Merdeka.com - Selain pahala yang diperoleh berlimpah saat Ramadan, di bulan yang penuh berkah ini juga membawa hikmah bagi para musisi dunia. Di Indonesia, para musisi biasanya mengeluarkan album ataupun single lagu terbaru mereka yang lebih banyak bertemakan religi.

Rupanya tradisi musik saat Ramadan tidak hanya terjadi di zaman modern saat ini. Islam telah mengenal musik jauh sebelum bangsa Eropa. Musik-musik Arab, Byzantine, dan Farsi menjadi referensi musik Islam di dunia.

Jenis-jenis Musik tersebut diciptakan oleh Said bin Misjah. Dia sangat tekun mempelajari seni musik kerap memadukannya supaya nadanya semakin indah. Sehingga sangat wajar, Said bin Misjah disebut juga menjadi pelopor tumbuhnya musik Islam. Selain Said bin Misjah, muridnya yang bernama Ibnu Muhriz juga mengembangkan musik Islam yang telah dikombinasikan oleh gurunya.

Awal perkembangannya, musik dalam Islam dapat dibedakan dari alat musik yang digunakan. Kala itu, musik Islam hanya mengenal alat sederhana seperti rebana, rebab, seruling, dan beduk. Sementara untuk membantu memahami pelajaran musik Islam, ada oud. Oud adalah alat musik yang berbentuk seperti buah pir yang telah dipotong setengah dan dilengkapi pula senar atau string sebanyak 12 buah.

Musik yang enak didengar dan mudah dipahami membuat perkembangan musik Islam cepat berkembang luas. Ditambah pemerintahan Islam saat itu sangat mendukung perkembangan musik. Para musisi itu mendapat dukungan penguasa Islam di Baghdad, dengan mengajak musisi itu melakukan perjalanan ke Cordoba, Spanyol. Dari situlah, awal muncul alat musik dan berkembang hingga ke luar Arab. (Berbagai sumber).