Romahurmuziy buka-bukaan ungkap lobi para elite jelang pilpres
Merdeka.com - Menjelang pemilihan presiden, ada lobi-lobi para elite yang jarang diketahui publik. Semakin dekat pemilu, lobi-lobi itu sering dilakukan.
Ada lobi politik yang dilakukan secara terbuka dibungkus dengan silaturahmi, tapi ada yang tersembunyi. Tidak diketahui publik.
Namun, Ketua Umum Partai Persatuan Pembangunan (PPP) Romahurmuziy atau Romy bercerita panjang lebar soal lobi politik elite negeri ini. Seperti apa?
Jokowi ajak Prabowo menjadi cawapresnya
Secara mengejutkan, Romy mengungkapkan ternyata ada utusan Ketua Umum Partai Gerindra Prabowo Subianto menemui Joko Widodo. Utusan Prabowo itu menanyakan kemungkinan Prabowo menjadi calon wakil presiden dari Joko Widodo. "Pak Jokowi kemudian menyampaikan hari Selasa kemarin, Pak Prabowo masih mengirimkan utusan untuk menanyakan kemungkinan menjadi wapres," kata Romy.
Sebelum pertemuan terakhir, Prabowo ternyata pernah dua kali bertemu Jokowi pada November 2017 lalu. Dalam pertemuan itu, kata Romi, Prabowo juga sempat meminta untuk bersanding sebagai calon wakil presiden Joko Widodo. "Dan pada saat itu Pak Prabowo saat itu menyampaikan dalam pertemuan terakhir di bulan November itu. 'Saya merasa sangat terhormat di akhir perjuangan saya bisa dipinang sebagai wakil presiden'," ungkapnya.
Ini alasan Jokowi ingin gandeng Prabowo
Romy juga mengungkapkan alasan Jokowi ingin menggandeng Prabowo. Menurut Romy, Jokowi ingin menjaga keutuhan NKRI.Jokowi, kata Romy, berkaca dari pengalaman Pemilihan Gubernur DKI Jakarta pada 2017 lalu. "Demi NKRI. Beliau menyampaikan bayangkan gaduhnya republik ini. DKI Jakarta saja yang 1 provinsi luar biasa gaung perbedaannya. Kemudian intoleransi meningkat dengan simpul-simpul agama," kata Romy.
Demokrat beri sinyal dukung Jokowi
Bukan hanya membuka lobian Jokowi dengan Prabowo, Romi juga menjelaskan sinyal Demokrat akan merapat ke Jokowi. Sinyal itu ia tangkap saat satu panggung ketika kampanye akbar pasangan Khofifah-Emil di Jawa Timur, Minggu (1/4). Saat itu Rommy dan Ketum Partai Demokrat Susilo Bambang Yudhoyono intens berbincang dari hal ringan hingga serius."Beliau menyampaikan secara tegas belum, tetapi dari pembicaraan selanjutnya yang saya tak bisa ungkapkan saya tangkap sinyal yang kuat bahwa SBY Demokrat mengusung Pak Jokowi karena ada pekerjaan rumah yang beliau apresiasi," ujar Romy.
(mdk/has)Cobain For You Page (FYP) Yang kamu suka ada di sini,
lihat isinya
Jokowi Sentil Politisi soal Julukan 'Pak Lurah': Saya Bukan Lurah, Saya Presiden RI
Jokowi mengaku tidak tahu siapa yang disebut 'Pak Lurah' oleh politisi.
Baca SelengkapnyaTemui Elite Politik Nasional, Prabowo Ambil Jalan Rekonsiliasi Pasca Pilpres
Salah seorang elite Gerindra menyebut Prabowo yang sudah ditetapkan KPU sebagai pemenang Pilpres 2024 memilih jalan Rekonsiliasi.
Baca SelengkapnyaTim Hukum Prabowo-Gibran Nilai Pemanggilan 4 Menteri Jokowi jadi Saksi Sengketa Pilpres Tak Perlu
Sebelumnya Tim Hukum AMIN meminta Hakim MK untuk menghadirkan 4 menteri Jokowi sebagai saksi sengketa Pilpres
Baca Selengkapnyavideo untuk kamu.
Ternyata Ini Alasan Jokowi Bagi-Bagi Bansos Beras Jelang Pilpres 2024
Presiden akhirnya buka suara terkait polemik pemberian bansos beras kemasan 10 kg di tahun politik.
Baca SelengkapnyaJelang Pemilu, Wakapolri: Masyarakat Guyub Rukun, yang Ribut Elit Politik
Pemilu sebagai pesta demokrasi dihadapi dengan bahagia dan senang.
Baca Selengkapnya40 Kata-kata Pemilu Lucu, Lawakan Ringan yang Penuh Makna
Kata-kata pemilu lucu ini bisa jadi hiburan menghadapi suasana politik yang seringkali tegang dan serius.
Baca SelengkapnyaJokowi Sebut Presiden Boleh Memihak di Pilpres, Perludem Nilai Bakal Jadi Pembenaran Pejabat Tak Netral
Perludem menyayangkan pernyataan Presiden Joko Widodo soal presiden boleh berpihak di Pilpres 2024
Baca SelengkapnyaSurya Paloh Akhirnya 'Turun Gunung' Langsung Kampanye di Lombok: Jaga Aturan Main, Agar Pemilu Damai
Karena, kata Paloh, dalam politik musuh yang selama ini wajib diingat bukan sesama kader, bukan pula partai politik lain.
Baca SelengkapnyaBerkali-kali Jadi Capres, Para Politikus Luar Negeri Ini Selalu Kalah dalam Pemilu, Ada yang Sampai 10 Kali
Berkali-kali Jadi Capres, Para Politikus Luar Negeri Ini Selalu Kalah dalam Pemilu, Ada yang Sampai 10 Kali
Baca Selengkapnya