Politikus Golkar Minta Wacana Amandemen UUD 1945 Tak Dipakai untuk Kepentingan Munas
Merdeka.com - Politikus Partai Golkar, Ahmad Doli Kurnia mengatakan, hingga saat ini belum ada pembahasan di internal partai terkait wacana Amandemen UUD 1945. Dia pun mengharapkan agar wacana tersebut, tidak digunakan untuk mendapatkan agenda politik tertentu. Termasuk dalam konteks Munas Golkar.
"Belum, ini kan baru muncul berapa hari. Cuma jangan sampai isu ini menjadi komoditas politik untuk kepentingan-kepentingan orang per orang tertentu di dalam event-event politik," kata dia, Senin (2/12).
"Apalagi juga jangan sampai, event politik paling dekat buat kami ini kan Golkar, Munas Golkar. Jadi jangan sampai ada yang mengangkat isu itu untuk kepentingan politiknya menjelang Munas Golkar," imbuhnya.
Dia mengatakan, pembahasan wacana tersebut masih panjang. Pandangan berbagai pihak termasuk masyarakat harus didengarkan terlebih dahulu.
"Kemudian nanti juga kita akan membicarakan soal kuorum atau tidak kuorum. Membicarakan soal amandemen UUD 1945. Jadi saya kira kalau ada ide apapun, gagasan apapun, kita tidak boleh mematikannya, tapi kita juga tidak boleh buru-buru kemudian menyimpulkan," ungkapnya.
Minta Amandemen Dibahas Banyak Pihak
Sebagai sebuah wacana, Doli memandang amandemen UUD 1945 merupakan hal yang wajar dan sah-sah saja. Namun, perlu dibahas secara mendalam dan melibatkan banyak pihak. Karena memiliki dampak yang sangat luas.
"Apalagi ini perubahan yang sangat mendasar menyangkut hajat hidup orang banyak dan sistem politik kita ke depan. Jadi saya kira sebagai sebuah wacana sah-sah saja tapi kemudian kita akan lihat perkembangan dan forum yang tepat untuk melakukan pembahasan itu," tandasnya.
(mdk/eko)Cobain For You Page (FYP) Yang kamu suka ada di sini,
lihat isinya
40 Kata-Kata Ajakan Jangan Golput di Pemilu 2024, Jadi Warga Negara yang Patuh Melalui Suaramu
Golput bukan hanya merugikan individu saja, namun berdampak pada keberlanjutan demokrasi.
Baca SelengkapnyaInayah Wahid di Haul Gus Dur: Hari Ini Kita Bela Kekuasaan, Apakah Mereka Bela Rakyat?
Inayah Wulandari Wahid mengulas etika demokrasi yang digaungkan ayahnya Gus Dur.
Baca SelengkapnyaDebat ke-3 Pilpres 2024, Akademisi Menilai Capres Tak Perlu Bermain Gimik Politik
Para akademisi dan pengamat politik berharap para capres tetap berdiri pada substansi masing-masing, pada debat ketiga Pilpres 2024, Minggu (7/1/2024).
Baca Selengkapnyavideo untuk kamu.
Jenis Pelanggaran Pemilu Menurut UU dan Penanganannya, Ini Penjelasannya
Pemahaman mengenai jenis pelanggaran pemilu dan penanganannya sangat penting dalam tahun politik ini.
Baca SelengkapnyaDemokrat: Hak Angket Pemilu 2024 Tidak Menghargai Suara Rakyat
Demokrat menilai wacana koalisi 01 dan 03 menggulirkan hak angket sama artinya dengan tak menghargai suara rakyat.
Baca Selengkapnya4 Partai Pemenang Pemilu 1955, Berikut Sejarah dan Hasil Suaranya
Pemilu 1955 memiliki peran penting dalam sejarah Indonesia karena hasil pemilu tersebut menjadi dasar pembentukan negara Kesatuan Republik Indonesia.
Baca SelengkapnyaKunjungi UMKM, Politikus NasDem Bicara Permudahan Izin Usaha Hingga Permodalan
Anies Muhaimin akan berupaya memberikan dukungan agar generasi muda bisa mandiri berusaha.
Baca SelengkapnyaNama-Nama yang Digadang Maju Pilgub DKI 2024
Mulai dari politisi Golkar hingga NasDem sudah mulai ramai diperbincangkan sebagai Cagub DKI Jakarta.
Baca SelengkapnyaPemenang Pemilu Tahun 1955, Berikut Sejarahnya
Pemilu 1955 di Indonesia merupakan salah satu tonggak sejarah penting dalam proses demokratisasi dan konsolidasi negara setelah merdeka pada tahun 1945.
Baca Selengkapnya