Tak jadi ketum PPP, mungkinkah Lukman Hakim jadi Menag lagi?
Merdeka.com - Terpilihnya Muhammad Romahurmuziy sebagai ketua umum PPP periode 2014-2019 lewat aklamasi di Muktamar VIII Surabaya kemarin, memunculkan sejumlah spekulasi. Sebab, Romi, sapaan akrabnya, begitu mudahnya terpilih menjadi orang nomor satu di Partai Ka'bah dengan mudah.
Padahal, di partai tersebut, masih ada sejumlah sejumlah kader partai senior yang dinilai lebih layak, seperti Wakil Ketua Umum Lukman Hakim Saifuddin. Terlebih, menteri agama ini juga memiliki trah di Nahdlatul Ulama (NU). Ayah Lukman, almarhum KH Saifuddin Zuhri adalah tokoh NU yang pernah menjadi menteri agama pada era Presiden Soekarno.
Wakil Ketua DPW PPP Jawa Timur Sunaryo Abumain mengakui nama Lukman sebelumnya juga sempat muncul dalam muktamar sebagai calon ketua umum. "Calonnya ada Pak Suharso, Romahurmuziy (Romi), Pak Lukman Hakim," kata Sunaryo di Surabaya kemarin.
Meski ada tiga calon, Romi akhirnya yang terpilih dengan mudah sebagai ketua umum Partai Ka'bah. Lalu, mengapa Lukman mengalah?
Belum pasti alasan Lukman mengalah. Namun yang jelas, Lukman telah melepas kursinya sebagai anggota DPR terpilih dari dapil Jateng VI. Ketika para menteri yang lain mengundurkan diri untuk dilantik sebagai anggota DPR 1 Oktober lalu, Lukman memilih tetap.
"Saya lebih mengutamakan tanggung jawab saya sebagai menteri agama karena ini adalah amanah yang harus dituntaskan, diselesaikan sampai selesai, sampai berakhirnya masa jabatan kabinet Indonesia Bersatu jilid dua ini. Dan itulah komitmen saya pada 9 Juni lalu saat dilantik sebagai menteri," kata Lukman di kantor Kementerian Agama, Jakarta, Kamis (4/9).
Lukman menegaskan, bagaimanapun juga jabatan seorang menteri dengan DPR tidak boleh dirangkap.
"Jadi harus memilih salah satu di antara keduanya, itu satu hal. Hal lain pelantikan anggota DPR periode 2014-2019 itu dilakukan pada 1 Oktober. Sementara menteri untuk Kabinet Indonesia Bersatu II berakhir sampai pergantian presiden yaitu 20 Oktober," ujarnya.
Pilihan Lukman itu jelas penuh risiko, mengingat jika Jokowi tidak memilihnya menjadi menteri, dia kemungkinan besar tidak akan punya jabatan selama satu periode pemerintahan ke depan. Namun, jika PPP akhirnya bergabung ke koalisi Jokowi-JK, Lukman menjadi salah satu kandidat kuat mengisi kabinet, yang kemungkinan besar menteri agama lagi.
Kita tunggu saja, apakah langkah tanggung jawab Lukman ini akan berbuah berkah jabatan menteri lagi atau tidak.
(mdk/ren)Cobain For You Page (FYP) Yang kamu suka ada di sini,
lihat isinya
PPP tengah fokus mengawal penghitungan suara sampai KPU mengumumkan hasil Pemilu 2024.
Baca SelengkapnyaMK bakal menggelar Rapat Permusyawakaratan Hakim untuk membahas posisi Arsul Sani.
Baca SelengkapnyaDia mengajak semua pengurus dan kader bergandengan tangan dan bergerak menyapa masyarakat, raih elektoral secara maksimal, seraya terus mengetuk pintu langit.
Baca Selengkapnyavideo untuk kamu.
"PPP akan meminta hal ini bagian yang termasuk dibongkar seterang-terangnya di hak angket pekan ini!,” kata Romy
Baca SelengkapnyaRommy menilai seharusnya keputusan itu bisa berlaku pada Pemilu 2024 ini.
Baca Selengkapnyahakim semula hendak memanggil Jokowi untuk meminta keterangan. Namun, dibatalkan demi menghargai kepala negara.
Baca SelengkapnyaDKPP menyatakan Ketua Komisi Pemilihan Umum (KPU) RI Hasyim Asy'ari melanggar etik.
Baca SelengkapnyaKomisi Pemilihan Umum (KPU) telah resmi menetapkan hasil Pemilu 2024 pada Rabu (20/3) malam
Baca SelengkapnyaPenetapan Eddy Hiariej sebagai tersangka oleh KPK dinyatakan gugur setelah praperadilan guru besar Ilmu Hukum Pidana itu dikabulkan Pengadilan Negeri Jaksel.
Baca Selengkapnya