Better experience in portrait mode.
Iklan - Geser ke atas untuk melanjutkan

Panas Dingin Demokrat dalam Koalisi Prabowo-Sandi

Panas Dingin Demokrat dalam Koalisi Prabowo-Sandi Pertemuan Prabowo dan SBY. ©Liputan6.com/Johan Tallo

Merdeka.com - Posisi Partai Demokrat dalam Koalisi Prabowo Subianto-Sandiaga Uno tengah menjadi sorotan. Hubungannya jadi panas dingin akhir-akhir ini. Apalagi usai Pemilu 2019.

Penyebabnya karena ada isu-isu liar yang berkembang soal Demokrat akan meninggalkan koalisi Prabowo-Sandi. Isu itu makin santer setelah Pemilu 2019. Hal ini yang membuat koalisi Prabowo panas dan banyak juga yang meragukan komitmen Demokrat untuk menangkan Prabowo.

Sebelum Pemilu 2019, hubungan Demokrat dalam koalisi Prabowo-Sandi memang sudah panas dingin. Berikut momen-momen perjalanan Demokrat masuk dalam koalisi Prabowo-Sandi:

Beredar Kabar Awalnya Demokrat Duetkan Prabowo-AHY

Masih ingat lobi-lobi politik jelang pendaftaran capres-cawapres. Saat itu berembus kabar Partai Demokrat tengah melobi Prabowo Subianto agar menggandeng Agus Harimurti Yudhoyono (AHY) sebagai cawapres.

Kabar ngototnya Demokrat menyodorkan nama AHY sempat membuat Prabowo bimbang. Sebab beberapa partai koalisi lain seperti PKS dan PAN juga menyodorkan nama cawapres. Karena isu berkembang dan menjadi liar, Ketua Umum Partai Demokrat Susilo Bambang Yudhoyono atau SBY langsung mengklarifikasi.

Bahkan SBY langsung melakukan pertemuan tertutup dengan Prabowo didampingi AHY pada 4 Juli 2018. SBY menegaskan, posisi cawapres untuk Demokrat bukan harga mati.

"Saya keluarkan statement cawapres bukan harga mati, yang penting pasangan capres dan cawapres baik untuk rakyat dan bisa melakukan perubahan ke arah lebih baik," kata SBY waktu itu.

Prabowo juga menegaskan jika SBY tidak meminta jatah cawapres untuk Demokrat. "Saya katakan secara tegas Pak SBY tidak meminta cawapres sebagai harga mati. Beliau tidak sama sekali menyampaikan itu," tegas Prabowo.

Setelah Prabowo gencar melakukan komunikasi politik dengan Demokrat, akhirnya Demokrat sepakat mendukung dan bergabung dengan Prabowo Subianto. "Majelis tinggi partai memutuskan melakukan penjajakan koalisi dengan Bapak Prabowo Subianto," kata Anggota Majelis Tinggi Demokrat, Ee Mangindaan.

Istilah Jenderal Kardus

Hubungan Demokrat dengan Prabowo pernah sempat panas setelah politikus Demokrat Andi Arief melontarkan istilah 'Jenderal Kardus' kala itu. Isu itu jadi ramai dan ditanggapi serius beberapa elite Partai Gerindra.

Melalui akun twitter pribadinya, Andi Arief melontarkan cuitan keras. "Prabowo ternyata kardus, malam ini kami menolak kedatangannya ke kuningan. Bahkan keinginan dia menjelaskan lewat surat sudah tak perlu lagi. Prabowo lebih menghargai uang ketimbang perjuangan. Jendral kardus." tulis Andi Arief melalui akun twitternya @AndiArief__

Isu Jenderal Kardus akhirnya mereda. Demokrat akhirnya bergabung dalam koalisi Prabowo-Sandi. Bahkan saat pendaftaran capres-cawapres, Demokrat hadir dan diwakili oleh Komandan Satuan Agus Harimurti Yudhoyono ( AHY) dan Ketua Fraksi Partai Demokrat Edhie Baskoro Yudhoyono ( Ibas) ikut mendampingi pasangan Prabowo Subianto-Sandiaga Uno saat mendaftar sebagai capres- cawapres ke Komisi Pemilihan Umum ( KPU) pada 10 Agustus 2018.

Diisukan Demokrat Jarang Hadir dalam Rapat Koalisi

Setelah memutuskan bergabung dalam koalisi Prabowo, hubungan Demokrat dengan partai koalisi Prabowo masih jadi sorotan. Muncul isu Demokrat setengah hati. Bahkan meragukan komitmen Demokrat untuk mendukung Prabowo.

