Setelah Jabar, mampukah calon PKS berjaya di Pilgub Sumut?
Merdeka.com - Kasus suap impor daging yang membuat mantan Presiden PKS Luthfi Hasan Ishaaq ditahan KPK sempat membuat PKS guncang. Konsolidasi internal segera dilakukan. Presiden PKS Anis Matta berkeliling ke beberapa daerah yang akan menggelar pemilihan kepala daerah. Hasilnya, di Pilgub Jabar, pasangan Ahmad Heryawan dan Deddy Mizwar berjaya. Bisakah hasil itu terulang di Pilgub Sumut?
Berdasarkan hitung cepat yang dilakukan sejumlah lembaga survei, Aher-Deddy unggul berdasarkan hitung cepat. Sejumlah pengamat mengatakan, efek dari kasus Luthfi Hasan tidak mampu menggoyahkan calon yang diusung PKS. Sebagian pengamat lagi mengatakan, gerak cepat konsolidasi internal yang dilakukan Anis Matta dianggap sebagai langkah yang tepat untuk menyolidkan kader-kader partai.
Masyarakat Sumatera Utara pada 7 Maret 2013 akan memilih gubernur periode 2013-2018. Ada lima pasangan calon yang bertarung memperebutkan kursi orang nomor satu di provinsi itu. PDIP memasang Effendi M. S. Simbolon, salah satu politisi seniornya. Sementara Golkar menurunkan Chairuman Harahap, anggota DPR yang juga mantan jaksa.
Sementara PKS cukup percaya diri dengan mengusung Gatot Pujo Nugroho yang sebelumnya adalah Plt Gubernur Sumut setelah Gubernur Syamsul Arifin dijerat kasus korupsi.
Pengamat politik Unversitas Paramadina, Rico Marbun, menilai pasangan incumbent, Gatot Pujo Nugroho-Tengku Erry Nuradi memiliki kans kuat sebagai pemenang. "Petahana (incumbent) memiliki popularitas yang tinggi dibanding empat kandidat lain di Pilgub Sumut," ujarnya di Jakarta, Rabu (27/2).
Demografi wilayah Sumatera Utara yang meliputi 33 kabupaten/kota, lanjut Rico, menjadi keuntungan bagi kubu Gatot-Erry. Faktor incumbent dan Erry Nuradi yang juga bupati Serdang Bedagai membuat keduanya tidak perlu lagi bersusah payah memikirkan popularitas.
"Luas wilayah Sumatera Utara tentu tidak mudah bagi orang-orang baru untuk memperkenalkan diri ke masyarakat. Sementara kubu incumbent, pastinya sudah lebih dikenal," terang Rico.
Satu hal lagi, Rico menilai, perpaduan antara Suku Jawa dan Melayu merupakan strategi tepat untuk memperoleh suara masyarakat. Mengingat, jumlah warga dari dua suku itu cukup signifikan di Sumut.
"Tentu suara terbagi, tapi kita lihat saja nanti siapa yang jadi pemenang," jelasnya.
Pilgub Sumut diikuti oleh lima pasangan calon. Mereka adalah Gus Irawan-Soekirman, Effendi Simbolon-Jumiran Abdi, Chairuman Harahap-Fadly Nurzal, Amri Tambunan-RE Nainggolan, dan Gatot Pujo Nugroho-Tengku Erry Nuradi. Mulai 18 Februari hingga 3 Maret 2013, pasangan calon menjalani tahapan kampanye untuk menyampaikan visi-misi mereka ke masyarakat.
(mdk/bal)Cobain For You Page (FYP) Yang kamu suka ada di sini,
lihat isinya
Partai Gerindra tidak mengharuskan kadernya untuk maju sebagai calon gubernur pada Pemilihan Kepala Daerah (Pilkada) DKI Jakarta 2024.
Baca SelengkapnyaSejumlah kader PPP dikabarkan bakal mendukung pasangan calon nomor urut dua Prabowo dan Gibran di Pilpres 2024.
Baca SelengkapnyaGanjar dan Mahfud Tebak Pilihan Jokowi: Ya Putranya kan Ada di Sana, Pasti ke Sana
Baca Selengkapnyavideo untuk kamu.
Nama Ahmad Sahroni diketahui menjadi salah satu digadang-gadang sebagai calon gubernur untuk Pilgub DKI Jakarta 2024.
Baca SelengkapnyaAziz menyebut partainya terbuka untuk melakukan komunikasi dan penjajakan koalisi dengan partai politik (parpol) manapun.
Baca SelengkapnyaGus Mudhlor ditetapkan KPK sebagai tersangka seteah diduga terlibat melakukan pemotongan dana insentif ASN.
Baca SelengkapnyaGus Muhdlor tersangka kasus dugaan pemotongan dan penerimaan uang, dalam hal ini dana insentif ASN
Baca SelengkapnyaPemungutan suara pemilihan gubernur (Pilgub) DKI Jakarta bakal berlangsung pada 27 November 2024.
Baca SelengkapnyaAdik Prabowo Didorong Maju Jadi Cagub Sulut, Ini Kata Pengamat Politik
Baca Selengkapnya