) sangat minim atau sedikit. Bahkan pihak yayasan mengaku kesulitan mencari rekam sejarah Sunan Kudus secara lengkap sampai-sampai harus mengejar ke Belanda.
"Kita sementara masih proses menyusun data terkait Sunan Kudus. Masih butuhkan waktu untuk menyusun buku tersebut. Sudah dimulai cukup lama sampai dapatkan data otentik dari Belanda. Kebetulan ada teman dari sana dapat beasiswa," ungkap Denny Nur Hakim salah seorang pengurus YM3SK saat ditemui merdeka.com di Kantornya Kudus, Jawa Tengah, Selasa (30/6).
Sampai saat ini pengurus mengaku sejarah Sunan Kudus diperoleh hanya berdasarkan cerita-cerita turun temurun dari para ulama dan sesepuh terdahulu.
"Apa yang bisa kami sampaikan sebagian besar merupakan cerita dari para sesepuh itu. Kita belum punyai bukti kuat untuk menulis buku sejarah soal Sunan Kudus. Apalagi bias menyatakan Sunan Ngudung ayah dari Sunan Kudus. Selama ini yang di dengar dari sesepuh Sunan Ngudung orang tua dari Sunan Kudus. Bicara sejarah para wali ini agak susah belum bisa divalidkan," ujarnya.
Begitu juga dengan sejarah menara Kudus. Sebetulnya ada dua versi yang menyatakan cikal bakal menara Kudus. Pertama, menara tersbut adalah peninggalan dari orang pemeluk agama Hindu. Sementara versi kedua, menara itu diciptakan oleh Sunan Kudus.
"Yang dipercayai masyarakat Kudus sampai saat ini adalah diciptakan dan peninggalan Sunan Kudus. Pertama tata letak menghadap ke arah barat sesuai kiblat Islam. Di dinding menara tidak ada relief tidak ceritakan hewan atau tumbuhan. Disekitar tidak tinggalkan arca. Maka masyarakat Kudus percaya penuh menara peninggalan Sunan Kudus awal abad ke 20 perluasan pada 1919, kedua tahun 1927 dan ketiga 1933," ungkapnya.
Selain itu, Sunan Kudus juga meninggalkan dua bilah pusaka. Kedua pusaka itu adalah tombak dan keris yang diletakkan di kedua sisi mimbar di Masjid Al Aqsa dan Al Quds (Kudus).
"Keris dan tombak. Keris Kyai Tjiptoko dan tombak di masjid di kanan kiri mirab untuk khotib. Babad Tanah Jawi Kudus itu kerajaan kecil, kita enggak ada bukti. Kerajaan kecil terlepas dari kerajaan Demak," tandasnya.
Masjid peninggalan Sunan Kudus pun dinilai saat ini sudah tidak seperti aslinya. Oleh karena itu, pihak pengelola masih mencari bentuk masjid Al Aqsha yang pertama.
"Kita belum ada gambar masjid pertama, yang jelas berusaha kembalikan bangunan sesuai kondisi Sunan Kudus. Kita masih berusaha mencari bukti otentik bangunan masjid sebelum diperluas," ungkapnya.
Jejak sejarah tentang masjid Sunan Kudus pernah dimuat di sebuah media massa terbitan Kot Semarang. Media bernama Terompet Melayu itu, pernah memberitakan bahwa Masjid Al Aqsha pernah tersambar petir kubahnya. Kemudian kubah masjid diganti dengan tembaga yang semula berasal dari kuningan.
"Terompet Melayu, koran awal abad 15 terbitan Kota Semarang pertama sempat memberitakan dan menulis bahwa masjid di Kudus tersambar petir karena berasal dari kuningan dan diganti dengan tembaga yang tidak mudah tersambar petir," ujarnya.
Meskipun di sekitar makam, masjid dan menara Sunan Kudus juga ditemukan prasasti namun prasasti itu hanya menyebutkan tentang keberadaan masjid, pemberian nama masjid dan nama asli Sunan Kudus.
"Isi dari prasasti jenis Candra Sengkala Lamba itu berisi empat point. Pertama, pemberian nama masjid Al Aqsa. Pemberian nama tempat namanya Al Quds sekarang menjadi Kudus. Tanggal 19 Rajab 956 Hijriah atau 23 Agustus 1549. Kemudian yang terakhir atau keempat adalah Dja’far Sodhik dikenal dengan Sunan Kudus," tuntasnya.
(mdk/rep)Cobain For You Page (FYP) Yang kamu suka ada di sini,
lihat isinya
Sejarah Padang Mangateh, Peternakan Tertua dan Terbesar di Sumatra Barat Warisan Kolonial
Sebuah daerah khusus peternakan ini dikenal mirip seperti padang rumput yang berada di Selandia Baru dan didirikan langsung oleh Pemerintah Hinda Belanda.
Baca SelengkapnyaSejarah Pesantren NU Tertua di Pulau Sumatera, Didirikan oleh Ulama Tersohor Berdarah Batak
Bukan hanya di Pulau Jawa saja, pondok pesantren juga berdiri di Pulau Sumatera yang usianya sudah lebih dari ratusan tahun.
Baca SelengkapnyaMengenal Sunan Bonang, Pendakwah yang Sebarkan Islam dengan Kesenian
Sunan Bonang adalah sosok pendakwah yang cerdik dan fleksibel dalam menyiarkan ajaran-ajaran Islam.
Baca Selengkapnyavideo untuk kamu.
Mengenal Sunan Bejagung Lor, Ulama Tuban yang Setiap Hari Hilang dari Kediamannya Ternyata Azan di Masjidil Haram Makkah
Perjalanannya dari Tuban ke Makkah dan sebaliknya ibarat hanya melangkahkan kaki
Baca SelengkapnyaSejarah Gereja Makam Kudus Yerusalem, Pemegang Kunci Dipercayakan pada Keluarga Muslim
Ada fakta unik di balik sejarah Gereja Makam Kudus Yerusalem.
Baca SelengkapnyaSejarah Candi Prambanan yang Eksotis, Sarat Nilai Budaya Hindu
Candi Prambanan adalah peninggalan agung dari masa kejayaan Kerajaan Mataram Kuno yang masih eksis hingga sekarang.
Baca SelengkapnyaSejarah Kurug, Pakaian Jawa Kuno yang Sudah Ada di Abad ke-10
Dulu, busana ini memiliki makna yang digunakan hanya pada acara-acara formal. Namun, zaman telah berubah, kini telah melebur menjadi pakaian sahari-hari.
Baca SelengkapnyaPeninggalan Kerajaan Tarumanegara, Berikut Daftar dan Sejarahnya
Peninggalan-peninggalan ini dapat memberi pandangan yang menarik tentang peradaban kuno kala itu.
Baca SelengkapnyaDarimana Asal Muasal Nama Benua "Eropa"? Ternyata Ini Sejarah Panjangnya
Darimana asal penamaan "Eropa" dari benua Eropa? Simak ulasan sejarah lengkapnya berikut ini.
Baca Selengkapnya