Dalam rapat-rapat partai koalisi, Ketum Partai Demokrat SBY tidak hadir. Saat itu pertemuan berlangsung di kediaman Prabowo, Jakarta Selatan 7 September 2018. Prabowo memberikan alasan kenapa SBY tidak hadir dalam pertemuan tersebut.

"Kebetulan mereka (Demokrat) ada rapat juga yang waktunya tepat sama kayak kita," kata Prabowo menjelaskan ketidakhadiran SBY.

SBY Usulkan Prabowo Pidato Kebangsaan

Beberapa kesempatan Demokrat menunjukkan keharmonisan dengan Prabowo. Ini ditunjukkan langsung oleh SBY yang mengusulkan Prabowo Subianto agar menggelar pidato kebangsaan yang digelar di Jakarta Convention Center (JCC), Jakarta Selatan, 14 Januari 2019 lalu.

"Betul (SBY) beliau memberikan ide-ide dan strategi yang besar, termasuk masalah itu (pidato kebangsaan)," kata Wakil Ketua Badan Pemenangan Nasional (BPN) Prabowo-Sandiaga, Priyo Budi Santoso.

Susilo Bambang Yudhoyono, bersama Ketua Majelis Syura Partai Keadilan Sejahtera ( PKS) Salim Segaf Al-Jufry dan Presiden PKS Mohammad Sohibul Iman dan tokoh pendukung Prabowo hadir langsung untuk mendengarkan pidato kebangsaan Prabowo.

"Yang saya hormati, senior saya, mentor saya, presiden ke-6 RI, Jenderal TNI Susilo Bambang Yudhoyono," kata Prabowo membuka pidatonya disambut tepuk tangan kadernya.

AHY Hadiri Kampanye Akbar Prabowo di Jabar

Komitmen Demokrat dalam memenangkan Prabowo kembali diragukan saat masa kampanye. Sebab Ketum Demokrat SBY lebih fokus Pileg dibandingkan Pilpres untuk memenangkan Prabowo.

Namun hal itu terbantahkan. SBY menjanjikan akan turun gunung mendekati hari pencoblosan yang dilaksanakan pada 17 April 2019 lalu. Namun karena harus menemani sang istri Ani Yudhoyono yang sedang menjalankan perawatan di Singapura, SBY batal melakukan kampanye.

Sebagai penggantinya, Demokrat mengirim AHY untuk fokus kampanye menangkan Prabowo. AHY hadir dalam kampanye akbar Prabowo di Bandung Jawa Barat, pada 28 Maret 2019.

"Saya AHY, mewakili Partai Demokrat yang jadi koalisi pengusung Prabowo-Sandi di pilpres ini. Kami dukung penuh Prabowo-Sandi untuk jadi Presiden di lima tahun mendatang," kata AHY di hadapan para pendukung di Lapangan Sidolig, Kota Bandung, Jawa Barat, Kamis (28/3).

Sinyal Demokrat Tinggalkan Prabowo

Usai Pemilu 2019, peta politik dalam koalisi Prabowo-Sandi ada sinyal-sinyal perubahan. Isu Demokrat akan meninggalkan koalisi Prabowo Subianto- Sandiaga Uno kembali santer terdengar setelah adanya pertemuan Ketua Kogasma Partai Demokrat Agus Harimurti Yudhoyono (AHY) dengan Presiden Jokowi pada Kamis (2/5) lalu di Istana Kepresidenan.

Padahal, menurut AHY, pertemuan dengan Jokowi merupakan silaturahmi. Agus mengaku membahas sejumlah hal dengan Jokowi salah satunya semangat mewujudkan Indonesia yang lebih baik.

Istilah Setan Gundul

Pekan ini heboh lagi. Hubungan Demokrat dengan partai koalisi Prabowo-Sandiaga khususnya dengan Gerindra menghangat. Penyebabnya setelah politikus Demokrat Andi Arief menyebutkan istilah 'setan gundul' di tengah koalisi Prabowo.

"Jika Pak Prabowo lebih memilih mensubordinasikan koalisi dengan kelompok 'setan gundul', Partai Demokrat akan memilih jalan sendiri yang tidak khianati rakyat," kicau Andi dalam akun twitternya @AndiArief__, Senin (6/5).

Sementara itu, Wakil Ketua Umum Gerindra Arief Poyuono menilai Demokrat hanya setengah hati berada di koalisi. Padahal sudah banyak dapat keuntungan sejak bergabung ke koalisi Prabowo. "Yang pasti kita koalisi sama PKS, PAN, Berkarya dan setengah hati dengan Partai Demokrat, yang cuma nanggok untung saja," jelas Arief Poyuono.

