Merdeka.com - Wacana penundaan jadwal Pemilihan Umum Kepala Daerah (Pemilukada) di 43 wilayah oleh Kementerian Dalam Negeri (Kemendagri), dinilai Partai Keadilan Sejahtera (PKS) sangat merugikan masyarakat Jawa Timur. Sebab, dalam waktu dekat ini, Jawa Timur akan menggelar lima agenda pilkada di tahun 2013.

Penundaan Pemilukada itu, untuk mengantisipasi terganggunya tahap Pemilihan Legislatif (Pileg) dan Pilpres 2014. Alhasil, Kemendagri pun memutuskan untuk menunda Pemilukada 43 wilayah di Indonesia, di antaranya dua pemilihan gubernur (Pilgub) dan 41 pemilihan bupati/wali kota.

Di Jatim sendiri, ada lima agenda pesta demokrasi pada 2013, yakni Pilgub Jawa Timur, Pilkada Probolinggo, Mojokerto, Madiun dan Kediri.

Menyikapi wacana ini, Dewan Pimpinan Wilayah (DPW) PKS menilai, kerugian besar jika Pemilukada Jawa Timur ditunda. "Tentu menjadi sebuah kerugian besar. Tidak hanya bagi PKS, tapi semua masyarakat di Jawa Timur. Kami menilai, semua itu pasti ada efeknya akibat wacana penundaan Pemilukada," ujar Ketua DPW PKS Jatim, Hamy Wahjunianto, Selasa (31/7).

Salah satu hal yang merugikan, lanjut dia, yakni seorang penjabat sementara (Pjs) Gubernur Jawa Timur, tidak bisa memutuskan sebuah kebijakan strategis. "Kami khawatir muncul sebuah hal mendesak yang sangat penting untuk diputuskan."

Adanya Pjs itu karena sudah habisnya masa bakti gubernur dan wakil gubernur, menurut Hamy, sehingga dipilih pejabat sementara.

"Nah, kalau sudah begini, bagaimana kalau ada persoalan seperti kasus hortikultura beberapa waktu lalu misalnya? Gubernur Jawa Timur, Soekarwo waktu itu dengan tegas menolak. Tapi kalau nanti ada sesuatu yang sifatnya hampir sama lantas bagaimana? Apakah Pjs bisa memberi keputusan dan disepakati oleh semua pihak? Ini yang kami khawatirkan," terang dia khawatir.

Secara internal, pihaknya juga menyayangkan jika wacana penundaan Pilkada ini sudah diputuskan dalam sebuah keputusan resmi.

Sampai saat ini, PKS Jawa Timur telah melakukan tahap menentukan untuk mengusung nama calon gubernur, bahkan sudah melaksanakan survei dan menghasilkan nama-nama bakal calon.

Dengan demikian, masih menurut Hamy, strategi dan 'grand design' yang sudah disiapkan PKS, otomatis berubah total.

Hamy juga mencontohkan, seorang atlet sudah dilatih, digembleng, serta memiliki strategi untuk meraih hasil memuaskan dengan waktu yang sudah ditentukan.

"Akan tetapi semua dirusak karena pelaksanaan Olimpiade ternyata ditunda. Sama dengan kasus ini. Kami sudah melakukan tahapan dan telah mengatur semua waktu dengan matang menghadapi Pilgub 2013, malah dirusak oleh wacana penundaan Pilgub," pungkas politisi yang juga Dokter Hewan tersebut.