PPP kisruh, Prabowo dinilai sebagai pemecah belah
Merdeka.com - Pasca-Pemilu Legislatif digelar terjadi kekisruhan di tubuh Partai Persatuan Pembangunan (PPP). Pemicunya karena Ketua Umum PPP Suryadharma Ali hadir di kampanye Partai Gerindra di Gelora Bung Karno (GBK), Jakarta, 23 Maret lalu.
Pengamat politik dari Universitas Indonesia Arbi Sanit menilai Capres Partai Gerindra Prabowo Subianto sebagai dalang pecahnya PPP. Dia menilai, strategi politik memecah belah lawan politik pernah terjadi selama rezim Orde Baru berkuasa.
"Strategi politik memecah belah lawan tidak lazim dipakai di Indonesia. Pada zaman Orde Baru strategi itu lazim terjadi. Pada masa itu, lawan dari Partai Golkar selalu dipecah belah. Masa reformasi, strategi itu tidak digunakan, tapi saat ini politik memecah belah kembali dimulai oleh Partai Gerindra," kata Arbi saat dihubungi wartawan, Kamis (17/4).
Arbi mengatakan, elite-elite politik PPP tidak menyadari bahwa partainya secara halus dan perlahan-lahan sedang di ambang kehancuran. Menurutnya, hal itu terjadi akibat sikap rakus dan pragmatis elite-elite PPP yang khawatir tidak mendapat kekuasaan dalam pemerintahan mendatang.
"Strategi politik memecah belah telah berhasil memojokkan dan memaksa PPP supaya berkoalisi dengan Partai Gerindra. Tanpa disadari ini sekaligus menghancurkan PPP agar semakin tergantung. Partai Gerindra juga berhasil menjebak PPP masuk di bawah kendali kekuasaan Partai Gerindra," terang dia.
Dia pun heran motif hadirnya Suryadharma di kampanye Gerindra. Hal ini yang menurutnya tindakan yang tidak cerdas bagi seorang ketua umum partai.
"Itu kampanye partai lain, kok, ketua umum PPP hadir? Kalau itu acara ulang tahun Partai Gerindra tidak apa hadir, tapi ini kan kampanye partai lain. Memangnya PPP sekarang ini anak atau subordinat dari Partai Gerindra? Kalau PPP sekarang sudah subordinat Partai Gerindra tidak apa-apa jika Suryadharma hadir," ujar Arbi.
Oleh karena itu, kata Arbi, kehadiran Suryadharma dalam kampanye Partai Gerindra bahkan secara terbuka mendukung Prabowo tidak masuk akal. Menurutnya, Suryadharma sebagai ketua umum PPP seharusnya memperjuangkan partainya agar bisa bersaing dalam Pemilu 2014.
"Saya kira ini bentuk kerakusan dan tidak cerdas dalam berpolitik. Elite-elite PPP berjuang tidak cerdas. PPP melakukan itu karena panik tidak populer akhirnya menebeng dengan popularitas Prabowo. Tidak ada logikanya sama sekali Suryadharma hadir dalam kampanye Partai Gerindra," pungkasnya.
(mdk/ren)Cobain For You Page (FYP) Yang kamu suka ada di sini,
lihat isinya
Prabowo: Ada Orang Katanya Pintar, Saking Pintarnya Pandai Nipu dan Maling
Prabowo menyayangkan ada orang pintar yang tak memahami bagusnya strategi Jokowi.
Baca SelengkapnyaJika Terpilih Presiden, Prabowo Janjikan AHY Posisi Sangat Strategis dan Penting
Prabowo Subianto menjanjikan Ketua Umum Partai Demokrat Agus Harimurti Yudhoyono (AHY) jabatan sangat penting dan strategis.
Baca SelengkapnyaPrabowo Pede Ekonomi Indonesia Tumbuh 8 Persen, Begini Strateginya
Proyeksi Prabowo ini berkaca pada kian meningkatnya daya beli masyarakat.
Baca Selengkapnyavideo untuk kamu.
Pendukungnya di Sampang Ditembak Orang Tak Dikenal, Begini Reaksi Prabowo
Prabowo Subianto prihatin relawannya ditembak oleh orang tidak dikenal.
Baca SelengkapnyaPrabowo Kembali Memuji Jokowi dan SBY Setinggi Langit
Prabowo menyebut kekayaan Indonesia juga sudah pernah diperas selama masa penjajahan.
Baca SelengkapnyaPrabowo Beberkan Aktivitasnya saat Masa Tenang Pemilu, Yakin Satu Putaran
Masa tenang Pemilu 2024 dimulai 11 Februari hingga 13 Februari. Kampanye politik pun dilarang digelar
Baca SelengkapnyaPrabowo: Apapun Ideologi Politiknya, Setiap Pemimpin Pasti Ingin Rakyat Sejahtera
Menurut Prabowo, dalam perekonomian suatu negara harus memenuhi kebutuhan masyarakat terlebih dahulu ketimbang kebutuhan lainnya.
Baca SelengkapnyaAHY Beri Isyarat Bakal jadi Menteri di Pemerintahan Prabowo
AHY menuturkan susunan dan formasi kabinet Prabowo akan dibahas dalam pertemuan berikutnya.
Baca SelengkapnyaPrabowo Yakin Transisi Pemerintahan Baru Berjalan Mulus, Ini Alasannya
Prabowo mengakui bagian dari tim Jokowi, yang akan melanjutkan kebijakan-kebijakannya.
Baca Selengkapnya