Merdeka.com - Wakil Ketua Komisi I DPR Hanafi Rais berharap semua pihak tidak buru-buru menetapkan pelaku penculikan dan pembunuhan 2 anggota TNI Kodim Aceh Utara sebagai tindakan separatis Gerakan Aceh Merdeka (GAM). Dia yakin, GAM telah menepati janjinya berdamai dengan Indonesia di perjanjian Helsinki tahun 2005 lalu.

"Kita (Komisi I) belum sampai mengatakan ini bagian separatisme, Aceh sendiri sudah ada kesepakatan perdamaian antara GAM dengan Indonesia beberapa tahun lalu, perjanjian sudah dijalankan secara sehingga tidak ada separatisme, kalau ada oknum yang kurang puas dengan aparat saya kira tindakan kejahatan yang lain, belum bisa dikatakan separatisme," kata Hanafi di Gedung DPR, Jakarta, Rabu (25/3).

Untuk menyikapi hal ini, Hanafi menyebut Komisi I akan melakukan rapat kerja dengan Panglima TNI Jenderal Moeldoko.

"Minggu depan ada rapat dengan Panglima TNI, nanti kita bisa minta penjelasan," katanya.

Sebelumnya, 2 personel Kodim 0103 tersebut bernama Sersan Satu Indra Irawan (41) dan Sersan Hendri (36) diduga diculik oleh belasan anggota dari kelompok bersenjata di Dusun Alue Mbang, Desa Alue Papeun, Kec Nisam Antara, Aceh Utara, Nanggroe Aceh Darussalam. Mereka diculik setelah mobil yang dikendarai ditemukan tanpa penumpang di pedalaman Aceh Utara.

Besoknya polisi menemukan dua mayat pria di Desa Bate Pileh. Posisi mayat tangan terikat dan telungkup. Luka tembak ditemukan di kedua tubuh mayat. Saat dicek, dua mayat itu adalah anggota TNI AD di Unit Intel Kodim 01013 yang hilang pada Senin (23/3).