Better experience in portrait mode.
Iklan - Geser ke atas untuk melanjutkan

Rustriningsih: Saya berharap DPP PDIP obyektif

Rustriningsih: Saya berharap DPP PDIP obyektif rustriningsih. wordpress.com

Merdeka.com - Calon gubernur incumbent Jawa Tengah, Rustriningsih, menyadari adanya persaingan ketat di Partai Demokrasi Indonesia Perjuangan (PDIP) terkait pencalonan di Pilgub Jateng 2013. Oleh karenanya, wagub Jateng itu berharap DPP PDIP obyektif dalam memutuskan calon yang akan berlaga nantinya.

"Saya bisa berharap DPP akan obyektif. Tentunya ini akan menjadi tolak ukur seberapa jauh partai mampu menyediakan calon yang akan dipilih konstituen dan publik secara umum," kata Rustri saat berbincang dengan merdeka.com, Senin (5/11).

Berikut wawancara lengkap merdeka.com dengan Rustriningsih:

Karena persaingan ketat di PDIP, ada informasi Anda melirik jalur independen?

Saya sudah mendaftar melalui PDI Perjuangan dan mengembalikan formulir. Saat ini perintah partai adalah untuk meningkatkan elektabilitas di lapangan, keliling daerah, menggarap di luar struktur partai. Jadi saya sangat bergantung rekomendasi partai. Rekomendasi belum turun, dan saat ini saya sedang menggarap di luar struktur partai bersama-sama dengan relawan-relawan.

Beberapa elite di DPP PDIP secara gamblang mendukung Ganjar Pranowo, bukan Anda. Apa Anda merasa dijauhi elite partai?

Mungkin saya tidak terlalu bisa merasakan itu. Saya lebih banyak sibuk di bawah. Mungkin karena pengaruh intensitas komunikasi dengan teman pengurus di pusat juga, karena saya banyak ketemu pengurus-pengurus di bawah.

Anda yakin DPP PDIP bisa obyektif memilih jagonya di Jateng?

Saya mendapat informasi akan dilakukan survei, ada fit and proper test. Saya bisa berharap DPP akan obyektif. Tentunya ini akan menjadi tolak ukur seberapa jauh partai mampu menyediakan calon yang akan dipilih konstituen dan publik secara umum. DPP menyiapkan calon untuk dipilih dan bersambut dengan keinginan masyarakat memilih figur. Ini tidak berdiri sendiri untuk meraih kemenangan di Jateng.

Bagaimana jika Anda tidak dipilih partai? Bukankah kalau gagal di partai, Anda tidak bisa mencalonkan diri lewat jalur independen karena persoalan tahapan pendaftaran?

Yang jelas konsentrasi di partai. Menunggu rekomendasi yang akan turun Februari. Memang timeline-nya itu rekomendasi turun sesudah proses jalur independen selesai. Tapi saya tetap konsentrasi di partai.

Jika tidak dipilih sebagai sebagai bakal cagub, maukah Anda tetap jadi bakal cawagub?

Kemarin saat mengambil formulir ada kolom-kolom yang harus diisi. Saya mengambil formulir pencalonan gubernur dan wakil gubernur, saya isinya gubernur. Sebelumnya 2 September lalu di Grand Sahid (Jakarta), saya juga menyempatkan diri ketemu Pak Sekjen Tjahjo Kumolo. Saya utarakan niat saya mengambil formulir gubernur. Saya dikasih masukan dan dipersilakan.

Jadi, siapkah Anda jika ditunjuk partai hanya sebagai wakil?

Apa mungkin begitu, karena saya kan mengambil formulir gubernur, mungkin gak?

Apa yang membuat Anda yakin bakal dipilih partai?

Di partai ada evaluasi gubernur atau wakil gubernur, apakah ada niat baik untuk bekerja, seberapa berapa optimal dia bekerja. Ada pertimbangan orang nomor satu di Kebumen dan nomor dua provinsi. Dengan tugas-tugas kedinasan-kedinasan saya juga turut membesarkan kebesaran partai. Pada konteks hukum, saya tidak pernah melanggar hukum selama 8 tahun menjabat.

Ada kabar yang menyebut Anda tidak begitu disukai elite karena pernah menjadi anggota Ormas Nasional Demokrat, yang kini sudah menjadi partai. Tanggapan Anda?

Banyak hal yang tidak diketahui teman-teman (partai). Pada 2010 karena ketentuan saya tidak bisa mencalonkan DPC di Kebumen, di DPD saya juga tidak bisa bersaing dengan Pak Murdoko dan tidak diakomodir di DPD Jateng. Praktis saya hanya sebagai kader biasa.

Ada kajian saya bahwa suara PDI Perjuangan di Jateng turun kurang 8 kursi dan itu kalau diangkakan, kalau tidak salah 2 juta suara. Ini pernah didiskusikan dengan struktur atau di luar struktur. Langkah apa yang dilakukan untuk mengembalikan suara, atau minimal tidak turun lagi. Dari (Pemilu) 1999, 2004, 2009 turun terus.

Dengan cara apa teman-teman memperbaiki ini? Rata-rata nyaris tidak didengar jawabannya. Saya melihat saya ingin melihat ingin membesarkan partai. Saya melihat adanya ormas yang bisa menggalang dari kalangan yang selama ini jarang tersentuh oleh teman-teman partai, seperti dari kalangan akademisi, profesor, doktor, PNS dan profesional.

