Partai 'nasakom' di ujung tanduk
Merdeka.com - Dalam survei yang dilakukan Litbang Kompas, beberapa partai politik besar dan menengah jeblok perolehan suaranya. Bahkan PKS, PAN, PPP dan PKB termasuk dalam golongan partai nasib satu koma (Nasakom).
Partai berhaluan Islam itu hanya mendapat suara masing-masing, 2,5 persen, 1,8 persen, 1 persen dan 0,4 persen. Jika merujuk pada survei Kompas tersebut maka partai-partai tersebut berada di ujung tanduk pada Pemilu 2014 mendatang.
Hal ini dikarenakan dalam UU Pemilu yang diketuk palu April lalu nilai ambang batas atau parliamentary threshold ditetapkan sebesar 3,5 persen. Bila merujuk nilai ambang batas tersebut, para partai nasakom tersebut terancam tidak bisa mendudukkan wakilnya di DPR.
Meski demikian hasil survei kompas tersebut ternyata tidak sepenuhnya dipercaya oleh para kader parpol tersebut. "Saya tidak begitu yakin dengan hasil survei itu," ujar Ketua DPP PKS Nasir Djamil kepada merdeka.com, Rabu (25/7).
Di sisi lain, PAN mengaku akan bekerja lebih keras lagi agar penurunan dalam survei tersebut tidak jadi kenyataan. PAN akan berusaha merebut hati pemilih di 2014 mendatang.
"Mau tidak mau kita harus bekerja lebih keras dan melakukan introspeksi ke dalam untuk melakukan perubahan strategi merebut hati pemilih," ujar Wasekjen Partai Amanat Nasional (PAN) Teguh Juwarno.
Hal senada juga akan dilakukan oleh PPP. Partai Kabah ini mengaku akan merubah paradigma sehingga di 2014 partainya tetap lolos parliamentary treshold.
"Saya masih optimis, karena kita terus bekerja. Setidaknya dari hasil survei ini menunjukkan proporsi parpol akan lebih seimbang dibanding fakta 2009," Ketua DPP PPP Muhammad Arwani Thomafi.
Menariknya, dalam survei tersebut, Gerindra dan Nasdem, partai kecil dan baru, justru melesat di angka masing-masing 6,4 persen dan 4,5 persen. Sementara Hanura tetap menjadi partai kecil dengan 1 persen.
Gerindra mengaku naiknya pamor partainya berkat dikatrol oleh figur Prabowo. Naiknya survei partai, menurut Sekjen Partai Gerindra Ahmad Muzani, disebabkan kini pemilih mulai bergeser dari ideologi ke figur.
"Kalau kita lihat iya, dari ideologi beralih ke figur, figur ke kepentingan, selalu saja, isu dan kepentingan," terang Muzani.
Sebanyak 0,2 persen responden memilih partai lainnya. 30,8 Persen responden menyatakan tidak tahu akan memilih partai apa. Sebanyak 15,3 persen tidak menentukan pilihan, dan 7,3 persen merahasiakan jawabannya.
Survei Litbang Kompas ini dilakukan pada 16-19 Juli 2012 di 33 provinsi dengan sampel sebanyak 1.008. Sampling error dalam penelitian ini kurang lebih 3,1 persen, yang artinya suara masing parpol berada di plus minus dari hasil yang didapat.
(mdk/hhw)Cobain For You Page (FYP) Yang kamu suka ada di sini,
lihat isinya
Curhat Eks Napiter Kembali ke Pangkuan NKRI Sumpah Setia pada Pancasila
Munir berharap agar masyarakat tetap damai dan rukun meskipun memiliki perbedaan pilihan politik.
Baca SelengkapnyaMenko PMK: Tak Mungkin ASN 100 Persen Netral saat Pemilu 2024
Muhadjir menduga potensi pelanggaran tersebut berhubungan dengan preferensi ASN terhadap kontestan pilihannya.
Baca SelengkapnyaBeda Nasib dengan Komeng, Berikut Perolehan Sementara Suara Opie Kumis hingga Dede Sunandar di Pemilu
Para pelawak itu bersaing memperebutkan suara dari daerah pemilihan masing-masing dengan kolega satu partai maupun partai politik lain.
Baca Selengkapnyavideo untuk kamu.
Menag Minta Khatib Salat Jumat Sampaikan Pesan Pemilu Damai dan Hargai Perbedaan Pilihan Politik
Yaqut mengatakan, pemilu sebagai pesta demokrasi yang diselenggarakan lima tahun sekali sehingga dijalankan dengan penuh riang gembira.
Baca Selengkapnya4 Partai Pemenang Pemilu 1955, Berikut Sejarah dan Hasil Suaranya
Pemilu 1955 memiliki peran penting dalam sejarah Indonesia karena hasil pemilu tersebut menjadi dasar pembentukan negara Kesatuan Republik Indonesia.
Baca SelengkapnyaSurvei LSI: 66% Pemilih Jokowi di 2019 Dukung Prabowo di 2024
Loyalis Jokowi juga malah lebih banyak memilih untuk mendukung paslon nomor urut satu Anies-Muhaimin.
Baca SelengkapnyaGanjar Tak Ambil Pusing Hasil Survei: Saya Turun Terus Bertemu Masyarakat
Menurut dia, tugasnya di waktu kampanye yang tersisa adalah fokus turun menyerap aspirasi rakyat.
Baca SelengkapnyaSurvei Pilpres Terbaru Indikator: 38,8% Anggota Aktif NU di Jatim Dukung Capres Pilihan Jokowi
Survei Indikator merilis Warga Nahdlatul Ulama (NU) di Jawa Timur cenderung mendukung Capres-Cawapres pilihan Jokowi.
Baca SelengkapnyaTidak Terpengaruh Survei, Kaum Muda Banten Optimis Kemenangan Ganjar-Mahfud pada Pilpres 2024
Gardu Ganjar dengan menggelar Pelatihan Konten Kreator bagi generasi muda.
Baca Selengkapnya