Ruhut: Nazar bukan orang gila yang asal sebut nama
Merdeka.com - Terdakwa kasus suap proyek Wisma Atlet Nazaruddin bukan sekedar omong kosong menyebut Ketua Umum Partai Demokrat Anas Urbaningrum dan Wasekjen Saan Mustopa terlibat korupsi. Namun, ocehan mantan Bendahara Umum Partai Demokrat itu didasari oleh fakta.
"Legowolah siapa-siapa saja yang disebut-sebut. Nazar itu bukan orang gila yang sembarangan sebut orang," tegas Ruhut di Gedung DPR, Kamis (4/10).
Menurutnya, ocehan Nazaruddin itu tidak melenceng. Untuk itu, beberapa nama itu tidak akan lama akan terseret hukum. "Aku yakin, siapapun nama-nama yang disebut Nazar itu pasti kena. Nazar itu benar kok omongannya," katanya.
Semestinya, lanjut Ruhut, nama-nama yang disebut-sebut Nazaruddin itu bersikap kesatria. "Kawan-kawan yang disebut itu seharusnya malu, tidak mungkin dia (Nazaruddin) menyebut-nyebut sembarangan," kata Ruhut.
Sebelumnya diberitakan, pemilik Permai Grup Muhammad Nazaruddin ternyata 'pemain lama' dalam mendapatkan proyek-proyek pemerintah. Hal itu diungkapkan Wakil Direktur Keuangan Permai Grup, Yulianis saat memberikan kesaksian untuk terdakwa Angelina Sondakh di Pengadilan Tipikor, Jakarta, Kamis (4/10).
Ia mengungkapkan, sejak perusahaan berdiri, Nazaruddin sudah aktif mengejar proyek-proyek negara. Bahkan, dikatakan Yulianis sejak tahun 2009, mantan Bendahara Umum Partai Demokrat itu, telah memiliki banyak makelar di setiap komisi di DPR.
Di hadapan hakim, Yulianis mengungkapkan nama-nama yang dianggapnya sebagai kaki tangan Nazaruddin di DPR. "Untuk proyek di Kejaksaan itu ada Azis Syamsuddin (Komisi III). Lalu Zulkarnaen Djabar, Pak Karding (Abdul Kadir Karding Fraksi PKB) di komisi Agama, lalu proyek di Kementerian Kesehatan saya lupa tapi dia dari PKS, lalu ada juga pak Olly Dondokambey," kata Yulianis.
Selain itu, lanjut Yulianis, Nazaruddin juga menggunakan jasa Agelina Sondakh dan I Wayan Koster. Namun keduanya baru digaet suami Neneng Sri Wahyuni itu pada tahun 2010. "Kalau bu Angie dan Pak Wayan baru tahun 2010," kata Yulianis.
(mdk/did)Cobain For You Page (FYP) Yang kamu suka ada di sini,
lihat isinya
Demokrat: Hak Angket Pemilu 2024 Tidak Menghargai Suara Rakyat
Demokrat menilai wacana koalisi 01 dan 03 menggulirkan hak angket sama artinya dengan tak menghargai suara rakyat.
Baca SelengkapnyaCara Cerdik Orang Kaya Sembunyikan Harta
Dalam Pandora Paper, mengungkap cara politisi, miliarder, dan selebritas berpengaruh memanfaatkan rekening luar negeri.
Baca SelengkapnyaPolitikus NasDem Rajiv Digelontorkan 10 Pertanyaan Terkait Kasus SYL, Klaim Tak Ada Aliran Dana Masuk
Rajiv memastikan dirinya tidak menerima sepeserpun aliran uang korupsi yang dilakukan oleh SYL
Baca Selengkapnyavideo untuk kamu.
Maklumat Ganjar-Mahfud di Semarang: Demokrasi Makin Gelap, Konstitusi Dipermainkan Penguasa
Suara rakyat yang merupakan roh demokrasi dinilai semakin tidak terdengar ke telinga elit penguasa.
Baca SelengkapnyaCerita Arsul Sani Tolong Warga di NTT yang Didzalimi Hukum: Kini Beliau sudah Jadi Pimpinan PPP
Merasa terbantu, ternyata membuat orang yang tak disebutkan namanya oleh Arsul itu saat ini menjadi Ketua PPP di Kabupaten Belu.
Baca SelengkapnyaAda 431 Kasus Korupsi Diusut Polisi di Tahun 2023, Kerugian Negara Capai Rp3,6 Triliun
Polri juga menetapkan 887 tersangka tersangka kasus Tindak Pidana Korupsi (Tipidkor) sepanjang tahun 2023.
Baca SelengkapnyaKejagung Buka Suara Terkait Sosok HL, Pemilik Rumah di PIK Digeledah Dalam Kasus Korupsi Timah
Kejagung menyatakan banyak pihak yang keliru terkait sosok HL yang rumahnya digeledah penyidik.
Baca SelengkapnyaKomisi III DPR Sudah Ingatkan Potensi Korupsi Timah: Angkanya Fantastis
Politikus Partai Gerindra tersebut juga mengungkap bahaya dari korupsi SDA yang bisa mengakibatkan kerusakan lingkungan.
Baca SelengkapnyaSahroni: Pengembalian Nilai Kerugian Negara dari Kasus Korupsi Masih Kecil
Selama ini, kata dia, penanganan kasus korupsi terlalu mengedepankan hukum pidana sebagai alat penyelesaiannya.
Baca Selengkapnya