Tantowi kritik Dubes Amerika yang minta pengusutan kasus HAM 98
Merdeka.com - Duta Besar Amerika Serikat (AS) Robert Blake meminta pemerintah Indonesia untuk mengusut tuntas, kasus pelanggaran Hak Asasi Manusia (HAM) yang terjadi tahun 1998 lalu, saat calon presiden (capres) Prabowo Subianto menjabat sebagai Danjen Kopassus.
Terkait hal ini, Ketua Komisi I DPR RI, Tantowi Yahya menyesalkan turut campurnya Dubes AS tersebut.
"Sangat menyesalkan statement dari seorang Duta Besar yang isinya itu tidak lain dan tidak bukan adalah ikut campur di urusan dalam negeri orang lain, terlebih statement tersebut disampaikan oleh seorang diplomat Amerika," kata Tantowi di Kompleks Parlemen, Senayan, Jakarta, Rabu (25/6).
Tantowi menilai, terjadi pelanggaran etika lantaran kasus tahun 1998 dinilai murni sebagai kasus dalam negeri Indonesia. Apabila harus diselesaikan, maka penyelesaian harus melalui cara dan sistem yang berlaku di Indonesia.
"Jadi dilihat dari sisi substansi itu tidak tepat dilihat dari etika, ini adalah suatu yang dalam konteks diplomasi suatu yang sangat-sangat sesalkan. Persoalan Pak Prabowo itu yang dikaitkan dengan HAM itu persoalan murni hanya urusan kita (Indonesia)," jelas Tantowi.
Tantowi meminta Dubes AS berpikir sebaliknya, apabila terjadi persoalan yang menyangkut pejabat publik AS dan Indonesia turut berkomentar terkait persoalan tersebut.
"Saya rasa Amerika juga tidak mau, bahkan marah apabila ada persoalan yang menyangkut seorang pejabat publik mereka kemudian kita, duta besar kita ikut campur, mungkin duta besar kita akan di usir oleh mereka," lanjutnya.
Penyataan Dubes AS ini sudah direspons oleh Komisi I DPR RI dengan menghubungi Menteri Luar Negeri Marty Natalegawa, untuk memberi teguran kepada Dubes AS tersebut.
"Saya sudah menghubungi Menlu tadi, saya sampaikan protes keras ini, dan saya minta Menlu sebagai wakil dari pemerintah untuk juga dapat menegor duta besar tersebut," tutup Tantowi.
Sebelumnya, Robert Blake mengatakan pemerintah Indonesia harus menyelidiki tuduhan keterlibatan Prabowo Subianto dalam pelanggaran HAM pada dasawarsa 1990-an.
"Kami tidak memihak calon tertentu. Namun kami menganggap serius dugaan pelanggaran HAM dan menyerukan pemerintah Indonesia untuk sepenuhnya menyelidiki tuduhan tersebut," ucap Blake.
(mdk/cob)Cobain For You Page (FYP) Yang kamu suka ada di sini,
lihat isinya
Terungkap! Jutaan Orang Kaya di Amerika Pindah ke Negara Kecil Demi Alasan Ini
Jutaan orang Amerika Serikat berlomba memiliki paspor dari negara lain demi menyelamatkan harta kekayaan mereka.
Baca SelengkapnyaLuar Biasa Kuat, Prajurit TNI ini Bikin Keok Petarung asal Amerika, Momennya Mendebarkan
Berikut prajurit TNI yang bikin keok petarung asal Amerika Serikat.
Baca Selengkapnya10 Tempat dengan Angka Kriminalitas Tertinggi di Amerika, Hati-Hati Jika Liburan ke Sana
Beberapa bagian Amerika Serikat yang terkenal dengan kriminalitasnya, seperti, pencurian, perampokan, penganiayaan berat, dan seksual.
Baca Selengkapnyavideo untuk kamu.
Di Tengah Guyuran Hujan Deras dan Basah Kuyup, Momen Komandan Brimob Beri Pesan Penting Kepada Tamtama dan Bintara
Kendati diguyur hujan deras, komandan hingga deretan anggota Brimob tak bergeming dan tetap berdiri tegak.
Baca SelengkapnyaMomen Prabowo Bertemu dengan Cucu Zulkifli Hasan yang Jago Bahasa Inggris, Kaget saat Dengar Cita-Citanya
Sebuah video memperlihatkan cucu Zulkifli Hasan yang berbincang dengan Prabowo Subianto dan ingin bercita-cita sebagai presiden Amerika, bikin Prabowo terkejut.
Baca SelengkapnyaJelang Cuti, Para Taruna Akpol Tampan Ini Diberi Pesan dari Komandan, Dilarang Hidup Mewah hingga Jaga Nama Baik
Isi pesannya aykni agar tak melakukan pelanggaran hingga hidup bermewah-mewahan.
Baca SelengkapnyaDebat Capres: Ganjar Ingin Bangun Rudal Hipersonik dan Senjata Otonom, Dananya 2 Persen dari PDB
Ganjar Pranowo mengatakan bahwa sistem pertahanan Indonesia harus bisa mengantisipasi pertarungan global antara Amerika Serikat dengan China.
Baca SelengkapnyaRelawan Dianiaya TNI di Boyolali, TPN Ganjar Bakal Lapor Komnas HAM
Menurutnya, dunia internasional melihat Indonesia sebagai negara demokrasi terbesar ketiga dunia menjalankan pemilu yang tidak cacat dan bermasalah.
Baca SelengkapnyaPanglima TNI Ditelepon Pimpinan Militer Amerika Serikat, Bahas Apa?
Panglima TNI Jenderal Agus Subiyanto menerima panggilan telepon dari Ketua Gabungan Kepala Staf Angkatan Bersenjata Amerika Serikat Jenderal Charles Q. Brown.
Baca Selengkapnya