Wiranto sebut revisi UU KPK masih konsolidasi, jangan diganggu
Merdeka.com - Presiden Jokowi menolak rencana DPR untuk merevisi UU KPK. Hal itu disampaikan saat menggelar rapat terbatas di Kantor Kepresidenan mengenai 'Strategi Nasional, Pencegahan, dan Pemberantasan Korupsi'.
Menanggapi hal tersebut, Ketua Umum DPP Hanura Wiranto menegaskan, rencana revisi UU KPK kini tengah konsolidasi. Kata dia, upaya tersebut biarkan berjalan dan tak boleh diganggu.
"Sedang konsolidasi dan biar konsolidasi dulu dan jangan kasih permasalahan macem-macem dulu," ujar Wiranto saat menghadiri acara buka puasa bersama di DPP Nasdem, Jalan RP Soeroso, Gondangdia, Jakarta Pusat, (20/6).
Lanjut dia, ada pun maksud konsolidasi ini adalah untuk menentukan nasib revisi tersebut. Revisi UU KPK, tegas dia, harus mendapat kepercayaan dari masyarakat.
"Konsolidasi tentukan posisinya mendapat kepercayaan dari masyarakat kembali utuh dulu. Itu yang penting," tutup dia.
Sebelumnya, Plt Ketua KPK Taufiequrachman Ruki menyatakan Presiden Joko Widodo kepada KPK, Polri dan Kejaksaan, Presiden Jokowi dengan tegas menolak usulan revisi Undang Undang KPK. Hal itu disampaikan saat menggelar rapat terbatas di Kantor Kepresidenan mengenai 'Strategi Nasional, Pencegahan, dan Pemberantasan Korupsi'.
"Pesan Bapak Presiden kepada kami bertiga Polri, Kejaksaan, KPK. Tapi yang jelas dikatakan Pak Presiden tidak ada keinginan dari pemerintah untuk melemahkan KPK. Untuk itu Presiden mengatakan usulan revisi Undang Undang KPK, Presiden menolak," kata Taufiequrachman Ruki di Istana, Jakarta, Jumat (19/6).
Menurutnya, ketegasan tersebut bakal menghilangkan kecurigaan antar-pimpinan di KPK. Lembaga anti-rasuah tersebut juga bakal merasa tak terbebani dengan kabar bakal dilemahkan.
"Itu membuat KPK lega, bebas tidak saling curigai," ucapnya.
Seperti diketahui, antara pemerintah dan DPR saling lempar bola mengenai siapa yang pertama kali menginisiasi revisi Undang Undang KPK. Sejumlah kalangan mengkritik keras rencana revisi tersebut karena dinilai bakal memperlemah pemberantasan korupsi.
(mdk/tyo)Cobain For You Page (FYP) Yang kamu suka ada di sini,
lihat isinya
Jokowi Anggap Petisi UGM dan UII Bagian Demokrasi: Setiap Orang Boleh Berpendapat
Jokowi menuturkan, setiap masyarakat Indonesia bebas berpendapat.
Baca SelengkapnyaJokowi Diusulkan Pimpin Koalisi Besar, Ini Respons Airlangga dan Zulkifli Hasan
Ketua Umum Partai Golkar Airlangga Hartarto menanggapi kabar Presiden Joko Widodo (Jokowi) diusulkan memimpin koalisi besar Prabowo-Gibran.
Baca SelengkapnyaJokowi Minta KPU Netral di Pemilu 2024: Bertindak Sesuai Aturan Saja Dicurigai
Jokowi ingin KPU bertindak sesuai aturan pada pesta demokrasi lima tahunan.
Baca Selengkapnyavideo untuk kamu.
Perludem Serahkan Revisi Angka Ambang Batas Parlemen ke Pembentuk UU: Harus Ada Hitungan Rasional
Dengan adanya revisi, diharapkan suara rakyat tidak terbuang sia-sia.
Baca SelengkapnyaJK Kritik Netralitas Jokowi di Pilpres 2024, Ini Respons Istana
JK menyatakan bahwa semua pejabat sampai kepala pemerintah, presiden turut diambil sumpahnya agar berlaku adil bagi masyarakat.
Baca SelengkapnyaMenkominfo soal Warga Takut Dikriminalisasi di Revisi UU ITE: Takut sama Bayangan Sendiri
Menkominfo meyakinkan revisi UU jilid II, bukan untuk mengkriminalisasi masyarakat yang menyampaikan kritik dan pendapat.
Baca SelengkapnyaRespons Jokowi Soal Dirinya Dilibatkan dalam Penyusunan Kabinet Prabowo
Sebelumnya Ketum Golkar Airlangga Hartarto menyebut, Jokowi bakal punya peran di pemerintahan berikutnya
Baca SelengkapnyaJokowi Masih Tunggu Hasil Rekapitulasi Suara Pemilu 2024 oleh KPU
kowi masih menunggu Komisi Pemilihan Umum menyelesaikan rekapitulasi.
Baca SelengkapnyaPrabowo: Saya Sudah Buktikan Komitmen pada Demokrasi, Dulu Dituduh Kudeta Tapi Tidak Dilakukan
Prabowo Subianto mengaku berkomitmen dengan sistem demokrasi.
Baca Selengkapnya