Merdeka.com - Tiga kali debat digelar, Lucy Kurniasari masih saja 'gagap'. Malam ini, Jumat (27/11), debat publik Pilwali Surabaya, Jawa Timur, kembali digelar dan merupakan putaran terakhir dari seri debat sebelumnya.

Sayang, calon polesan Partai Demokrat dan Partai Amanah Nasional (PAN) yang dipasang mendampingi Rasiyo itu, tak banyak memiliki kesempatan berbicara, karena waktu yang diberikan panitia debat, habis. Hanya Rasiyo yang mendominasi.

Kondisi yang hampir sama juga pernah terjadi di debat putaran awal yang digelar di Gedung Dyandra, Jalan Basuki Rahmat. Saat itu, Rasiyo mendominasi paparan programnya. Selanjutnya, debat kedua di Hotel Shangri-La, Lucy terlihat melihat contekan untuk menjawab pertanyaan-pertanyaan debat.

Sementara di acara debat putaran terakhir ini, pasangan incumbent Tri Rismaharini-Whisnu Sakti Buana ‎masih di 'atas angin'. Keduanya mampu menyampaikan visi-misi dan program-programnya secara bergantian, dengan lugas, tepat dan cepat, tanpa menyia-nyiakan waktu.

Acara debat Pilwali Surabaya, malam ini, merupakan yang kali ketiga digelar atau putaran terakhir. Tema debat ‎yang dimoderatori Sandrina Malakiano itu adalah Memajukan dan Menyelesaikan Persoalan Daerah, Menyelaraskan pembangunan Kota dengan Provinsi dan Nasional. Acara‎ digelar di Arena DBL, Jalan A Yani dan disiarkan live oleh stasiun televisi lokal.

Sebelum acara dimulai, Sandrina membuka dengan memperingatkan para pendukung masing-masing Paslon agar tidak gaduh. "Bagi yang tidak bisa menjaga ketenangan, silakan keluar," acam Sandrina.

Selanjutnya, ‎Sandrina yang sekaligus menjadi panelis debat, memberi kesempatan masing-masing Paslon untuk menyampaikan visi-misinya selama 3 menit. Rasiyo-Lucy tampil lebih dulu. Detik-detik menjelang akhir waktu, Lucy menimpali.

Sayang, Lucy hanya mengucap sepatah kata. Mantan Ning Surabaya ini, tak bisa melanjutkan kalimatnya karena bel berbunyi. "Maaf waktu Anda sudah habis," sergah Sandrina.

Selanjutnya pasangan Risma-Whisnu. Dalam paparannya, alumni Institut Teknologi Sepuluh November (ITS) Surabaya ini mengaku bangga dengan penghargaan Bung Hatta Anti Corruption yang baru saja didapatnya beberapa hari lalu.

"Selain itu ada Terminal Teluk Lamong, yang baru saja dibangun. Pelabuhan bertaraf internasional ini dipersembahkan untuk warga Surabaya dan Indonesia," kata Risma.

‎Ditambahkan Whisnu, yang bangga sebagai Arek Suroboyo. "Di era globalisasi ini, Surabaya mampu menampilkan wajah-wajah baru pembangunan yang untuk menjawab tantangan ekonomi masa depan. Ini semua untuk warga Surabaya. Maka banggalah kita jadi tuan dan nyonya di kota sendiri," tegas Whisnu.

Pada bagian berikutnya. Masih sama, Rasiyo tetap mendominasi dan Lucy hanya jadi pendengar. Karena lagi-lagi, batas waktu tidak memberi kesempatan pada Lucy untuk berbicara.

Hingga berita ini diturunkan, acara debat masih berlangsung. Sementara para pendukung masing-masing Paslon, yang dibatasi oleh pagar dan dikawal ketat aparat kepolisian. Dengan dua skrin raksasa mereka menyaksikan acara debat putaran terakhir ini.