Rendahkan SBY, Demokrat Nilai Kivlan Zen Tidak Miliki Jiwa Patriotik
Merdeka.com - Wakil Sekjen DPP Partai Demokrat Muhammad Rifai Darus menyayangkan pernyataan Mayjen TNI (Purn) Kivlan Zein bernada merendahkan Presiden RI ke-6 Susilo Bambang Yudhoyono (SBY). Sebagai seorang senior Kivlan dinilai tak pantas berbicara seperti itu.
"Pernyataan Kivlan itu justru menunjukkan identitas, karakter dan mental mantan senior prajurit yang jauh dari nilai, korsa dan jiwa patriotik," kata Rifai dalam pesan singkat, Minggu (12/5).
Rifai menilai seharusnya Kivlan tak sepantasnya menyatakan hal yang bernada merendahkan khususnya SBY sebagai juniornya. Terlebih, kata dia, Ketua Umum Partai Demokrat tersebut pernah menjadi kepala negara.
"Sepatutnya Kivlan Zen dapat memberi contoh dan sikap bernegara yang baik, elegan dan etis sekaligus menghargai sikap politik Partai Demokrat sebagaimana yang ditunjukkan oleh Ketua Umum DPP Partai Demokrat," ujar Rifai.
Dia pun meminta kepada seluruh pihak agar menghargai proses dengan tata cara kebangsaan yang baik. Jika ada oknum membuat kacau negara seharusnya aparat hukum bisa mengambil tindakan tegas.
"Bila ada pihak atau oknum kelompok tertentu yang ingin memutar kembali jarum sejarah perjalanan bangsa ini ke arah otoriterianisme maka sudah sepatutnya aparat hukum mengambil tindakan tegas," lanjut Rifai.
Sebelumnya, Kivlan Zen angkat bicara terkait ucapan Politikus Partai Demokrat Andi Arief. Dalam cuitan di Twitter, Andi Arief menyebut ada setan gundul yang memberi informasi sesat Prabowo menang pemilu presiden 62 persen.
Menurut mantan jenderal loyalis Prabowo itu, yang merupakan setan gundul adalah Andi Arief sendiri. "Yang setan gundul itu dia, Andi Arief setan gundul," kata Kivlan usai melakukan aksi di depan Kantor Bawaslu, Jakarta Pusat, Kamis (9/5).
Kivlan mempertanyakan sikap Demokrat dalam koalisi Prabowo. Dia menuding Ketua Umum Partai Demokrat Susilo Bambang Yudhoyono tak ingin Prabowo jadi presiden. Pilpres 2014 pun, Kivlan menyebut SBY lebih memilih Jokowi daripada Prabowo.
Mantan jenderal bintang dua ini juga menyebut ada persaingan antara SBY dan Prabowo sejak dulu. "Dia junior saya. Saya yang mendidik dia. Saya tahu dia," kata Kivlan.
(mdk/did)Cobain For You Page (FYP) Yang kamu suka ada di sini,
lihat isinya
TKN: Anies-Muhaimin Maupun Ganjar-Mahfud Bukan Musuh Kita
Bahkan, kata Rosan, Prabowo sudah menyatakan secara terbuka jika terpilih menjadi Presiden akan merangkul semua pihak.
Baca SelengkapnyaJelang Masa Tenang Pemilu 2024, Menpan RB Ingatkan ASN Wajib Netral dan Bebas Pengaruh Politik Tak Sehat
Sejumlah alasan mengapa ASN harus netral karena sebagai bentuk kewajiban profesionalism.
Baca SelengkapnyaSekjen PDIP: Gibran Berubah Terpengaruh Emosionalnya Prabowo, Jauh dari Jokowi
Tak hanya itu, dia pun menyinggung soal Gibran yang menyebut nama Wakil Ketua Timnas AMIN Thomas Trikasih Lembong.
Baca Selengkapnyavideo untuk kamu.
Respons Santai AHY saat Demokrat Dapat Banyak Nyinyiran Usai Gabung Pemerintahan Jokowi
AHY, menilai bergabungnya Partai Demokrat kembali ke pemerintahan sebagai bentuk amanah.
Baca SelengkapnyaSekjen PDIP: Pemberian Pangkat Jenderal Bertentangan dengan Fakta Demokrasi
Hasto mengingatkan masa reformasi atau saat Prabowo diberhentikan sebagai TNI.
Baca SelengkapnyaGibran Ucapkan Selamat Ulang Tahun ke-51 PDIP, Ini Respons FX Rudy
Gibran mendoakan kesuksesan serta soliditas para kader partai yang dipimpin oleh Megawati Soekarnoputri sebagai ketua umum tersebut.
Baca SelengkapnyaDilantik jadi Menko Polhukam, Hadi Tjahjanto Tiba di Istana Dampingi Istri
Selain Hadi, ada nama Ketua Umum Partai Demokrat, Agus Harimurti Yudhoyono, yang juga dilantik hari ini.
Baca SelengkapnyaKolonel TNI Ajudan Presiden Tolak Dijadikan Jenderal, Ternyata ini Alasannya
Presiden sudah akan menaikkan pangkatnya bulan Agustus. Tapi dia menolak kesempatan langka menjadi jenderal.
Baca SelengkapnyaPPP Gelar Rapat, Ucapkan Selamat kepada Prabowo-Gibran Raih Suara Tertinggi di Pilpres
Rapat yang digelar di Kantor DPP PPP itu untuk membahas hasil rekapitulasi suara pemilu legislatif 2024.
Baca Selengkapnya