Peta persaingan capres diprediksi sengit seperti Liga Inggris
Merdeka.com - Pengamat Komunikasi Politik dari Universitas Indonesia (UI) Ari Junaedi memperkirakan suhu politik setelah Pemilu Legislatif akan kembali memanas. Terutama soal koalisi.
"Ini yang membuat peta persaingan capres-cawapres di 2014 serumit peta pertarungan sepakbola di klasemen Liga Primer Inggris," ujar Ari Junaedi kepada merdeka.com, Jakarta, Rabu (9/4).
Pengajar Program Pascasarjana di Universitas Indonesia (UI) itu yakin PDIP tetap mencapreskan Jokowi meski suaranya tak mencapai 20 persen. Sementara Golkar harus berkoalisi dengan parpol lain agar bisa mencapreskan Aburizal Bakrie (Ical).
"Khusus untuk Gerindra, faktor Prabowo yang laris manis, membuat parpol lain juga tertarik merapat," kata Ari.
Ari berpendapat, secara chemistry PDIP baiknya berkoalisi dengan partai papan tengah seperti PKB, NasDem, dan PAN. Sedangkan Golkar mau tidak mau harus merevisi pencapresan Ical dan harus realistis berkoalisi dengan parpol lain.
Teman Golkar yang pas untuk diajak koalisi, tentu saja seperti Partai Demokrat. Sedangkan Partai Gerindra, harus merangkul partai-partai lainnya seperti PPP, PKS, Hanura, PBB dan PKPI.
"Saya justru melihat peran partai papan tengah akan sangat menentukan peta koalisi nanti. Raihan suara mereka yang cukup untuk menggenapi kekurangan raihan suara PDIP, Golkar dan Gerindra menjadi sangat seksi untuk diperebutkan," jelas Ari.
Tak ada efek Jokowi
Sedangkan menurut Pengamat politik dari Charta Politica, Arya Fernandez, hasil hitung cepat sementara menunjukkan kesulitan PDIP menembus angka di atas 30 persen. Padahal, partai berlambang banteng moncong putih ini menargetkan perolehan suara lebih dari 30 persen.
"Persaingan ketat antar partai menunjukkan tidak mudah bagi PDIP untuk mendominasi perebutan suara. Dulu pada pemilu 1999, PDIP berhasil mendapatkan 33 persen suara dengan kondisi anti Golkar yang kuat, kini setelah 3 kali pemilu, kompetisi antar partai semakin kuat, dan partai sudah punya basis, susah bagi PDIP untuk tembus 30 persen," ujarnya.
Keberadaan Jokowi, lanjut Arya, ternyata tidak cukup untuk mendongkrak suara PDIP untuk menguasai kursi parlemen. Padahal, sosok mantan wali kota Solo ini selalu digembar-gemborkan partai demi meraih simpati masyarakat secara keseluruhan.
"Prediksi saya, kisaran suara PDIP berada pada kisaran 19-22%. Di bawahnya akan dibuntuti oleh Golkar dan Gerindra. Hasil ini merefleksikan hasil kerja pimpinan dan kader partai. Selain itu hasil ini mencerminkan kualitas organisasi ditambah dengan profil ketokohan dari para pimpinan partai dan caleg-calegnya," lanjut Arya.
(mdk/has)Cobain For You Page (FYP) Yang kamu suka ada di sini,
lihat isinya
KPU Pertahankan Format Debat Capres Cawapres, Ini Alasannya
Durasi waktu yang telah ditentukan itu memberi kesempatan yang sama bagi tiap capres atau cawapres.
Baca SelengkapnyaAnalisis Pengamat: Tidak Mungkin Pilpres 2024 Berlangsung Satu Putaran
Sebab, ketiga Capres masih berpeluang kalah dan hanya dua Capres yang berpeluang masuk putaran kedua
Baca SelengkapnyaJelang Debat Capres Terakhir, Ini Potret Senyum Lebar Anies Disemangati Tetangga Menuju JCC
Capres nomor urut satu Anies Baswedan dilepas para tetangga di kediamannya jelang debat Capres terakhir.
Baca Selengkapnyavideo untuk kamu.
Empat Hasil Survei Pilpres Terbaru di Januari 2024, Elektabilitas Capres Cawapres Bersaing
Hari pencoblosan Pemilu semakin dekat. Empat lembaga survei memotret elektabilitas para Capres Cawapres.
Baca SelengkapnyaBawaslu: Capres Menghina Lawan Bisa Kena Pidana
Ancaman pidana itu tertuang dalam Undang-Undang Nomor 7 Tahun 2017 (UU Pemilu).
Baca SelengkapnyaJokowi Bicara soal Debat Capres Nanti Malam
Jokowi hanya menyebut, sebaiknya debat capres nanti malam disaksikan saja.
Baca SelengkapnyaCapres Ini Saat Kecil Menangis Dimarahi Ketika Ambil Barang Bapaknya: Biar Cuma Satu, Tapi Ini Punya Negara
"Mati-matian aku berusaha menelan suara tangis. Aku sungguh-sungguh menyesal," ujarnya.
Baca Selengkapnya4 Hari Jelang Pencoblosan, Ini Hasil Survei Terbaru
Sejumlah lembaga survei memotret elektabilitas atau tingkat keterpilihan capres dan cawapres empat hari menjelang pencoblosan.
Baca SelengkapnyaIndef: Capres dan Cawapres Tak Beri Solusi Jitu, Masa Depan Ekonomi Indonesia Terancam?
Ide yang dikemukakan oleh para pasangan capres-cawapres dalam debat KPU belum membumi bagi masyarakat luas.
Baca Selengkapnya