Politik kutu loncat Rachmawati Soekarnoputri
Merdeka.com - Rachmawati Soekarnoputri terlahir dengan nama Diah Pramana Rachmawati Soekarno Putri. Dia merupakan anak ketiga Presiden Soekarno dengan Fatmawati.
Langkah politik Rachmawati Soekarnoputri mulai terlihat pada pertengahan tahun 2001. Kala itu, dirinya mendeklarasikan Forum Nasional yang mengkritisi elit pemerintahan. Ketika Forum Nasional melahirkan Partai Persatuan Bangsa Indonesia, dia dijadikan calon presiden.
Satu tahun berselang, Rachmawati mendirikan Partai Pelopor. Partai yang bersemangat marhaenis ini menjanjikan tidak akan berkompromi terhadap para pelanggar HAM, menolak dwifungsi TNI/Polri dan menolak ketergantungan ekonomi pada lembaga dana internasional. Namun, partai politik ini juga tak berkembang besar.
Kemudian, saudara perempuan Megawati Soekarnoputri ini bergabung dengan Partai Nasional Demokrat (NasDem) besutan Surya Paloh. Rachmawati diberi kedudukan sebagai ketua dewan pertimbangan.
Namun, ketika Pilpres 2014, Rachmawati berseberangan dengan Paloh. Dia lebih memilih mendukung pasangan Prabowo-Hatta sebagai calon presiden. Padahal, saat itu NasDem berkoalisi dengan PDIP mengusung Jokowi-JK.
Akibat sikap politik itu, Rachmawati dicopot dari NasDem. Dia dinilai tidak lagi sejalan dengan kepentingan NasDem.
"Kami melihat perlu diadakan pengambilan keputusan untuk mengganti Ketua Dewan Pertimbangan Rachmawati dengan alasan bahwa ada sebuah perbedaan pandangan yang cukup tajam yang menurut kami tidak sesuai dengan etika dan disiplin organisasi serta basis perjuangan partai," kata Sekretaris Jenderal Partai Nasdem Patrice Rio Capella saat konferensi pers di Kantor DPP Partai Nasdem, Jakarta.
Sementara itu, dalam pelantikan pengurus baru Partai Gerakan Indonesia Raya (Gerindra), Rabu (8/4). Tak disangka-sangka, nama Rachmawati disebut dan mendapatkan posisi strategis sebagai wakil ketua umum.
"Menetapkan Nyonya Rachmawati Soekarnoputri sebagai wakil ketua umum bidang ideologi," kata Sekjen Gerindra Ahmad Muzani di Kantor DPP Gerindra, Jalan RM Harsono, Jakarta Selatan.
Direktur Lingkar Madani Indonesia, Ray Rangkuti menilai merekrut keturunan Soekarno adalah salah satu jalan untuk memenangkan hati rakyat Indonesia. Hal ini adalah salah satu strategi Gerindra untuk memenangkan pemilu 2019.
"Itu salah satu tujuannya karena figur Soekarno lebih meyakinkan publik daripada menjual Pak Harto. Buktinya Golkar gagal. Oleh karena itu semua simbol yang mengarah ke Pak Karno ingin dimiliki Gerindra secara paripurna termasuk anak-anaknya," kata Ray.
Lanjut dia, Rachmawati bergabung dengan Gerindra merupakan pilihan politik. Kerjasama itu dinilainya bakal menguntungkan kedua belah pihak.
"Ya memang Rachmawati mencari yang pas dengan dirinya. Di tengah arena politik tidak ada partai yang memadai untuk diikuti daripada mendirikan partai lebih baik Rachmawati gabung Gerindra, dua-duanya untung," pungkas dia.
(mdk/efd)Cobain For You Page (FYP) Yang kamu suka ada di sini,
lihat isinya
Gerindra Tak Yakin PDIP Oposisi di Pemerintahan Mendatang, Bambang Pacul: Suka-Suka Dialah
Partai Gerindra tidak yakin jika Partai Demokrasi Indonesia Perjuangan (PDIP) akan menjadi oposisi pada pemerintah selanjutnya.
Baca SelengkapnyaMengenal Sosok Roestam Effendi, Sastrawan Sumatera yang Memperjuangkan Kemerdekaan Lewat Politik
Pria asal Minangkabau ini merupakan sastrawan yang beralih menjadi politikus dalam memperjuangkan kemerdekaan Indonesia.
Baca SelengkapnyaIni Sosok Politikus yang Digadang-Gadang Gerindra untuk Maju Pilgub DKI
Partai Gerindra tengah fokus mengawal perhitungan suara pemilihan presiden (Pilpres) dan pemilihan legislatif (Pileg) 2024.
Baca Selengkapnyavideo untuk kamu.
NasDem Tak Menutup Kemungkinan Koalisi dengan Gerindra di Pilkada 2024
Dua pimpinan partai tersebut yakni Prabowo Subianto dan Surya Paloh sudah melakukan pertemuan
Baca SelengkapnyaKabar Duka Cita, Ketua DPRD Sumut Baskami Ginting Meninggal Dunia Usai Pingsan di Ruangan Kerja
Baskami Ginting lahir 14 Desember 1959 adalah seorang politisi dari Partai Demokrasi Indonesia Perjuangan.
Baca SelengkapnyaGuntur Soekarno Minta Fokus Pemilu Tak Usah Bahas Pemakzulan Jokowi
Kalimat Guntur Soekarno itu justru meluruskan agar relawan tidak perlu jauh-jauh membahas soal pemakzulan Jokowi.
Baca SelengkapnyaDemokrat Hampir 10 Tahun jadi Oposisi, Kritik AHY: Pembangunan di Indonesia Belum Merata
AHY menegaskan ingin fokus memenangkan Partai Demokrat dan Prabowo Subianto-Gibran Rakabuming Raka di Pemilu 2024.
Baca SelengkapnyaTKN Pastikan Jadwal Pertemuan dengan Megawati Sudah Ada di Meja Prabowo
TKN Pastikan Jadwal Pertemuan dengan Megawati Sudah Ada di Meja Prabowo
Baca SelengkapnyaJelang Pencoblosan, Prabowo: Kami Adalah Penerus Jokowi
Saat berada di dalam kabinet, mantan Danjen Kopassus ini menyatakan Jokowi tidak pernah istirahat.
Baca Selengkapnya