Better experience in portrait mode.
Iklan - Geser ke atas untuk melanjutkan

Peta persaingan capres diprediksi sengit seperti Liga Inggris

Peta persaingan capres diprediksi sengit seperti Liga Inggris Jokowi nyoblos di TPS 27. ©2014 merdeka.com/imam buhori

Merdeka.com - Pengamat Komunikasi Politik dari Universitas Indonesia (UI) Ari Junaedi memperkirakan suhu politik setelah Pemilu Legislatif akan kembali memanas. Terutama soal koalisi.

"Ini yang membuat peta persaingan capres-cawapres di 2014 serumit peta pertarungan sepakbola di klasemen Liga Primer Inggris," ujar Ari Junaedi kepada merdeka.com, Jakarta, Rabu (9/4).

Pengajar Program Pascasarjana di Universitas Indonesia (UI) itu yakin PDIP tetap mencapreskan Jokowi meski suaranya tak mencapai 20 persen. Sementara Golkar harus berkoalisi dengan parpol lain agar bisa mencapreskan Aburizal Bakrie (Ical).

"Khusus untuk Gerindra, faktor Prabowo yang laris manis, membuat parpol lain juga tertarik merapat," kata Ari.

Ari berpendapat, secara chemistry PDIP baiknya berkoalisi dengan partai papan tengah seperti PKB, NasDem, dan PAN. Sedangkan Golkar mau tidak mau harus merevisi pencapresan Ical dan harus realistis berkoalisi dengan parpol lain.

Teman Golkar yang pas untuk diajak koalisi, tentu saja seperti Partai Demokrat. Sedangkan Partai Gerindra, harus merangkul partai-partai lainnya seperti PPP, PKS, Hanura, PBB dan PKPI.

"Saya justru melihat peran partai papan tengah akan sangat menentukan peta koalisi nanti. Raihan suara mereka yang cukup untuk menggenapi kekurangan raihan suara PDIP, Golkar dan Gerindra menjadi sangat seksi untuk diperebutkan," jelas Ari.

Tak ada efek Jokowi

Sedangkan menurut Pengamat politik dari Charta Politica, Arya Fernandez, hasil hitung cepat sementara menunjukkan kesulitan PDIP menembus angka di atas 30 persen. Padahal, partai berlambang banteng moncong putih ini menargetkan perolehan suara lebih dari 30 persen.

"Persaingan ketat antar partai menunjukkan tidak mudah bagi PDIP untuk mendominasi perebutan suara. Dulu pada pemilu 1999, PDIP berhasil mendapatkan 33 persen suara dengan kondisi anti Golkar yang kuat, kini setelah 3 kali pemilu, kompetisi antar partai semakin kuat, dan partai sudah punya basis, susah bagi PDIP untuk tembus 30 persen," ujarnya.

Keberadaan Jokowi, lanjut Arya, ternyata tidak cukup untuk mendongkrak suara PDIP untuk menguasai kursi parlemen. Padahal, sosok mantan wali kota Solo ini selalu digembar-gemborkan partai demi meraih simpati masyarakat secara keseluruhan.

"Prediksi saya, kisaran suara PDIP berada pada kisaran 19-22%. Di bawahnya akan dibuntuti oleh Golkar dan Gerindra. Hasil ini merefleksikan hasil kerja pimpinan dan kader partai. Selain itu hasil ini mencerminkan kualitas organisasi ditambah dengan profil ketokohan dari para pimpinan partai dan caleg-calegnya," lanjut Arya.

(mdk/has)
ATAU
Geser ke atas Berita Selanjutnya

Cobain For You Page (FYP) Yang kamu suka ada di sini,
lihat isinya

Buka FYP
KPU Pertahankan Format Debat Capres Cawapres, Ini Alasannya

KPU Pertahankan Format Debat Capres Cawapres, Ini Alasannya

Durasi waktu yang telah ditentukan itu memberi kesempatan yang sama bagi tiap capres atau cawapres.

Baca Selengkapnya
Analisis Pengamat: Tidak Mungkin Pilpres 2024 Berlangsung Satu Putaran

Analisis Pengamat: Tidak Mungkin Pilpres 2024 Berlangsung Satu Putaran

Sebab, ketiga Capres masih berpeluang kalah dan hanya dua Capres yang berpeluang masuk putaran kedua

Baca Selengkapnya
Jelang Debat Capres Terakhir, Ini Potret Senyum Lebar Anies Disemangati Tetangga Menuju JCC

Jelang Debat Capres Terakhir, Ini Potret Senyum Lebar Anies Disemangati Tetangga Menuju JCC

Capres nomor urut satu Anies Baswedan dilepas para tetangga di kediamannya jelang debat Capres terakhir.

Baca Selengkapnya
Kamu sudah membaca beberapa halaman,Berikut rekomendasi
video untuk kamu.
SWIPE UP
Untuk melanjutkan membaca.
Empat Hasil Survei Pilpres Terbaru di Januari 2024, Elektabilitas Capres Cawapres Bersaing

Empat Hasil Survei Pilpres Terbaru di Januari 2024, Elektabilitas Capres Cawapres Bersaing

Hari pencoblosan Pemilu semakin dekat. Empat lembaga survei memotret elektabilitas para Capres Cawapres.

Baca Selengkapnya
Bawaslu: Capres Menghina Lawan Bisa Kena Pidana

Bawaslu: Capres Menghina Lawan Bisa Kena Pidana

Ancaman pidana itu tertuang dalam Undang-Undang Nomor 7 Tahun 2017 (UU Pemilu).

Baca Selengkapnya
Jokowi Bicara soal Debat Capres Nanti Malam

Jokowi Bicara soal Debat Capres Nanti Malam

Jokowi hanya menyebut, sebaiknya debat capres nanti malam disaksikan saja.

Baca Selengkapnya
Capres Ini Saat Kecil Menangis Dimarahi Ketika Ambil Barang Bapaknya: Biar Cuma Satu, Tapi Ini Punya Negara

Capres Ini Saat Kecil Menangis Dimarahi Ketika Ambil Barang Bapaknya: Biar Cuma Satu, Tapi Ini Punya Negara

"Mati-matian aku berusaha menelan suara tangis. Aku sungguh-sungguh menyesal," ujarnya.

Baca Selengkapnya
4 Hari Jelang Pencoblosan, Ini Hasil Survei Terbaru

4 Hari Jelang Pencoblosan, Ini Hasil Survei Terbaru

Sejumlah lembaga survei memotret elektabilitas atau tingkat keterpilihan capres dan cawapres empat hari menjelang pencoblosan.

Baca Selengkapnya
Indef: Capres dan Cawapres Tak Beri Solusi Jitu, Masa Depan Ekonomi Indonesia Terancam?

Indef: Capres dan Cawapres Tak Beri Solusi Jitu, Masa Depan Ekonomi Indonesia Terancam?

Ide yang dikemukakan oleh para pasangan capres-cawapres dalam debat KPU belum membumi bagi masyarakat luas.

Baca Selengkapnya