PDIP tak akan mengemis ke Risma maju lagi di pilwalkot Surabaya
Merdeka.com - Tri Rismaharini diperkirakan kembali maju di pemilihan wali kota (Pilwali) Surabaya yang rencananya digelar serentak bersama 15 daerah lainnya di Jawa Timur pada Desember 2015 mendatang.
Namun, Risma yang pada Pilwali 2010 silam diusung Partai Demokrasi Indonesia Perjuangan (PDIP) itu, diyakini pula akan ditinggalkan partai besutan Megawati Soekarnoputri tersebut. PDIP berencana lebih memilih kadernya sendiri ketimbang orang di luar partai.
Hal ini ditegaskan oleh Sekretaris DPD PDIP Jawa Timur, Kusnadi, yang mengatakan kalau partainya tidak akan mengemis kepada calon lain di luar partainya. Meski itu calon incumbent yang pernah diusungnya dan memiliki elektabilitas tinggi.
"Walaupun nantinya kalah, partai akan lebih terhormat jika berani mengusung kader sendiri dari pada mengusung orang luar partai tapi kemudian kalah," tegas Kusnadi pada wartawan di Surabaya, Rabu (4/2).
Pertimbangan lainnya, lanjut politisi yang juga Wakil Ketua DPRD Jawa Timur ini, PDIP sudah banyak 'makan garam' di pesta demokrasi lima tahunan dengan mengusung calon dari luar partai.
Ironisnya, kata Kusnadi, setelah terpilih menjadi kepala daerah, kebanyakan lupa dengan partai pengusung dan tidak mau memperjuangkan visi dan misi PDIP.
Disinggung soal pencalonan Risma di Pilwali Surabaya untuk kali kedua, Kusnadi mengaku mempersilakan calon incumbent ini mendaftar kembali ke PDIP kalau memang mau.
"Tapi PDIP tak akan mengemis supaya Tri Rismaharini maju lagi lewat PDIP karena dia bukan kader tulen tapi orang luar yang diusung PDIP," tegasnya.
Topik pilihan: Risma Terbaik Dunia | Gebrakan Risma
Menurut Kusnadi, mekanisme pencalonan kepala daerah di PDIP sudah jelas, yakni melalui penjaringan dan Rakercabsus kemudian hasilnya dibawa ke DPP melalui DPD untuk dimintakan rekomendasi.
"Artinya, kalau seorang calon kepala daerah tidak ikut mendaftar, mana mungkin dipilih dalam Rakercabsus dan direkomendasi oleh DPP sebagai calon kepala daerah yang diusung PDIP," pungkasnya.
Saat terpilih sebagai wali kota tahun 2010 itu, Risma berpasangan dengan Bambang DH, yang akhirnya mundur dan digantikan posisinya oleh Ketua DPC PDI Surabaya, Wisnu Sakti Buana. Bambang mundur karena maju sebagai Calon Gubernur Jawa Timur Tahun 2013.
Selama menjabat sebagai wali kota, Risma banyak memperoleh penghargaan. Dan prestasi Risma yang cukup mencengangkan adalah berani menutup lokalisasi terbesar se-Asia Tenggara, yaitu Dolly yang sudah berdiri bertahun-tahun, bahkan sudah menjadi ikon Kota Surabaya.
Tak hanya itu, Risma juga kerap bersebrangan dengan partai pengusungnya. Di awal kepemimpinannya, dia hampir dimakzulkan. Wisnu, yang saat ini menjadi wakilnya menggantikan Bambang, disebut-sebut salah satu orang yang bersikeras menurunkan Risma.
Kemudian saat pemilihan wakil wali kota pengganti Bambang, Risma juga terlihat berseteru dengan PDIP, yang akhirnya memaksa Megawati turun tangan untuk menyelesaikannya.
Dan terakhir, saat penutupan Dolly pada Juni 2014 lalu, Wisnu yang sudah menjabat sebagai wakil wali kota juga terlihat tidak sepaham dengan penutupan Dolly, meski akhirnya mengikuti langkah Risma menutup lokalisasi yang didirikan Nonik Belanda, Tante Dolly tersebut.
(mdk/bal)Cobain For You Page (FYP) Yang kamu suka ada di sini,
lihat isinya
Sinyal Pertemuan Prabowo - Megawati Semakin Kuat, Waketum Gerindra Ungkap Pesan Ini
Sinyal pertemuan itu juga semakin diperkuat, Wakil Ketua Umum Partai Gerindra, Habiburokhman yang menyebut pertemuan itu akan terjadi tidak lama lagi.
Baca SelengkapnyaNaik 300 Persen, PSI Peroleh 42 Kursi DPRD di Papua Raya
Kenaikan perolehan suara ini karena PSI dianggap menjadi partai yang toleran dan representasi dari Presiden Joko Widodo.
Baca SelengkapnyaRespons Puan Maharani Ditanya Maruarar Sirait Keluar PDIP: Terima Kasih
Langkah politik ini diakui Maruarar Sirait mengikuti Joko Widodo
Baca Selengkapnyavideo untuk kamu.
Ridwan Hisjam Ungkap Begitu Jokowi Selesai dengan PDIP, Kembali Lagi ke Golkar
Bagi Golkar, selalu menerima dengan tangan terbuka untuk kader-kadernya untuk kembali lagi.
Baca SelengkapnyaIstana Minta Keluarnya Maruarar Sirait dari PDIP Tak Dikaitkan dengan Jokowi
Maruarar memutuskan keluar dari PDIP dan memilih sejalan dengan arah politik Jokowi.
Baca SelengkapnyaSoal Isu Pemakzulan Jokowi, PDIP Ingatkan Pemimpin Harus Jalankan Amanah Rakyat
PDIP juga meminta isu pemakzulan terhadap Jokowi ini bisa segera direspons agar tak menimbulkan gerakan yang lebih besar lagi.
Baca SelengkapnyaSidang Paripurna, PDIP dan PKB Minta Pimpinan DPR Serius Sikapi Wacana Hak Angket Pemilu
Sebab, dia menilai saat ini pengawasan DPR RI pada Pemilu 2024 tak ada marwahnya.
Baca SelengkapnyaPDIP Gaungkan Perubahan, Pertanda Akhir Hubungan dengan Jokowi?
Gaung perubahan menimbulkan pertanyaan, sebab selama ini PDI Perjuangan selalu membawa pesan keberlanjutan yang sering dikaitkan dengan motto Presiden Jokowi.
Baca SelengkapnyaSidang Putusan Perkara PHPU Pilpres 2024 Tetap Digelar Tanggal 22 April
Per hari ini delapan hakim konstitusi sudah mulai mengagendakan RPH.
Baca Selengkapnya