Demokrat Tidak Akan Tinggalkan Prabowo

Isu Demokrat akan berpaling dari koalisi Prabowo-Sandiaga dibantah oleh Wakil Sekretaris Jenderal Partai Demokrat Rachland Nashidik. Ia menegaskan partainya masih menjadi bagian dari koalisi Prabowo.

"Partai Demokrat adalah bagian dari koalisi Prabowo-Sandi. Kami dikenal sebagai anggota koalisi yang kritis, bukan oportunis. Kami tidak meninggalkan kawan yang sedang mengalami kesulitan," kata Rachland.

(mdk/has)
ATAU
Geser ke atas Berita Selanjutnya

Cobain For You Page (FYP) Yang kamu suka ada di sini,
lihat isinya

Buka FYP
Demokrat Hampir 10 Tahun jadi Oposisi, Kritik AHY: Pembangunan di Indonesia Belum Merata

Demokrat Hampir 10 Tahun jadi Oposisi, Kritik AHY: Pembangunan di Indonesia Belum Merata

AHY menegaskan ingin fokus memenangkan Partai Demokrat dan Prabowo Subianto-Gibran Rakabuming Raka di Pemilu 2024.

Baca Selengkapnya
Sandiaga Uno Bertemu Prabowo, Gerindra Sebut Sinyal Rekonsiliasi

Sandiaga Uno Bertemu Prabowo, Gerindra Sebut Sinyal Rekonsiliasi

Pertemuan Sandiaga Uno dengan Prabowo tak bisa dilepas dari gestur politik.

Baca Selengkapnya
Prabowo Ajak NasDem Gabung, Surya Paloh: Lihat Perkembangan ke Depan, 50-50 Ya

Prabowo Ajak NasDem Gabung, Surya Paloh: Lihat Perkembangan ke Depan, 50-50 Ya

Paloh bakal melihat perkembangan kedepan apakah akan bergabung dengan Koalisi Indonesia Maju.

Baca Selengkapnya
Kamu sudah membaca beberapa halaman,Berikut rekomendasi
video untuk kamu.
SWIPE UP
Untuk melanjutkan membaca.
Usai Lihat Gibran Debat, Prabowo Klaim Rakyat Ingin Pemilu Secepatnya Supaya Keputusan Jelas

Usai Lihat Gibran Debat, Prabowo Klaim Rakyat Ingin Pemilu Secepatnya Supaya Keputusan Jelas

Prabowo Subianto menyebut masyarakat tak sabar untuk segera memilih pemimpin usai lihat Gibran debat Cawapres.

Baca Selengkapnya
Prabowo: Saya Sudah Buktikan Komitmen pada Demokrasi, Dulu Dituduh Kudeta Tapi Tidak Dilakukan

Prabowo: Saya Sudah Buktikan Komitmen pada Demokrasi, Dulu Dituduh Kudeta Tapi Tidak Dilakukan

Prabowo Subianto mengaku berkomitmen dengan sistem demokrasi.

Baca Selengkapnya
Reaksi Santai Anies Soal Prabowo Diberi Jokowi Pangkat Jenderal Kehormatan

Reaksi Santai Anies Soal Prabowo Diberi Jokowi Pangkat Jenderal Kehormatan

Pemberian pangkat jenderal kehormatan itu menuai pro dan kontra.

Baca Selengkapnya
AHY: Demokrat Tak Menuntut Jatah Menteri, Prabowo Pemimpin yang Punya Komitmen

AHY: Demokrat Tak Menuntut Jatah Menteri, Prabowo Pemimpin yang Punya Komitmen

AHY memastikan Partai Demokrat siap membantu menuntaskan janji-janji kampanye pasangan calon nomor urut 2 itu di pemerintahan nanti.

Baca Selengkapnya
Turun Gunung Kampanyekan Prabowo di Malang, SBY: Beliau Sahabat Saya, Putra Terbaik Bangsa

Turun Gunung Kampanyekan Prabowo di Malang, SBY: Beliau Sahabat Saya, Putra Terbaik Bangsa

SBY juga mengajak masyarakat mencoblos Partai Demokrat. Sebab menurutnya, Demokrat adalah partai yang selama ini selalu berpihak dan memperjuangkan hak rakyat.

Baca Selengkapnya
Prabowo Ajak untuk Mengakui Keberhasilan Bangsa Sendiri: Jangan Cari dan Ungkit Hal Negatif

Prabowo Ajak untuk Mengakui Keberhasilan Bangsa Sendiri: Jangan Cari dan Ungkit Hal Negatif

Prabowo menuturkan, Indonesia dalam keadaan yang sangat memungkinkan untuk bangkit menjadi negara hebat.

Baca Selengkapnya