PDIP: Upaya bangkitkan orde baru selalu muncul tapi tak pernah berhasil
Merdeka.com - Kemunculan Partai Berkarya yang dikomandoi Hutomo Mandala Putra atau lebih dikenal dengan Tommy Soeharto, memunculkan kembali isu bangkitnya orde baru. Apalagi Partai Berkarya sangat kental dengan nuansa orde baru dan menjual figur serta masa keemasan pemerintahan Presiden Soeharto.
Ketua Dewan Pimpinan Pusat (DPP) Partai Demokrasi Indonesia Perjuangan (PDIP) Andreas Hugo Pareira tidak yakin era orde baru kembali terulang. Dia memandang, isu itu hanya gejolak kecil jelang Pemilu dan Pemilihan Presiden 2019.
"Ya menjelang Pilpres menjelang Pileg nanti setelah Pileg habis lagi. Kan selama ini juga gitu sudah berapa kali partai-partai muncul tapi rakyat tahu kan. Saya kira masih kuat dalam memori rakyat tentang bagaimana peristiwa-peristiwa menjelang reformasi sebelumnya," kata Andreas di Kompleks Parlemen, Senayan, Jakarta Pusat, Senin (12/3).
Menurutnya, kabar kebangkitan orde baru ini bukan kali pertama terdengar. Sejak dulu, upaya untuk kembali membangun Orba itu ada namun tidak pernah berjalan dengan baik.
"Upaya untuk membangkitkan kembali ya sisa-sisa orde baru selalu muncul. Tapi kan juga kita tahu bahwa proses ini tidak pernah berjalan, tidak pernah terjadi," ungkapnya.
"Artinya ada kekuatan yang benar-benar muncul sebagai kekuatan revitalisasi orde baru, saya kira ini hanya gejolak atau upaya kecil lah," lanjutnya.
Seperti diketahui, Partai Berkarya menjual sosok Soeharto untuk meraup suara. Partai ini berharap bisa menarik pemilih yang merindukan zaman keemasan Soeharto dengan stabilitas politik, keamanan dan ekonomi. Sebagai putra bungsu, figur Tommy Soeharto diyakini bisa menarik massa pemilih.
Romantisme rakyat Indonesia terhadap orde baru belum bisa dibuktikan. Termasuk melalui hasil survei yang pernah dilakukan beberapa waktu lalu. Pada 2011, lembaga survei Indobarometer mewawancarai 1200 orang di Jakarta. Hasilnya, 36,5 persen memilih Soeharto sebagai presiden paling disukai. Di urutan kedua ada nama Presiden Susilo Bambang Yudhoyono (SBY) yang dipilih 20,9 persen responden. Survei itu juga menyebut 40 persen responden lebih suka Orde Baru dibandingkan Orde Lama dan Reformasi.
Tidak mudah membuktikan bahwa romantisme orde baru laku dijual untuk meraup suara. Lihat saja pada 2014, ada partai yang menjual romantisme orde baru dan sosok Soeharto. Yakni Partai Karya Peduli Bangsa (PKPB) yang digawangi oleh putri Soeharto, Siti Hardiyanti Rukmana atau Mbak Tutut. Namun partai ini tidak lolos sebagai peserta pemilu. Begitu pula dengan Partai Nasional Republik (Nasrep) yang pernah digagas Tommy Soeharto sebelum membentuk Partai Berkarya.
Harus diakui ada elite-elite politisi yang masih percaya ada ceruk suara publik yang merindukan romantisme masa lalu. Tapi pada kenyataannya harus diakui bahwa itu tidak sepenuhnya benar. Dua Pemilu terakhir yakni 2009 dan 2014 memperlihatkan itu.
Seharusnya partai politik tidak berorientasi masa lalu. Sebab, saat ini publik berpikir persoalan kebangsaan hari ini dan di masa depan. Bukan lagi bicara romantisme masa lalu. Romantisme akan zaman Soeharto itu bisa jadi hanya semu. Kerinduan akan stabilitas keamanan, politik dan ekonomi tidak lantas bisa jadi modal besar bagi partai yang membawa kembali panji-panji masa keemasan orde baru.
(mdk/noe)Cobain For You Page (FYP) Yang kamu suka ada di sini,
lihat isinya
PDIP Buka Peluang Koalisi dengan PPP, Hanura, dan Perindo di Pilkada 2024
Apalagi keempat partai politik (parpol) ini merupakan korban kecurangan Pemilu 2024.
Baca SelengkapnyaPDIP Gaungkan Perubahan, Pertanda Akhir Hubungan dengan Jokowi?
Gaung perubahan menimbulkan pertanyaan, sebab selama ini PDI Perjuangan selalu membawa pesan keberlanjutan yang sering dikaitkan dengan motto Presiden Jokowi.
Baca SelengkapnyaPolitikus PDIP Duga Ada Upaya Akali Hasil Pemilu untuk Ketua DPR dan Paksakan 1 Partai Dekat Penguasa Lolos
Partai ini disebut-sebut masih dekat dengan penguasa di Istana.
Baca Selengkapnyavideo untuk kamu.
PPP Merasa Terhormat Disambangi Prabowo, Siap Pindah Koalisi?
PPP merasa terhormat bila Ketua Umum Partai Gerindra Prabowo Subianto berkunjung ke partainya.
Baca SelengkapnyaPPP Bakal Terima Kedatangan Prabowo dan Gerindra dengan Tangan Terbuka
PPP masih fokus terhadap gugatan perselisihan hasil pemilihan umum (PHPU) Pemilihan Umum (Pemilu) 2024 di MK.
Baca SelengkapnyaPolitikus PDIP Sebut Keppres Pemberhentian Prabowo Harus Dicabut Sebelum Beri Pangkat Baru
Hasanuddin menyebut membuat aturan baru tidak boleh menabrak aturan yang sudah ada.
Baca SelengkapnyaAnak-Anak Gaza Main Perosotan di Kawah Bekas Bom Israel
Anak-Anak Gaza Main Perosotan di Kawah Bekas Bom Israel
Baca SelengkapnyaPolitisi PDIP Sebut Tak Menutup Kemungkinan Megawati dan Prabowo Bertemu Usai Pilpres
Lalu, saat disinggung kapan pertemuan antara kedua pimpinan partai itu terjadi, dia meminta untuk menunggu saja.
Baca SelengkapnyaSoal Isu Pemakzulan Jokowi, PDIP Ingatkan Pemimpin Harus Jalankan Amanah Rakyat
PDIP juga meminta isu pemakzulan terhadap Jokowi ini bisa segera direspons agar tak menimbulkan gerakan yang lebih besar lagi.
Baca SelengkapnyaGanjar Sentil Maruarar Sirait: Atas Dasar Apa Pindah, Ideologi atau Pragamatis?
Ganjar pede hengkangnya ratusan anggota organisasi sayap PDIP pasca Ara mundur tidak berpengaruh terhadap suaranya di Jabar.
Baca Selengkapnya