Merdeka.com - Pimpinan Wilayah Nahdatul Ulama (PWNU) Jawa Timur ikut angkat bicara soal Pilgub Jatim yang disebut oleh mantan Ketua Mahkama Konstitusi (MK) Akil Mochtar bahwa pasangan Khofifah Indar P-Herman S Sumawiredja adalah pemenangnya. PWNU Jawa Timur meminta Khofifah legowo.

Jelang pelantikan Soekarwo-Saifullah Yusuf sebagai gubernur dan wakil gubernur periode 2014-2019, Rois Syuriah Pimpinan Wilayah Nahdatul Ulama (PWNU) Jawa Timur, KH Miftakhul Akhyar meminta kepada Khofifah untuk legowo.

"Sebaiknya Khofifah tetap berjiwa besar. Sikap ngotot itu bukan bagian dari amaliyah dan tradisi Nahdatul Ulama. Apalagi semua mekanisme sudah dilalui," ujar KH Miftakhul Akhyar, Rabu (5/2).

Menurutnya, sikap ngotot yang dilakukan kubu Khofifah yang kembali mempersoalkan hasil Pilgub Jawa Timur setelah mendengar statemen Akil Mochtar adalah tidak bermanfaat.

Bahkan, dia mendengar kalau kubu Khofifah juga akan melapor ke Mabes Polri dan ke Pengadilan Tata Usaha Negara (PTUN). "Keputusan MK sudah final. Sikap ngotot itu tidak akan bermanfaat, karena lebih mengedepankan emosi. Sementara, keputusan tidak akan berubah," ucapnya.

Khofifah adalah bagian dari NU, seharusnya dia mampu menjaga tradisi ini. "Tradisi NU itu bermain cantik dan memiliki jiwa besar. Kalau dengan emosi dan sikap ngotot, itu bukan bagian dari amaliyah," tegas dia lagi.

Pilgub Jawa Timur sudah final setelah MK memutuskan pasangan KarSa-lah yang keluar sebagai pemenang dan siap dilantik pada 12 Febuari mendatang.

"Sekarang yang terpenting adalah, bagaimana membawa Jawa Timur lebih baik, itu yang utama. Sesuatu yang baik harus dipertahankan, dan sistem yang kurang pas sebisa mungkin harus diperbaiki agar menjadi lebih baik," tandas Miftakhul Akhyar.