Better experience in portrait mode.
Iklan - Geser ke atas untuk melanjutkan

Video Ical ke Maladewa bikin kenaikan elektabilitas Golkar seret

Video Ical ke Maladewa bikin kenaikan elektabilitas Golkar seret video ical di pesawat. ©2014 Merdeka.com/@twitter

Merdeka.com - Menjelang Pemilu 2014, gelombang kampanye negatif terhadap partai politik terutama partai-partai besar makin tak terbendung. Mayoritas publik yaitu sebesar 85,3 persen yakin bahwa kampanye negatif di Pemilu Legislatif (Pileg) 2014 lebih sering dan keras dibandingkan Pemilu 2009.

Peneliti Lingkaran Survei Indonesia, Adjie Alfaraby mengatakan, dari hasil riset yang dilakukan LSI menunjukkan bahwa kampanye negatif paling sering melanda 4 partai terbesar menjelang Pileg 2014. Yaitu Partai Golkar, PDI Perjuangan, Gerindra dan Demokrat.

"Akibat adanya kampanye negatif ini, elektabilitas 4 partai tersebut hanya naik tiga persen saja, dari hasil survei yang sudah kita lakukan pada bulan Januari sampai Februari lalu," kata Adjie, di kantor LSI, Rawamangun, Jakarta Timur, Rabu (2/5).

Adjie mengatakan, kampanye negatif berbeda dengan kampanye hitam. Kampanye hitam merupakan pesan negatif terhadap kandidat yang tidak didasari oleh fakta dan sumber data yang bisa dipertanggungjawabkan. Sedangkan kampanye negatif berdasar pada fakta yang jujur dan relevan.

"Hasil survei, sebelumnya Golkar mendapatkan 18,3 persen suara, setelah ada kampanye negatif, soal foto dan video perjalanan Ical ke Maladewa bersama artis dan rombongan, elektabilitas Partai Golkar hanya naik 3 persen saja menjadi 21,9 persen," jelasnya.

Adjie melanjutkan selain Partai Golkar, kampanye negatif juga ikut menyeret PDI perjuangan soal melanggar komitmen perjanjian Batu Tulis, 'ingkar janji' Jokowi 5 tahun menjadi gubernur, dan isu korupsi ratusan busway yang rusak.

"Saat Megawati memberi mandat kepada Jokowi, PDIP yakin akan memperoleh 25 persen suara di pileg nanti. Namun dari hasil riset dengan adanya kampanye negatif hanya mendapat 21,1 persen. Ini hanya naik tiga persen dari survei sebelumnya yang hanya 18,2 persen," ucapnya.

Adapun kampanye negatif partai lainnya adalah menyerang Partai Demokrat soal korupsi petinggi partai dan penggunaan dana Century untuk Pemilu 2009. Dan pengakuan mantan Ketum Demokrat, yang mulai mencicil beberapa kasus korupsi.

"Partai Demokrat survei pada Januari-Februari itu 4,7 persen, sedangkan survei Maret menjadi 7,6 persen," kata Adjie.

Adjie melanjutkan, sedangkan Partai Gerindra diserang dengan kampanye negatif soal masa silam Prabowo pada kasus penculikan aktivis 1998.

"Gerindra survei Januari-Februari 8,7 persen, survei Maret 11,1 persen. Kedua partai ini juga hanya mengalami kenaikan elektabilitas 3 persen suara saja," tandasnya.

(mdk/bal)
ATAU
Geser ke atas Berita Selanjutnya

Cobain For You Page (FYP) Yang kamu suka ada di sini,
lihat isinya

Buka FYP
VIDEO: Analisis Politik Gibran Layak Jadi Ketum Golkar Gantikan Airlangga Hartarto

VIDEO: Analisis Politik Gibran Layak Jadi Ketum Golkar Gantikan Airlangga Hartarto

Pengamat politik sekaligus Direktur Eksekutif Indo Barometer M. Qodari mengatakan Gibran Rakabuming Raka berpeluang jadi Ketua Umum Partai Golkar.

Baca Selengkapnya
VIDEO: Survei Indikator Politik: Faktor Jokowi Bikin Elektabilitas Prabowo Terkatrol

VIDEO: Survei Indikator Politik: Faktor Jokowi Bikin Elektabilitas Prabowo Terkatrol

Indikator Politik mencatat adanya Jokowi effect dalam melesatnya elektabilitas Prabowo Subianto.

Baca Selengkapnya
Elektabilitas Prabowo Capai Lebih 40 Persen, LSI Denny JA: Gemoy Disukai Masyarakat dan Faktor Jokowi

Elektabilitas Prabowo Capai Lebih 40 Persen, LSI Denny JA: Gemoy Disukai Masyarakat dan Faktor Jokowi

Salah satu faktor pendorongnya adalah penampilan Gibran dalam debat cawapres.

Baca Selengkapnya
Kamu sudah membaca beberapa halaman,Berikut rekomendasi
video untuk kamu.
SWIPE UP
Untuk melanjutkan membaca.
VIDEO: Golkar Minta Jatah 5 Menteri, Respons Demokrat Ungkap Kondisi Koalisi Prabowo-Gibran

VIDEO: Golkar Minta Jatah 5 Menteri, Respons Demokrat Ungkap Kondisi Koalisi Prabowo-Gibran

Airlangga mengatakan hal itu dikarenakan Golkar menang di 15 dari 38 provinsi.

Baca Selengkapnya
Indikator Politik Beberkan Alasan Elektabilitas PDIP Turun: Jokower Pindah ke Partai Lain

Indikator Politik Beberkan Alasan Elektabilitas PDIP Turun: Jokower Pindah ke Partai Lain

Elektabilitas PDI Perjuangan memang masih di paling atas dengan angka 19,1 persen, tetapi terus alami penurunan dari survei sebelumnya.

Baca Selengkapnya
VIDEO: Survei Indikator Politik: PDIP Turun Ditempel Gerindra, Jokowers Pindah ke Partai Lain

VIDEO: Survei Indikator Politik: PDIP Turun Ditempel Gerindra, Jokowers Pindah ke Partai Lain

Dari Oktober 2023, elektabilitas PDI Perjuangan mengalami penurunan dari 20,8 persen, lalu 19,7 persen dan 19,1 persen di Desember 2023

Baca Selengkapnya
Survei Charta Politika: Elektabilitas Ganjar-Mahfud Naik Efek Debat Capres, Potensi Masuk Putaran Kedua

Survei Charta Politika: Elektabilitas Ganjar-Mahfud Naik Efek Debat Capres, Potensi Masuk Putaran Kedua

Debat capres sebelumnya memberikan efek positif bagi suara pasangan Ganjar-Mahfud

Baca Selengkapnya
Cerita Maruarar Sirait di Balik Alasan Tinggalkan PDIP Lebih Pilih Prabowo-Gibran

Cerita Maruarar Sirait di Balik Alasan Tinggalkan PDIP Lebih Pilih Prabowo-Gibran

Ara menegaskan, pilihan yang sudah ditentukan olehnya dalam mendukung salah satu paslon capres-cawapres bukan atas instruksi dari Jokowi.

Baca Selengkapnya
VIDEO: Survei Indikator Politik: Gibran Pemenang Debat Cawapres, Cak Imin Paling Buncit

VIDEO: Survei Indikator Politik: Gibran Pemenang Debat Cawapres, Cak Imin Paling Buncit

Lembaga Survei Indikator Politik Indonesia menggelar survei terbaru terkait Pilpres 2024.

Baca Selengkapnya