PBNU Jawab PKB: Politiknya NU Bukan untuk Partai Politik Tertentu
Merdeka.com - Ketua PBNU Ishfah Abidal Aziz menilai pernyataan Wakil Ketua Umum PKB Jazilul Fawaid terkait PKB sebagai alat politik Nahdlatul Ulama (NU) merupakan keliru. Ishfah menegaskan, politik NU adalah politik kebangsaan, bukan untuk partai politik tertentu.
"Seharusnya politik NU itu politik kebangsaan, politik NU itu politik umat kesejahteraan kemaslahatan umat. Bukan untuk partai politik tertentu," tegasnya saat dihubungi, Kamis (26/5).
Ishfah pun menjelaskan, NU bicara politik untuk kepentingan yang lebih luas. Misal dalam kebijakan pemerintah agar memberikan dampak positif kepada umat, bangsa dan negara.
NU tidak bicara soal politik jabatan. "Kalau kemudian diasumsikan bahwa politik lama ini bersifat parsial, soal siapa menjabat posisi apa, itu menjadi sangat kurang tepat," ujar Ishfah.
Maka itu pula, menjadi kebijakan PBNU agar tidak masuk ranah politik praktis. Sebagai organisasi ulama dan keagamaan, NU tidak dibenarkan untuk masuk politik praktis.
"Dalam hal organisasi perkumpulan ulama tidak boleh masuk ranah politik, itu tidak boleh, tidak dibenarkan dalam berNU, dalam berorganisasi, di NU tidak diperbolehkan, tidak dibenarkan masuk ranah politik," kata Ishfah.
Sebelumnya, Wakil Ketua Umum PKB Jazilul Fawaid menyambut positif pernyataan Ketua Umum PBNU Yahya Cholil Staquf yang menyebutkan NU tidak boleh dijadikan alat politik Pemilu 2024. Jazilul sepakat bahwa Nahdlatul Ulama tidak boleh dijadikan alat politik.
Namun, dia menegaskan, PKB merupakan alat politik bagi warga Nahdliyin. Ia memandang pernyataan Yahya merupakan pesan untuk partai politik lain agar tidak menjadikan NU sebagai alat politik.
"Tentu kami setuju karena memang NU bukan alat politik, tapi PKB lah alat politik NU. Jadi apa yang disampaikan beliau (Gus Yahya) itu adalah untuk partai-partai yang lain, bukan PKB karena PKB dengan NU itu ibarat dua sisi mata uang yang tidak akan bisa dipisahkan," katanya di Gedung DPR, Selasa (24/5).
(mdk/bal)Cobain For You Page (FYP) Yang kamu suka ada di sini,
lihat isinya
PBNU: Pemilu untuk Memilih Pemimpin, Bukan untuk Memecah Belah
Jangan larut pada perbedaan pandangan politik, karena tujuan pesta demokrasi bukan untuk memecah belah
Baca SelengkapnyaPj Kepala Daerah Dicopot karena Tak Netral Jelang Pemilu, BKN Beri Penjelasan Begini
BKN terus mengimbau seluruh pegawai ASN untuk berhati-hati di tahun politik, karena banyak hal yang dapat menyebabkan pegawai ASN terlibat politik praktis.
Baca SelengkapnyaCurhat Eks Napiter Kembali ke Pangkuan NKRI Sumpah Setia pada Pancasila
Munir berharap agar masyarakat tetap damai dan rukun meskipun memiliki perbedaan pilihan politik.
Baca Selengkapnyavideo untuk kamu.
Ketua PBNU Berharap Ramadan Bisa Turunkan Tensi Politik
Bulan Ramadan harus jadi momentum untuk meningkatkan kesabaran dan pengendalian diri
Baca SelengkapnyaMasuk Tim Kampanye Prabowo, Khofifah Belum Ajukan Cuti PBNU dan Gubernur
Ia menyebut bahwa nantinya PBNU akan mengumumkan dan mengeluarkan nama-nama siapa saja pengurus PBNU yang mengajukan cuti untuk kampanye.
Baca SelengkapnyaPemilu Makin Dekat, Menteri Anas Ingatkan PNS Haram Terlibat Kegiatan Politik
PNS yang tidak netral dapat memiliki dampak yang signifikan pada berbagai aspek pemerintahan dan masyarakat.
Baca SelengkapnyaBeda Gaji PNS dan PNS 'Part Time', Lebih Besar Mana?
Mana lebih besar antara gaji PNS dan gaji PPPK atau biasa disebut PNS 'part time'
Baca SelengkapnyaIngat, PNS Tak Netral saat Pemilu Bisa Dipecat Secara Tidak Hormat
Netralitas PNS menjadi salah satu kunci keberhasilan dari pesta demokrasi terbesar di dunia.
Baca Selengkapnya5 Persen PNS DKI Tak Masuk Kerja Hari Pertama Usai Libur Nataru
SKPD/UKPD yang memiliki tugas dan fungsi pelayanan kepada masyarakat pun tetap melaksanakan tugasnya itu.
Baca SelengkapnyaPolemik Sah Tidaknya Gibran Usai KPU Langgar Etik, Ini Penjelasan Detail Ahli Hukum Tata Negara
DKPP telah memberikan peringatan keras kepada Ketua KPU Hasyim Asy'ari dan anggota lainnya karena menerima pendaftaran Gibran Rakabuming Raka.
Baca Selengkapnya