Merdeka.com - Wakil Ketua Umum PKB Jazilul Fawaid turut berkomentar terkait hasil survei PolMark Research Center (PRC) yang mencatat elektabilitas Ketua Umum PKB Abdul Muhaimin Iskandar (Cak Imin) berada di peringkat kelima dengan angka 4,8 persen.

Jazilul merasa cukup puas dengan hasil tersebut. Namun, ia akan berusaha meningkatkan elektabilitas Cak Imin agar bisa masuk peringkat tiga besar di setiap survei.

"Kami akan genjot di bulan Ramadan ini dan nanti di bulan Juni kita akan lihat lagi kira-kira sampai di mana elektoral Pak Muhaimin. Minimal kepada seluruh teman-teman PKB, relawan Muhaimin kita akan terus maju supaya elektoral Gus Muhaimin tetap naik dan bisa naik sebagai calon presiden," kata Jazilul kepada wartawan, Kamis (30/3).

Meskipun Cak Imin dikenal sebagai calon wakil presiden, Jazilul menegaskan bahwa ketum PKB itu memiliki mandat utama sebagai calon presiden.

"Selama ini beliau tetap dianggapnya sebagai calon wakil presiden. Tapi mandat utama beliau adalah calon presiden, bukan calon wakil presiden," ujar Jazilul.

Lebih lanjut, Jazilul mengklaim bahwa Cak Imin aktif dalam menangani berbagai kebutuhan masyarakat sehingga ia layak mendapatkan nilai elektabilitas yang lebih tinggi ke depannya.

"Utama Pak Muhaimin sampaikan kemiskinan, pengangguran banyak di desa. Maka program Pak Muhaimin jika nanti jadi presiden, Rp5 miliar dialokasikan untuk anggaran minimal untuk tiap desa. Dari awal Pak Muhaimin emang konsen soal desa," jelas Jazilul.

Diberitakan sebelumnya, berdasarkan survei PolMark Research Center (PRC), elektabilitas calon presiden (capres) untuk Pemilu 2024 tertinggi diraih oleh Ganjar Pranowo dengan angka 22,8 persen.

Kemudian, Prabowo Subianto berada di posisi kedua dengan angka 17,4 persen dan Anies Baswedan sebesar 13,9 persen.

Di posisi keempat, terdapat Ridwan Kamil dengan 5,2 persen dan Gus Muhaimin Iskandar (Cak Imin) dengan 4,8 persen. Hasil ini memiliki margin of error sebesar kurang lebih 0,4 persen.

Meskipun demikian, kata Eep, masih terdapat undecided voters atau pemilih yang belum menentukan pilihan. Dari surveinya tersebut, sebanyak 24,9 persen yang masuk sebagai undecided voters.

"Tentu saja mereka yang masih kecil atau mereka yang masih ingin membesarkan elektabilitasnya masih punya peluang," kata Eep saat paparan di Jakarta Pusat, Kamis (30/3).