Merdeka.com - Pemilihan Kepala Daerah (Pilkada) 9 Desember telah di depan mata. Dalam menyambut kontestasi politik ini, partai politik mulai bermanuver mempersiapkan strategi pemenangan masing-masing.

Persyaratan 20 persen suara sebagai syarat administratif menimbulkan terjalinnya koalisi yang cair di daerah. Namun apakah persaingan dua kubu Koalisi Merah Putih dan Koalisi Indonesia Hebat akan berpengaruh juga di daerah?

Sekjen Partai Demokrasi Indonesia Perjuangan (PDIP), Hasto Kristiyanto mengatakan bahwa potret peta koalisi pilkada di daerah bukan didasarkan atas dasar KMP atau KIH.

Hasto mengungkapkan ada beberapa aspek yang dapat menjadi strategi pemenangan suatu partai dalam menghadapi Pilkada serentak yang akan digelar pada 9 Desember mendatang, salah satunya adalah aspek sejarah.

"Memang politik di daerah mempengaruhi, seharusnya kalau potret peta koalisi di pilkada bukan atas dasar KMP sama KIH tapi karena sejarah, semisal bagaimana peta koalisi di daerah tertentu ada kedekatan Gerindra maka kami calonkan bersama," kata Hasto dalam diskusi bertajuk 'polarisasi koalisi partai politik di daerah' di Hotel Santika, Jalan Hayam Wuruk, Jakarta Pusat, Kamis (8/9).

Selain aspek sejarah, aspek ideologi dan strategi politik tiap partai menurut Hasto juga menjadi faktor penting suatu partai dapat keluar sebagai pemenang dalam gelaran akbar demokrasi tersebut.

Sebagai contoh di Banjarmasin, Partai Keadilan Sejahtera (PKS) sangat kuat di daerah tersebut, sehingga menurutnya sah saja bila PDIP berkoalisi dengan PKS yang notabenenya berasal dari KMP.

"Aspek-aspek ideologi juga jadi sangat penting di tempat kami bangun kerjasama. strategi politik lebih dikedepankan daripada aspek ideologi," ungkapnya.

"Contoh Banjarmasin, kita lihat PKS lebih kuat di sana maka kami lakukan strategi politik dengan bekerjasama dengan PKS. Apapun yg terjadi di pusat antara KIH-KMP itu kan hanya saat pilpres, ketika Jokowi dilantik, kami katakan koalisi itu tidak relevan lagi," tambah Politisi PDIP ini.

Dalam diskusi bertajuk 'polarisasi koalisi partai politik di daerah' ini selain Hasto, turut hadir pula Sekjen Partai Gerindra Ahmad Muzani, serta Hinca Panjaitan yang dijadwalkan menjadi narasumber namun tidak dapat hadir dalam acara tersebut.