Di ormas Nasional Demokrat ada juga Pak Budiman Sudjatmiko. Ibu ketua umum, Mas Pram (sekjen saat itu), Taufiq Kiemas juga datang saat deklarasi Nasdem. Di AD/ART partai juga tidak ada larangan itu, untuk masuk ke ormas. Mas Djarot Saiful Hidayat (Ketua DPP PDIP Bidang Organisasi), juga menyarankan agar kader tersebar di ormas-ormas yang ada, PMI, Muhammadiyah dan sebagainya, masuki semua.

Saya ingin membesarkan partai di Jawa Tengah dengan kelompok yang jarang tersentuh. Terbukti deklarasi Nasdem dalam kurun persiapan tiga minggu, ada 14 ribu orang di GOR Jatidiri, Semarang. Hingga pendaftaran KTA (untuk Pemilu 2014), jaringan itu masih tetap terjaga hingga kini, bahkan saat Nasdem kemudian berbentuk partai. Setelah berbentuk partai, saya tidak lagi di Nasdem. Tidak ada pelanggaran yang saya lakukan terkait AD/ART. Saya sudah 24 tahun di partai, saya tahu mana yang benar dan yang salah.

(mdk/ren)
ATAU
Geser ke atas Berita Selanjutnya

Cobain For You Page (FYP) Yang kamu suka ada di sini,
lihat isinya

Buka FYP
Ruhut Sitompul: Anies Lupa saat Jadi Gubernur Dia Ordal, TGUPP Isinya Tim Sukses

Ruhut Sitompul: Anies Lupa saat Jadi Gubernur Dia Ordal, TGUPP Isinya Tim Sukses

Ruhut mengatakan, fakta itu mungkin saja bisa diungkap pasangan Ganjar-Mahfud pada saat debat kemarin. Sayangnya, mereka tak diberikan kesempatan berbicara.

Baca Selengkapnya
Jelang Pencoblosan, Anies Berharap Tidak Ada Lagi Pelanggaran Etik

Jelang Pencoblosan, Anies Berharap Tidak Ada Lagi Pelanggaran Etik

DKPP menyatakan Ketua Komisi Pemilihan Umum (KPU) RI Hasyim Asy'ari melanggar etik.

Baca Selengkapnya
Gerindra Klaim Politisi Sudah Move On dari Pemilu 2024, Hak Angket di DPR Hampir Mustahil

Gerindra Klaim Politisi Sudah Move On dari Pemilu 2024, Hak Angket di DPR Hampir Mustahil

Waketum Partai Gerindra Habiburokhman mengklaim bahwa hampir 95 persen politisi sudah move on dari Pemilu 2024.

Baca Selengkapnya
Kamu sudah membaca beberapa halaman,Berikut rekomendasi
video untuk kamu.
SWIPE UP
Untuk melanjutkan membaca.
Gerindra Tak Lihat Ada Anggota DPR Keliling Minta Tanda Tangan untuk Hak Angket

Gerindra Tak Lihat Ada Anggota DPR Keliling Minta Tanda Tangan untuk Hak Angket

Waketum Gerindra Habiburokhman mengungkap, belum ada anggota DPR yang berkeliling meminta tanda tangan anggota dewan untuk hak angket.

Baca Selengkapnya
DKPP Resmikan Kantor Baru, Kemendagri: Semoga Semakin Efisien Menjalankan Tugas

DKPP Resmikan Kantor Baru, Kemendagri: Semoga Semakin Efisien Menjalankan Tugas

DKPP diharapkan bisa bekerja secara lebih nyaman, melaksanakan tanggung jawab sepenuhnya,

Baca Selengkapnya
Ketua DPP NasDem Ingatkan Masyarakat Pilih Pemimpin Bukan karena Penampilan Lucu

Ketua DPP NasDem Ingatkan Masyarakat Pilih Pemimpin Bukan karena Penampilan Lucu

Taufik mengingatkan kepada masyarakat untuk memilih presiden dan wakil presiden berdasarkan kemampuan mengatasi permasalahan bangsa.

Baca Selengkapnya
Politikus PDIP Duga Ada Upaya Akali Hasil Pemilu untuk Ketua DPR dan Paksakan 1 Partai Dekat Penguasa Lolos

Politikus PDIP Duga Ada Upaya Akali Hasil Pemilu untuk Ketua DPR dan Paksakan 1 Partai Dekat Penguasa Lolos

Partai ini disebut-sebut masih dekat dengan penguasa di Istana.

Baca Selengkapnya
Suara Pileg 2024 Melesat, Golkar Optimis Raih Kursi Ketua DPR

Suara Pileg 2024 Melesat, Golkar Optimis Raih Kursi Ketua DPR

Meutya optimis partainya dapat menduduki posisi Ketua DPR.

Baca Selengkapnya
Hasto PDIP Ungkap Ada Tekanan Terkait Hak Angket: Mau Rebut Kursi Ketua DPR

Hasto PDIP Ungkap Ada Tekanan Terkait Hak Angket: Mau Rebut Kursi Ketua DPR

Hasto ungkap PDIP menerima tekanan terkait hak angket

Baca Selengkapnya