Merdeka.com - Ketika suatu senja yang damai, Nabi Muhammad SAW bersama para sahabat sedang berbincang-bincang di pelataran Masjid Nabawi, datang dua pria yang berjalan bersama-sama. Wajah mereka gusar dan diliputi kesedihan yang mendalam.

"Wahai nabi, mengapa hidup saya selalu dirundung kemiskinan?" keluh salah satu dari dua pria itu. "Nabi, saya adalah seorang pedagang, tapi kenapa perampokan selalu saja terjadi, dan saya selalu menjadi korban?" tanya pria satunya lagi.

Mendengar keluhan dua sahabatnya itu, nabi mengatakan jika tidak lama lagi, perampokan akan hilang dari jazirah Arab. Hal ini terjadi setelah Islam berkuasa. "Sehingga, nanti akan ada kafilah atau rombongan pedagang dari Madinah menuju Mekkah tanpa pengawalan," kata nabi, seperti dikutip dari buku Teladan Indah Rasulullah dalam Ibadah, Ahmad Rofi' Usmani.

Kemudian, nabi menjelaskan kepada sahabatnya yang mengeluh karena kemiskinan. Menurut Rasulullah SAW, kemiskinan merupakan salah satu tanda kedatangan hari kiamat.

"Sesungguhnya hari kiamat tidak akan terjadi kecuali jika ada seseorang yang bermaksud memberikan zakat atau sedekahnya, tapi ternyata dia tidak bisa menemukan seorang pun yang sudi menerimanya," kata nabi.

Pada hari kiamat nanti, seluruh manusia dikumpulkan di satu tempat, berdiri di hadapan Allah SWT tanpa sekat. Tidak ada tempat bersembunyi, di sekeliling mereka hanya terdapat hamparan api yang panas menyala.

Semua manusia sibuk dengan nasib dan amalannya masing-masing, tidak ada yang bisa menyelamatkan kecuali zakat dan sedekah yang telah dilakukan selama masih di dunia.

Dalam hadits riwayat Imam Bukhori dan Muslim dikatakan, Rasulullah SAW pernah bersabda "Jauhkan dirimu dari api neraka, walaupun hanya dengan (shadaqah) sebutir kurma."