Perjuangan Prabowo dan pendukungnya menolak hasil pilpres
Merdeka.com - Komisi Pemilihan Umum (KPU) telah menetapkan Joko Widodo dan Jusuf Kalla sebagai pasangan presiden dan wakil presiden terpilih berdasarkan rekapitulasi nasional dengan meraih total suara 70.997.850 (53,15 persen). Jumlah itu berselisih 8.421.389 suara dari pasangan Prabowo Subianto - Hatta Rajasa, yang meraih 62.576.444 suara (46,85 persen).
Namun sebelum KPU mengumumkan hasil itu pada Selasa (22/7) malam, Prabowo terlebih dulu menyampaikan pidato dan menyatakan menarik diri dari seluruh tahapan pilpres. Prabowo juga memerintahkan saksi-saksinya di KPU untuk mundur sehingga hasil akhir penghitungan tidak ditandatangani oleh mereka.
Meski KPU kemudian mengumumkan pemenang pilpres, kubu Prabowo masih berupaya melakukan perlawanan. Ada beberapa cara yang akan dipakainya. Berikut rangkumannya:
Kumpulkan bukti kecurangan
Meski menyatakan menarik diri dari seluruh tahapan pilpres, kubu Prabowo-Hatta menyatakan akan tetap berjuang melalui jalur hukum untuk menggugat hasil pilpres. Saat ini, tim advokasi masih mengumpulkan bukti-bukti kecurangan.Anggota tim hukum Koalisi Merah Putih, Mahendradatta menyatakan pihaknya punya waktu 3x24 jam sesuai undang-undang untuk mendaftarkan gugatan. Mereka akan memaksimalkan waktu yang ada karena ada beberapa kendala teknis terkait alat bukti yang harus dikumpulkan.
Jumat, daftarkan gugatan PHPU ke MK
Jika bukti-bukti yang dibutuhkan sudah terkumpul, tim hukum Koalisi Merah Putih menyatakan akan mendaftarkan permohonan perselisihan hasil pemilihan umum (PHPU) ke Mahkamah Konstitusi (MK). Anggota tim hukum Mahendradatta menyatakan hal itu akan dilakukan pada Jumat (25/7)."Jadi memang di dalam jadwal KPU tertulis bahwa setelah adanya penetapan rekapitulasi, memberi kesempatan selama 3x24 jam untuk mengajukan permohonan perselisihan hasil pemilu ke MK," kata Mahendradatta di Hotel Intercontinental, Jakarta, Rabu (23/7)."Oleh karenanya kami canangkan itu setidak-tidaknya Jumat, mengenai jamnya ini masalah teknis. Kenapa, karena ini harus didahului berbagai macam bukti-bukti yang harus disiapkan," ujarnya.
Mengadu ke DKPP
Salah satu persoalan yang menjadi protes Prabowo adalah kecurangan yang mereka rasakan selama proses pemilihan presiden berlangsung. Prabowo menyatakan pihaknya berulang kali melakukan protes atas ketidakadilan yang terjadi namun selalu dijawab KPU akan diselesaikan di MK. Padahal, lanjut Prabowo, yang menjadi sumber masalah justru di internal KPU."Langkah hukum kami akan melapor ke DKPP sebagai satu institusi yang mengawasi. Ada temuan yang tidak bisa kita buka di sini, seperti di Bondowoso, itu ada aparat yang bermain di situ. Ada (pula) pimpinan daerah di Probolinggo. Ini jelas. Kami akan buka semua," ujar Juru Bicara Tim Prabowo-Hatta Tantowi Yahya di Rumah Polonia, Jl Cipinang-Cempedak, Jakarta Timur, Selasa (22/7) malam.Tim Prabowo-Hatta menyatakan data-data kecurangan itu diperoleh dari 685 ribu relawan yang bertugas secara militan dan disiplin di 479 ribu TPS seluruh Indonesia.
Cara politik
Kubu pasangan capres dan cawapres, Prabowo Subianto - Hatta Rajasa bersikukuh menolak dan menarik dari hasil rekapitulasi KPU terhadap Pilpres 2014. Mereka pun mengancam bakal membentuk Panitia Khusus Pansus Pemilu Presiden (Pansus Pilpres) di DPR RI.Hal itu diungkapkan juru bicara tim pemenangan Prabowo-Hatta, Tantowi Yahya di hotel intercontinental, Jakarta Pusat, Rabu (23/7)."Kami akan segera bentuk Pansus Pilpres. Di sidang paripurna pertama DPR (Setelah Reses) akan digulirkan untuk dibentuk Pansus," kata Tantowi Yahya di lokasi.Tantowi menjelaskan, Pansus bentukannya nanti akan membahas permasalahan Pilpres 2014, terutama soal dugaan kecurangan pada pemungutan suara. Bahkan, dirinya optimis bahwa Pansus itu segera terwujud, apalagi koalisi Merah Putih merupakan mayoritas di DPR saat ini."Pansus itu adalah instrumen biasa untuk menggali informasi lebih dalam mengenai hal-hal yang meresahkan masyarakat. Jadi Pansus itu tidak perlu ditakuti," terangnya.
(mdk/bal)Cobain For You Page (FYP) Yang kamu suka ada di sini,
lihat isinya
Cerita Prabowo Bertemu Pemuda Siap Mati Untuknya saat Pilpres 2019: Saya Berlutut dan Menyuruhnya Pulang
Prabowo Subianto menegaskan tidak ingin menjadi Presiden Republik Indonesia melalui jalur kekerasan.
Baca SelengkapnyaPrabowo Puji Jasa Pemimpin Terdahulu: Jangan jadi Malin Kundang, Kebaikan Dibalas Pengkhianatan
Prabowo mengingatkan untuk mengakui keberhasilan kinerja para pemimpin terdahulu.
Baca SelengkapnyaPrabowo Tak Sabar Menuju Hari Pencoblosan Pilpres 2024: Saya Ingin Bekerja Secepatnya
Prabowo Subianto mengaku tak sabar menuju hari pencoblosan yakni 14 Februari 2024 mendatang.
Baca Selengkapnyavideo untuk kamu.
Jokowi Bertemu Prabowo-Gibran Semalam, Ucapkan Selamat Menang Pilpres 2024
Jokowi bertemu dengan Prabowo dan putra sulungnya pada Rabu malam (14/2).
Baca SelengkapnyaSejumlah Pengurus Dikabarkan Dukung Prabowo-Gibran, Ini Kata PPP dan TKN
Sejumlah kader PPP dikabarkan bakal mendukung pasangan calon nomor urut dua Prabowo dan Gibran di Pilpres 2024.
Baca SelengkapnyaKPU Sahkan Prabowo-Gibran Menang di Kalimantan Utara
KPU mengesahkan Prabowo-Gibran menang di Kalimantan Utara.
Baca SelengkapnyaPrabowo Target Menang Pilpres Satu Putaran: Lebih Baik Uangnya Dihemat untuk Rakyat
Prabowo menilai Pilpres satu putaran menghemat anggaran negara sehingga dapat digunakan untuk kesejahteraan masyarakat.
Baca SelengkapnyaPrabowo Tidak Akan Menyerang di Debat Terakhir, TKN: Ini Panggung Mulia, Bukan Tukang Nyinyir
Debat Pilpres terakhir akan dilaksanakan pada 4 Februari 2024
Baca SelengkapnyaPrabowo Pede Setelah Lihat Hasil Survei: Kita Tidak Akan Dua Putaran
Calon Presiden (Capres) nomor urut 2, Prabowo Subianto optimistis bisa menang Pilpres 2024 dalam sekali putaran.
Baca Selengkapnya